NovelToon NovelToon
Once Again

Once Again

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:711
Nilai: 5
Nama Author: Mesta Suntana

Tampan, kaya, pintar, karismatik mendarah daging pada diri Lumi. Kehidupan Lumi begitu sempurna yang membuat orang-orang iri pada kehidupannya.

Hingga suatu hari Lumi mengalami kecelakaan yang membuat hidupnya berada ditengah garis sial atau beruntung?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mesta Suntana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12 - Tentangnya

Meja panjang berbentuk lengkungan berderet rapih dan sekat untuk keluar dan sekat besar di tengah-tengah. Terlihat seperti setengah lingkaran namun bagian tengah di hilangkan. Tempat duduk pada ruangan itu di buat berundak seperti tangga. Agar semua mahasiswa bisa melihat dosennya mengajar.

Lana memilih duduk paling pojok. Dia merasa pikirannya tidak akan fokus dalam pelajaran. Dan benar saja, Lana tidak terlalu memperhatikan. Pikiran Lana sedang ada di tempat lain.

" Bagaimana ini, aku harus dapat sesuatu? " Lana menjatuhkan kepalanya pada meja.

Setelah menjalankan tugasnya, walaupun sedikit menjengkelkan. Lana segera bergegas pergi untuk kelasnya. Tas Lana sudah simpan di pos penjaga pagi sekali. Jadi Lana hanya tinggal mengambilnya saat pergi. Lana teringat senyum cerah Tuanya tadi pagi sangatlah menjengkelkan. Senyum cerah itu, hanya cerah di luar namun di dalamnya begitu menyesatkan. Senyum puas yang meremehkan serta......

Tangan Lana mulai terkepal. Raut jengkel bercampur marah teraplikasi pada wajah Lana. Bibir Lana berkedut. Dia tidak bisa berkata-kata lagi. Lana jengah Dia merasa senyum itu seperti, menang dalam sebuah permainan. Lana merasa Tuannya itu sedang mempermainkannya.

" Kekanak-kanakan sekali. " Gumam Lana.

Lana kembali bangkit, Dia mulai termangu melihat luka di lengannya. Lana tersenyum masam melihatnya.

" Kita akhiri sampai di sini. " Dosen meninggalkan kelas begitu pula yang lain.

Lana masih termangu.

" Haruskah aku resign saja " Hembusan nafas kasar keluar begitu saja, Lana segera merapihkan barang - barangnya.

Saat Lana bangkit, Dia sudah melihat Nuca di ambang pintu dan melambaikan tangannya. Senyum itu terlihat begitu cerah menyambut Lana.

" Akh itu yang dimaksud cerah yang sebenarnya. " Gumam Lana sembari menghampiri Nuca.

" Bagaimana pekerjaan mu? Apakah lancar? " Mereka berjalan keluar dengan Nuca yang merangkul pundak Lana.

" Yah, biasa saja. Baru hari pertama. " Lesu Lana.

" Oh iya, aku akan mentraktir mu makan hari ini karena kau sudah mau membantuku. " Sambung Lana.

Nuca tersenyum sambil menunjukkan kebolehan Dia bergaya. Wajah percaya diri dan kilau bertaburan di sekitarnya.

" Tentu saja, look my OOTD ! " Hempas rambut Nuca.

Menganggapi hal itu Lana hanya tertawa ringan. Dia tidak bisa berkata-kata lebih banyak. Pada dasarnya apa yang di katakan Nuca itu benar. Dia memang fashionable. Lana meras bersyukur Dia memiliki sahabat yang senang di bidang seperti itu. Pasalnya Lana sedikit bingung karena tidak tahu akan hal seperti itu.

Bu Sri memberitahu bahwa Lumi memiliki seleranya tersendiri. Terkadang Bu Sri pun sedikit kebingungan dengan apa yang ingin Lumi kenakan. Saat itu juga Lana menghubungi Nuca untuk membantunya memilih baju mana yang cocok untuk Tuannya. Nuca dengan senang hati membantu Lana.

Percakapan seperti Lumi secara fisik seperti apa dan apa yang Dia suka, serta pakaian yang sering di pakai Lumi seperti apa. Membuat Lana harus mewawancarai semua pelayan dan Bu Sri. Dalam semalam Lana mempelajari apa yang Lumi sukai. Rasanya otak begitu berputar-putar, pembahasan fashion yang Nuca berikan cukup membantu. Tapi Lana terkadang sedikit bingung dan kurang percaya diri. Akhirnya Nuca menyuruh Lana untuk memfotokan pakaian Lumi dan aksesoris serta koleksi dasinya.

Saat di beri tahu Bu Sri ruang pakaian Lumi terhubung dengan kamarnya, Dia tidak memberitahu lebih lanjut bahwa pakaian Lumi begitu banyak seperti toko baju di mata Lana. Nuca yang melihat foto itu ikut terkejut melihat kemewahan yang begitu berkilau. Nuca merasa ruangan itu kalah besar dengan yang Dia miliki. Nuca sahabatku memanglah terkenal kaya, aku sering ke rumah Nuca dan rumahnya juga mewah. Tapi melihat rumah Lumi, itu jauh lebih dari kata mewah.

Setelah beberapa perbincangan yang lama. Akhirnya Lana menetapkan pilihan pada setelan jas hitam dengan kemeja putih yang di balut vest berwarna hitam. Dasi yang Lana pilih berwarna biru tua yang mengkilap. Lana bisa membayangkan betapa keren jika Lumi yang mengenakannya. Dasi ini akan terlihat menonjol, namun tetap pantas dikenakan. Wajah Lana sedikit memerah, Dia mencoba menenangkan dirinya. Sungguh tidak pantas rasanya Lana memikirkan Tuannya seperti itu.

Saat Lana selesai memilih. Lana tidak kembali ke tempat tidur, Dia tidak bisa tidur dan berakhir di di luar rumah. Lana kini duduk di kursi taman. Taman yang Luna pihak Di bagian samping tepatnya bersampingan denga jendela kamar Lumi. Sambil menghirup udara malam hari, Lana mulai menatap jendela kamar Lumi. Dia termangu sangat lama sampai akhirnya Dia tertidur.

1
Robitasari
hai kak, mampir di karya aku juga dong, kita saling support🫠
Metana: Ayo kita saling mendukung, semangat
total 1 replies
Sugandi Abah
Bagus,aku suka penggambarannya
minsook123
Penggambaran luar biasa.
Beerus 🎉
Sayang banget udah selesai. 😢
ʀɪᴢᴀʟ Wibu
Seru banget, aku nggak sabar nunggu chapter berikutnya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!