"aku nanti akan keluar dengan rahel.kamu jangan hubungi aku!."ucapan bara yang begitu santai sambil terus menatap Aira.
Aira hanya tersenyum kecut mendengar ucapan bara,sang pacar.
orang gila mana yang mau keluar sama cewek lain minta izin sama pacarnya sendiri..ya mereka pacaran tapi malah kelihatan kayak orang musuhan.entah apa yang terjadi dengan hubungan mereka
"gue pingin putus."kata Aira mantap.
bara hanya menatap Aira dengan tatapan yang sulit diartikan.dia mendekati Aira lalu tanpa Aira duga bara mencium dahi Aira cukup lama.
"aku gak akan lama.nanti aku akan telpon kamu."bara tak menanggapi ucapan Aira lalu pergi begitu saja meninggalkan Aira.
"brengsek."umpat Aira sambil terus menahan sesak di dadanya.
tanpa Aira sadari ada sepasang mata yang memperhatikan dia dari jauh.
haii gaes ini novel keduaku ya ..
novelku ini menceritakan cinta antara Aira,arbian dan bara.cinta-cinta ala anak sekolah gitu.dijamin lebih greget lagi
simak terus ya ceritanya.suwun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon s_m, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tujuh-pasar malam(satu)
“kita semua pernah salah langkah
pernah salah ambil keputusan
salah pernah merespon keadaan
mungkin karena kita belum paham
jangan pernah berhenti belajar
di setiap momennya”
(A problem is chance for you to the best)
Suasana pasar malam ini begitu ramai pengunjung.mungkin karena hari ini malam minggu.coba di hari-hari biasa gak yakin sih kalau bakal rame kayak gini.
"Mbak Aira temen sekelasnya mas arbi ya?."tanya Rere basa basi mulai membuka obrolan.
Aira berjalan disamping Rere sedangkan Aldo dan Arbian berjalan dibelakang mereka agak jauh sih.
"Iya."jawab Aira menganggukkan kepalanya, mengiyakan.tak lupa seulas senyum tipis ia lempar pada gadis remaja itu untuk mengurangi rasa canggung diantara mereka.
"Pasti kenal juga sama kak queen?."lan
Lagi-lagi hanya anggukan kecil Aira lakukan sebagai jawaban.
"Sebenarnya aku kurang setuju kalau mas arbi pacaran sama kak queen." celoteh Rere seolah tengah curhat dengan Aira.
Mendengar curhat colongan dari adik Arbi membuat keningnya berkerut. "Kenapa?."tanyanya memcoba mengimbangi.
Meski sebenarnya Aira juga gak berminat ingin tau dengan kisah cinta temen sekelasnya itu.
"Mbak Aira pasti tau lah kayak gimana posesifnya kak queen."
Kali ini Aira setuju dengan omongan Rere.karena memang sikap Queen udah masuk ke level over posesif.
"Aku tau sih mas Arbi ganteng banyak yang naksir... makanya mbak Queen posesif banget sama mas Arbi." jeda Rere menarik nafasnya sejenak. "tapi ya gak kayak gitu juga lah."lanjutnya, membanggakan kakaknya.
Aira tersenyum kecut mendengar perkataan Rere yang bilang "Arbi ganteng" kayak geli aja dengernya.
"Menurut mbak Aira,mas Arbi gimana?."todong Rere yang tiba-tiba membuat Aira bingung.
"Maksudnya.. gimana, apanya?."tanya Aira gak mudeng.
Rere terkekeh kecil. "Ya,dari sudut pandang mbak Aira soal mas Arbi?."ucapnya memperjelas.
"Ya gak gimana-gimana."jawab Aira,santai.
"Kok jawabnya gitu doang."ucap Rere sedikit kecewa.
"Lha terus gue harus jawab apa dong?."Aira mengusap tengkuknya,bingung sendiri.
Rere memelankan langkahnya,terus ia mencondongkan tubuhnya lebih mendekat ke Aira.
"Mau aku kasih rahasia gak mbak."bisiknya ditelinga Aira.
Kening Aira sedikit mengeryit.penasaran. "apa?."
"Dari gelagatnya sih mas Arbi suka sama Mbak Aira deh."
Bum!
Aira melebarkan matanya,terkejut mendengar penuturan adik dari Arbi ini.
"Husss..gak usah ngawur deh...kalo Queen tau malah jadi keseret guenya"rutuk Aira, matanya celingak-celinguk,takut kalau ada yang denger obrolan mereka.
"Ish...mbak Aira ini gak percaya banget deh..aku adeknya,aku tau sifat mas Arbi...ini aku bilangin ya mbak."ucapnya terjeda. "saat sama kak queen,mas Arbi ya terkesan sukanya tuh biasa aja..tapi tatapan mas Arbi tadi ke mbak Aira kerasa beda banget kayak so sweet aja gitu."cerocos gadis itu seolah ingin menyakinkan Aira .
