Selamat datang di novel ku
menerima kritik dan saran
feedback & folback bisa folow instagram juga ;@namjoneya_0594
Pernikahan biasanya didasari oleh cinta namun tidak dengan Hira dan Axell/Gus Mahen. Keduanya menikah karena sebuah insiden naas menimpa calon istri Axell dan Hira berada diTKP.
Hira sebagai pengantin penganti namun setelah menikah kehidupannya penuh dengan teror, hingga membuat nya sempat mengalami gangguan kecemasan. Hingga suatu tragedi membuat nya tak bisa sadar dalam waktu lama , Sedangkan Axell tanpa sadar menyayangi istri dengan berlindung dibalik kata “Aku akan bertanggung jawab menjadi seorang suami”.
Keduanya tetap harus mencari tau siapa pelaku peneror dan pembunuhan misterius.
Dan akankah mereka menemukan pelakunya? Akan kah cinta mereka menjadi kekuatan untuk melawan segala lika-liku kehidupan atau justru malah salah satu dari mereka berhasil dibunuh lagi? .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tini Timmy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13
“Apakah tidak ada cara lain, selain itu Tuan?”
“Yang lain? punya hak apa kamu mengatur saya, jika kamu tidak mau di penjara. Saya akan kirim kamu ke luar negeri beserta kedua orang tuamu , itu pun jika kamu mau kalau tidak ya kamu akan mendekam disini !”
Seli menghapus air mata nya , sedangkan nafasnya sudah sesegukan. Ia mencoba memantapkan hati , apapun keputusan nya itu lah yang terbaik.
“Kamu tidak perlu khawatir mengenai biaya, saya akan menanggung semua dari kamu berangkat hingga bekal untuk hidup disana.” Tutur Axell tiba-tiba.
Ada kelegaan dihati Seli, setidaknya ia masih ada secerca harapan untuk kembali hidup dengan baik tanpa bayang-bayang orang yang ingin membuat nya jatuh.
“Baiklah saya Terima tawaran anda, Terima kasih Tuan atas kemurahan hati nya dan mau mendengar kan saya. Saya yakin Tuan orang yang baik dan semoga pelaku sesungguhnya segera ditemukan.”
“Iya, ingat kamu tidak boleh muncul di kehidupan saya ataupun istri saya. Sebelum semuanya terungkap dan siapa pelakunya!”
“Baik Tuan, saya juga meminta agar Tuan dan nona Hira berhati-hati lah dengan dokter Mela. Entah Tuan mau percaya atau tidak , itu terserah anda. Saya punya memori card ini semoga bisa membantu, ini juga sebagai jaminan jika informasi daya benar bukan khayalan belaka.”
Seli mengulur kan memori card tersebut ke hadapan Axell. Sejenak ia melirik dan memperhatikan memori card tersebut.
“Why?”
Seli tersenyum tipis, “Ada beberapa bukti rekaman percakapan antara dokter Mela dengan seseorang, saya tidak tau pasti siapa orang itu. Tetapi saya percaya Tuan bisa mencari nya.”
“Baiklah saya akan mencari tau, Terima kasih tapi ingat jika ini sampai palsu saya tidak akan mentoleransi dalam bentuk apapun!”
Seli menganggukan kepala ia paham jika berani memberi bukti tentu harus jelas dan rinci. Sedangkan orang seperti Axell tak mungkin salah menangkap .
Setelah menandatangani surat perjanjian serta selesai bernegosiasi ,Axell beranjak dari tempat duduknya lalu keluar sedangkan Dirga dengan cekatan mengambil map tersebut lalu mengikuti Axell dari belakang.
Saat tiba di depan pintu masuk yang terlihat senggang . “Periksa ini untukku!” Mengulurkan memory card.
“Baik Tuan, oh ya saya sudah membuat janji dengan dokter Mela dan bersedia ketemu di jam 12 siang.”
Axell melirik jam tangan hitam di tangan kirinya yang menunjukan pukul 11.45.
“Dimana?”
“Di cafe Venesia Tuan dan dia sudah menunggu sedari tadi, jarak dari sini sekitar 10 menit.”
“Oke mari kita kesana!”
Dirga menganggukan kepala lalu membuka kan pintu mobil untuk Axell setelah itu baru ia masuk ke dalam mobil. Dirga langsung memasang memory card ,memang benar ada suara dia orang yang sedang berbincang dengan serius .
Mobil nya mulai berjalan meninggalkan lapas.
“Tuan suara ini seperti milik Delin?”
Axell terdiam kala Dirga menyebut nama Delin.
“Jika itu dia, untuk apa melakukan semua ini, apakah gaji yang saya kasih kurang atau ada hal lain lagi!”
