Aruna Azkiana Amabell perempuan berusia dua puluh lima tahun mengungkapkan perasaannya pada rekan kerjanya dan berakhir penolakan.
Arshaka Zaidan Pradipta berusian dua puluh enam tahun adalah rekan kerja yang menolak pernyataan cinta Aruna, tanpa di sangka Arshaka adalah calon penerus perusahaan yang menyamar menjadi karyawan divisi keuangan.
Naura Hanafi yang tak lain mama Arshaka jengah dengan putranya yang selalu membatalkan pertunangan. Naura melancarkan aksinya begitu tahu ada seorang perempuan bernama Aruna menyatakan cinta pada putra sulungnya. Tanpa Naura sangka Aruna adalah putri dari sahabat dekatnya yang sudah meninggal.
Bagaimana cara Naura membuat Arshaka bersedia menikah dengan Aruna?
Bagaimana pula Arshaka akan meredam amarah mamanya, saat tahu dia menurunkan menantu kesayangannya di jalan beberapa jam setelah akad & berakhir menghilang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Anfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 3. Tim delta 1
Aruna kembali sudah berganti dengan baju yang lebih casual, hodie berwarna merah muda dengan hijab berwarna putih dengan rok denim skirt dan sneakers putih membuat gadis itu terlihat mempesona.
“Duduk di sana Kia,” sebuah kursi kosong tepat di samping Shaka.
Aruna mengerutkan dahi, dia sebenarnya malas. Tapi tidak ada lagi kursi kosong kecuali di samping Shaka, kursinya tadi sudah di tempati oleh Lin.
Dengan berat hati Aruna menyambar leptop yang ada di bawa Lin, dia duduk di samping Shaka.
Aruna menghela napas panjang. “Fokus Kia. Demi bakso mang udin, please jangan baper” batin Aruna.
Aruna membuka leptopnya, sesekali mengibaskan tangannya. Shaka dapat melihat betapa merahnya punggung tangan gadis itu, pasti akan menimbulkan bekas luka melepuh jika tidak segera di obati.
Sikap Aruna saat ini sangat dingin dan cuek, membuat Shaka sedikit heran. “Bukannya dia ratunya tersenyum? Kenapa hari ini dia seperti kulkas,” batin Shaka yang memperhatikan Aruna dari samping kanannya.
Tangan Aruna bergerak lincah, dia sangat gesit berusaha melumpuhkan malware yang dikirim pesaingnya.
“Gawat mereka mulai masuk ke divisi perencana,” ucap Aldo salah satu tim delta 1.
“Minta ijin untuk membekukan sistem divisi perencana dan marketing untuk sementara waktu,” ucap Rika.
Aruna dengan jari-jarinya mencoba masuk kedalam sistem keamanan pihak lawan, Shaka tak melepaskan pandangannya dari jari-jari dan layar leptop Aruna.
“Mbak Rika, Lin masuk bantu aku menyerang. Aldo, Ghea bekukan sistem divisi perencanaan dan marketing. Shandy dalam hitungan ke tiga lumpuhkan malware lawan, kita serang balik lumpuhkan sistem mereka sesaat.
Dalam hitungan ke tiga, suara jari jemari diatas papan ketik bagai musik yang memecah keheningan yang ada di dalam ruang meeting tersebut.
Aruna mengeluarkan senyum seringainya, Shaka melihat sosok Aruna yang berbeda dari yang dia tahu selama enam bulan berada dalam divisi keuangan.
“Binggo,” ucap Aruna dan semua tim delta 1 tersenyum. Begitu pula dengan Imelda sebagai atasan mereka.
“Laporan divisi keuangan bisa dimulai lima menit lagi,” ucap Imelda.
Tanpa ba bi bu, tim delta langsung menutup semua leptop mereka. Kecuali Aruna dan Rika, mereka semua kembali ke ruangan divisi keuangan untuk melanjutkan pekerjaan utama mereka.
Aruna dan Rika melakukan presentasi secara bergantian, jika Rika memperlihatkan laporan keuangan selama setahun lengkap dengan pengajuan dan realisasi. Maka Aruna menjelaskan secara rinci pengajuan biaya dari semua divisi yang ada di perusahaan tersebut.
Danu kembali bergabung di tengah Rika sedang melakukan presentasi.
“Informasi apa yang kamu dapat, Danu?”
“Tim delta 1 adalah tim besutan aunty anda tuan,”
“Maksudmu aunty Imel kepala divisi keuangan?”
“Betul tuan, aunty anda sendiri yang melakukan seleksi pada mereka. Tim delta tidak hanya paham tentang divisi keuangan, tapi mereka juga ahli IT. Lebih tepatnya tim delta 1 adalah staff keuangan sekaligus security cyber rahasia divisi keuangan Pradipta Company,”
“Apalagi yang kamu dapat?”