Aira diam sejenak.kalau dipikir-pikir ada benernya juga omongan Rere.bukannya Aira ge'er tapi memang beberapa hari ini tatapan Arbi padanya agak lain dari biasanya.cuman lama-lama agak risih juga sih ditatap kayak gitu.
Tapi bukan berarti Arbi sedang tertarik padanya,kan?toh selama sekelas dengan Arbi tak ada interaksi berlebihan antara mereka berdua cuma ya itu tadi.Aira merasa ada yang beda dengan tatapan Arbi kepadanya.
"Gimana kalau kita bukti-in?."suara Rere menyadarkan lamunanan sesaatnya.
Gadis remaja itu membalikkan tubuhnya sedikit berlari menghampiri Arbi dan Aldo yang ada dibelakang.
Tingkah absurd Rere membuat Aira tercengang.padahal mereka baru ketemu dan kenal.tapi adek Arbi itu langsung welcome padanya.agak aneh juga sih.
Dari kejauhan Aira melihat interaksi kakak beradik itu.terlihat Rere berbisik ditelinga Arbi.lalu cowok itu melirik kearahnya.buru-buru Aira memalingkan wajahnya karena kepergok memperhatikan mereka.
"Tatapannya itu lho ..bikin orang salah paham "bisiknya,nyaris tak terdengar.
Tak berapa lama tampak Rere menyeret Aldo pergi menjauh dari Arbi membuat Aira berlari kearah mereka.
Saat Aira yang ingin mengejar Aldo, merasa ada yang mencekal lengannya.sontak Aira menoleh kesamping. "Apaan sih..gue mau ngejar adik gue."
"Mereka udah gede ..gak akan hilang."ucapnya laki-laki itu, enteng. "Lo ikut gue."lalu menyeret tangan Aira menuju ke permainan biang Lala yang ada di depan mereka
Aira terperanjat kaget dan ia sedikit memberontak memcoba melepaskan genggaman tangan kekar Arbi.kepala Aira celingak-celinguk,takut kalau ada orang-orang yang mereka kenal melihat adegan in
"Lepas!."sentak Aira,kesel.
Arbi tak menggubris, tangannya malah mendorong tubuh Aira naik biang Lala lalu disusul olehnya juga naik.
Aira melongo dibuatnya.ia menatap lekat laki-laki yang sudah duduk berhadapan dengannya dengan tenang dan nyaman.
"Lo kenapa sih?."tanya Aira dengan raut bingung.
Berbarengan dengan itu—perlahan biang Lala yang mereka tumpangi mulai bergerak.
SREEEK!
Tiba-tiba tangan Arbi meraih tangan Aira lalu ia letakkan di dadanya.
"Lo dengar ini?."bisik Arbi.
Dag....Dig...Dug..
Suara debaran jantung milik Arbi berdenyut di telapak tangan mungil Aira
Aira mengerjap-ngerjapkan matanya masih mencerna apa yang sedang terjadi.
"Setiap lihat Lo..jantung ini tak bisa gue kontrol,dan rasanya mau meledak."suara merendah laki-laki itu terdengar aneh ditelinga Aira.
".. dia butuh pawang untuk bisa mengontrolnya dan dia memilih elo."
Gubrak!
Hahahaha..
Aira tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Arbi yang menurutnya tak masuk akal.
"Lo nge-prank gue?."seloroh Aira tak percaya.
"Cih...ditembak malah dibilang nge-prank."desis Arbi menatap jengah ke gadis tak peka didepannya ini.
"Gue suka sama Lo Aira Maulida Khanza."tegasnya, lantang.
Deg !
"Plisss gak usah cosplay jadi cowok sweet didepan gue..gak pantes banget Anjir."seru Aira,tak suka mendengar pengakuan Arbi yang terkesan mendadak.
"....terus gue harus percaya gitu aja, ditembak sama pacar orang?."sindirnya,sinis.
Ya jelas aja Aira gak percaya lha wong yang nembak dia masih pacar orang.yang single aja belum tentu ia percaya lha ini cowok berpawang.apa jangan-jangan Arbi ini tipe cowok red flag ya..suka mainin cewek?
"Gue bukan Bara yang macarin Lo karena taruhan."
Deg!
Taruhan?
"Lo?."ucapnya, tertahan.
Berarti dugaan Aira benar.Arbi tau soal kejadian dia dicium Bara kemarin waktu ditoilet.dan Arbi tahu tentang hubungannya dengan Bara.
Bersambung...
kecelakaan pun senyap aja🤭