“Seperti nya hal lain, saya akan cek ulang lagi takut nya kita salah menduga orang. Jari jemarinya menari dengan cepat di atas keyboard, pasangan mata Axell ke kanan dan kekiri dengan cepat.
Hingga mereka berhenti di depan cafe Venesia, Dirga menyudahi info tersebut lalu turun dan kembali membawa beberapa dokumen .
“Ada di ruang VVIP 1 Tuan.” Ujar Dirga lalu ikut turun bersama Axell.
Axell berjalan diden Dirga, seperti biasa dengan gaya jalan santai namun aura nya tidak bisa membohongi jika ia sosok yang bijak, cerdas, jeli, dingin dan kejam.
Keduanya menyusuri ruangan cafe yang terlihat sepi karena berada di area ruang VIP.
Axell memperhatikan sekeliling takut nya ada sesuatu yang janggal, karena sedari tadi hati nya terasa tidak tenang.
“Silahkan Tuan.” Kata Dirga setelah berhasil membuka pintu ruangan. Axell menganggukan kepala lalu masuk kedalam, dengan wajah dingin nya ia duduk bersebrangan dengan Mela.
Berbeda dengan Mela , raut wajah nya tampak begitu sumringah menyambut kehadiran Axell, sedangkan yang disambut hanya diam dan menatapnya dengan tajam . Mela juga tak luput dari tatapan tajam Dirga yang berdiri di belakang tempat duduk Axell.
Dirga meletakkan laptop dan amplop coklat di samping tangan kanan Axell, “Silahkan Tuan” Lalu ia mundur kebelakang lagi.
Axell meraih amplop coklat dan langsung membukanya, di dalam amplop berisi foto dia saat menukar obat, sampel obat asli dan obat palsu yang komposisi nya jauh berbeda bahkan kegunaan nya berbanding terbalik dengan yang asli.
“Axell mari kita makan terlebih dahulu, simpan saja amplopnya.”Tuturnya memecah keheningan dan kecanggungan antara mereka.
Namun tatapan tajam Axell membuat nya merasa takut , kedua Netra yang biasa terlihat teduh,dan dingin kini terlihat menyala seperti tatapan mata elang.
“Saya sedang tidak tertarik dengan basa basi Mela! Bisa kamu jelaskan ini semua! ” Menyodorkan beberapa lembar kertas bukti kejahatan Mela.
Senyuman yang merekah dibibir Mela sirna dalam sekejap mata, berganti dengan raut wajah panik dan bibir yang gemetar. “Tidak! Itu tidak benar!”
“Masih terus saja menyangkal kamu!”
“Itu bukan aku, pasti ini semua ulah Seli kan!”
“Beraninya kamu meninggikan suara di hadapan saya! dan beraninya kamu selalu menuduh orang lain! Dan selalu menyangkal semua bukti!”
Lalu Axell memutar rekaman audio dari laptop nya.
“Masih berani kamu menyangkal bukti yang saya bawa! Apa jabatan sebagai dokter pribadi serta ketua tim operasi masih tidak cukup untuk mu!”
Mela masih diam namun matanya mulai berkaca-kaca, “Iya itu semua masih kurang untuk ku tapi aku punya alasan! Puas kamu mendengar jawaban ku!”
Axell menganggukan kepala diiringi senyum smirk, “Lalu apa alasanmu!” Dengan suara dingin.
“Tidak bisakah kamu melihat ku? Aku sudah ada disamping mu sejak kita masih kuliah tapi kamu selalu menyebut ku teman, teman dan teman. Apa kamu tidak berfikir bagaimana perasaan ku padamu hah!”
Axell terdiam mencerna apa yang dimaksud Mela.
“Apa maksud mu?”
“Aku mencintaimu Kenzo Axellano Mahendra apa kamu tidak sadar akan hal itu?”
“Harusnya kamu tau, bukankah sejak awal saya hanya mencintai Ning Rea, bukan mencintai kamu. Lantas dengan kekuatan apa kamu seakan ingin memusnahkan wanita yang akan berada di dekat ku! Dan ingat sekarang wanita yang saya cintai adalah Hira!”
“Jelas! Aku punya kekuatan! Ayahku seorang Jaksa dan dia tidak akan pernah bisa menjebloskan anaknya ke penjara walaupun melakukan banyak kesalahan!”
Axell tersenyum miring lalu mengkodekan dengan dua jarinya agar seseorang masuk kedalam ruangan itu.
Kedua orang berseragam polisi itu kini telah berdiri dibelakang Mela tanpa sepengetahuan nya. “Berarti benar kamu menuduh Seli yang menukar obat itu? Saya mau lihat siapa yang berhasil melawan seorang Kenzo Axellano Mahendra! Sekalipun Ayahmu Jaksa itu tidak akan berpengaruh dengan ku!”