“Nyonya Imel sengaja membentuk mereka karena sistem perusahaan kita pernah diretas dan dia menyakini ada campur tangan orang dalam. Karena itu dia tidak pernah memberikan akses pada tim IT perusahaan, nona Rika adalah ketua tim delta 1. Sedangkan-.”
“Sedangkan apa?”
“Nona Aruna adalah komando security cyber tim delta 1,” Danu memperhatikan sebentar reaksi atasannya tersebut. Dia penasaran bagaimana ekspresi Shaka jika tahu perempuan yang cintanya dia tolak ternyata bukan perempuan sembarangan.
“Jadi dia salah satu staff penting aunty Imel,” batin Shaka.
Presentasi berjalan lancar, hingga selesai Aruna bahkan masih duduk di samping Shaka. Meskipun dia diam tak bergeming, tapi jantungnya serasa melompat-lompat.
Dia kembali ke kursinya setelah selesai presentasi, niatnya mengambil barangnya yang ada di meja untuk pindah kembali duduk di samping Rika.
“Mau kemana kamu? Tetap di sini atau kamu akan malu seperti malam itu,” Shaka mecekal lengan Aruna yang hendak pindah tempat.
Susah payah dia berusaha membenci dan move on dari atasannya tersebut, hari ini sialnya dia malah duduk di samping Shaka. Lebih parahnya dia tidak bisa pindah karena Shaka mengancamnya, Aruna akhirnya kembali duduk tanpa bicara atau menatap pria itu.
“Demi es cincau mang Iyus. Please kamu tidak boleh goya Kia, ingat dia menolakmu dan mempermalukanmu” lagi-lagi Aruna bermonolog dalam hati. Mana bawa es cincau segala, harap maklum ya gaes. Aruna kalau lagi sedih suka jajannya banyak, jadi semua penjual di sebut satu-satu 🤭
Meeting selesai jam lima sore, begitu meeting di tutup Aruna langsung ngibrit kabur begitu saja tanpa permisi pada Shaka.
Shaka dibuat geram karenanya, bukankah dua minggu lalu Aruna yang menyatakan cinta padanya. Tapi hari ini gadis itu sangat cuek dan seolah tidak mengenal dirinya, saat yang lain permisi padanya. Aruna justru secepat kilat pergi dari hadapannya.
“Woi gadis bege, mau kemana?” teriak Rika santai padahal di sana masih ada Shaka dan yang lain.
“Pulang. Takut kena sawan kalau lama-lama duduk di sebelahnya,” jawab Aruna sambil berlari.
“Sial. Beraninya dia,” umpat Shaka dalam hati.
Bu Imel dan Rika serta Danu tak kuasa menahan tawa mendengar ucapan Aruna, karena mereka tahu persis yang di maksud Aruna adalah Shaka. Imel diam-diam memperhatikan ekspresi kesal keponakannya tersebut.
“Aku dukung kamu Ra. Buat Shaka mau menikah dengan Kia,” lirih Imel sambil berlalu meninggalkan ruang meeting.
Selesai meeting Aruna bergegas merapikan semua mejanya, karena sudah jam lima sore. Dia bergegas segera pulang ke kos agar sampai sebelum magrib tiba, dia berlari menuju lift.
Tak lupa seperti biasa dia menggunakan earphone menempelpada hijabnya, semenjak dua minggu lalu dia gunakan. Karena tidak ingin mendengar bisik-bisik tentang dirinya yang tengah menjadi bahan pembicaraan.
“Diantara beberap lift kantor kenapa dia harus naik lift ini sih,” gerutunya dalam hati saat Aruna melihat Shaka dan Danu asistennya juga masuk menggunakan lift yang sama.
Aruna membungkuk sebagai tanda menyapa, kemudian dia memilih memejamkan matanya menikmati alunan musik dari pada harus melihat pria sedingin es yang berdiri di sampingnya.
Shaka juga tidak bergeming, dengan wajah datar dan dingin. Suasana lift menjadi canggung, namun sesekali Shaka melihat kearah punggung tangan kiri Aruna yang terlihat masih merah dan melepuh.
Sampai beberapa karyawan masuk menggunakan lift yang sama dengan mereka, beberapa perempuan tampak bergosip membicarakan Aruna yang dengan berani menyatakan cinta pada anak CEO mereka.
Tanpa mereka sadari anak CEO yang mereka bicarakan berdiri di belakang tubuh Danu yang besar dan sedikit lebih tinggi dari Shaka.
“Ehem,” Danu berdehem dan seketika mereka terkejut saat tahu anak CEO yang mereka bicarakan ada dalam lift bersama mereka. Semua langsung hening dan menunduk.
“Jadi ini alsan dia menggunakan earphone,” ucapnya dalam hati.
Begitu pintu lift terbuka, dengan gesit Aruna langsung keluar begitu saja. Seolah tidak kesulitan berlari padahal dia menggunakan rok denim skirt nya, ojek online yang dia pesan sudah menunggu di lobby perusahaan.
sia nnti aku mmpir
terima ksh sll mendukung