Alleta berusia 23th hidup penuh dendam dan mati dikarenakan dendam.
Usai melakukan misi balas dendamnya, ia pun meninggal usai tertembak oleh musuhnya sendiri.
Tetapi bukannya ke alam baka, ia malah hidup ditubuh anak remaja yang berusia 17tahun dengan nama yang mirip dengan namanya,
Parahnya tubuh yang ia masuki adalah penjahat sejati, anak yang suka mencaci maki dan durhaka kepada orang tuanya, membenci adiknya yang memiliki sindrom Savant. Bahkan pemilik tubuh ini juga memprovokasi teman-temannya untuk membully kakak kandungnya sendiri.
Mengejar salah satu pria tampan di sekolahnya bak manusia gila, Berbohong pada semua orang jika dirinya anak kaya raya padahal dia anak paling miskin di sekolahnya.!
Letta bukan orang baik, tapi dengan keadaan yang diperbuat pemilik tubuh ini membuatnya sadar jika ada manusia lebih jahat ketimbang dirinya.
'Pantas saja pemilik tubuh ini mati, benar-benar manusia sampah..! Jika aku Tuhan, aku tak akan membiarkan dia hidup di dunia ini."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Vuspita sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gengsi
Nato keluar kembali melihat letta tak ada, melirik makanan yang dibuka Nadia dan agung. “ Nato ayok makan.” Ujar Agung melihat Nato keluar tak menggunakan baju.
Nato membuang muka dan berdehem pelan.” ibuk bapak ngak masak?” tanyanya pelan.
Nadia dan Agung menggeleng.” Kami tadi nggak masak. Maaf yah nak soalnya baru pulang. kamu makan ini saja yuk., ibuk nggak akan kasih tau Letta kamu makan ini, yah kan bapak??” Tanya Nadia pada agung.
Agung mengangguk pelan.” iya Letta nggak akan tau. Ayok.” Ujar Agung merangkul anaknya. Nato pelan pelan mendekat dan mengembang senyumnya.
“ yaudah ayok, kamu pasti laper. Makananya wenak pol.” Ujar Nadia semangat. Nato hanya berdehem masih sokk col dan makan dengan tenang.
Letta melihat dari bilik pintu mencibir bawahnya.” Idih... sok iye banget nolak padahal mau juga tuh.” Gumam Letta meminum minumannya. Ia terkekeh pelan segera menidurkan dirinya di kasur miliknya.
Menaruh minuman di dekat meja, ia memandang kamar miliknya yang terasa sempit karena memang tidak sebanding dengan kamarnya yang dulu. Letta tersenyum lebar.,” akhh enak yah jadi diri sendiri.’ Gumamnya pelan dan memeluk bantal. Ia benar benar lelah sekaligus bahagia.
...----------------...
Hari ini hari minggu dan Letta kesiangan untuk bangun, saat keluar ia mengaruk rambutnya pelan memandangnya kamarnya lemah, menatap jam yang menunjukan angka enam pagi, dulu ia selalu bangun jam 3 pagi tak pernahh bisa bangun di bawa itu. tapi lihat sekarang. Luar biasa bedanya. Letta sampai lupa dirinya yang asli,
Letta memilih joging saja hari ini membuat ia segera bersiap siap untuk pergi,. Tak lupa ia menggunakan baju jogging dna mengucir rambutnya keseluruhan, sedangkan ayah dan ibunya sudah pergi kerja seperti biasa. Entah dimana Ntao atau Nemo letta tak juga tau,
Letta segera keluar dengan pakaian pas untuk jogging, memilih jogging dari rumahnya sampai ke taman tidak tau dari arah Bank depan rumahnya, di sana sekitar dua kilo ada taman untiuk ia jogging atau bahkan disediakan jalan untuk jogging di sekitaran sini.
Sembari jogging letta merasa dirinya masih kuat, bahkan masih sama dengan dulu, pola jogging santai sampai dua kilo meter ia baru sampai di taman dan mendudukan diri disalah satu tempat duduk.
Letta tidak lagi mau memaksakan diri seperti dulu lagi.
"Aduh. "
Letta melirik anak yang jatuh di depannya kaget, segera ia mendekati anak tersebut dan mengusap pelan lututnya.
” Ehhh kamu kenapa bisa jatuh?” Tanya Letta pelan mengusap kepala anak tersebut gugup. Letta tidak tau harus bagaimana dengan anak kecil.
Anak tersebut mendongak, menatap Letta polos, Aletta bahkan tertegun melihatnya, anak perempuan yang sangat cantik, mata bulat, rambut ikal yang dikucir dan pipi yang bulat. Ia tersenyum menatap letta. Letta seperti pernah melihat senyum sang anak..
” hehe tadi jatuh gara gara itu.” Ia menunjukan tali sepatunya yang lepas.
“ yaampun gara gara tali sepatu? Mangkanya lain kali lebih berhati hati yah.” jelas Letta mengusap pelan kaki sih anak yang berdarah.
“ ini sakit? Ayo sini hmm tante bantuin.”
“ kok tante? Kakak dong, kan kakak belum rua.” Ujarnya polos.
Letta mendengarnya berdehem. Iya yah dia kan disini usianya 17 tahun jadi masih muda. Duh duh dulu iya umurnya dua puluhan lebih dan harusnya 34 hehe. Letta lupa.
Letta membawa anak tersebutlah duduk di sebelahnya di dekatnya duduk tadi, “ kamu tunggu bentar, saya belikan obat.” Anak tersebut mengangguk menatap Letta menjauh menuju tempat belanja, sampai lima menit letta kembali dengan dua botol minuman dan juga obat.
Kembali duduk di dekat si anak, ia berdehem pelan segera membersihkan luka menggunakan air dingin, ia juga menaruh obat dan menaruh hansaplas pada luka sih anak.” Karena kamu tidak menangis kakak beliin es krim. Ini.” Letta memberikan es krim pada anak.
Anak tersebut tersenyum lebar mendengarnya, menerima es krimnya dna menatap letta binar.” makasih yah kakak. kakak baik sekali.” Ujarnya.
Letta terkekeh mengusap kepala sang anak kecil. Mungkin usianya baru 7tahun atau mungkin bisa dibawa itu, masih sangat mungil.” Dimana orang tua kamu?” Tanya Letta heran.
Sang anak menggeleng pelan.” tadi sih ada lari lari, tapi sekarang ntah dimana. Kakak namanya capa?” Tanya anaknya polos.
“ nama kakak Letta, kamu?” letta berdehem melirik sih anak.
“ aku namanya Talita..” ujarnya polos.
Letta mengangguk paham.” Cantik.” Gumam Letta.
“ Talita..!!” letta melirik anak laki laki yang usianya mungkin 12 tahun mendekati mereka cemas,
Talita menatap yang datang tersenyum lebar.” Kakak..!” teriaknya melambaikan tangan gempalnya lucu. Sang kakak segera mendekati talita dan menatap adiknya khawatir. Letta tau ini kakaknya sih Talita ini.
“ yaampun kami kenapa disini? Kenapa lari kamu tau nggak papa mama khawatir tauk.” Ujarnya mengusap kepala sang adiknya cemas.
” ini kenapa luka?” menatap tajam kaki Talita yang di handiplaskan oleh letta tadi..
Talita menggeleng.” Tadi Talita jatuh, terus kakak cantik bantuin Talita buat bersihin lukanya. Di kasih es krim lagi.,” talita menunjukan es krim ditangannya.
“ kamu lupa kata papa apa? Kalo ada yang kasih apa apa jangan mau, kalo kamu di culik gimana?” ia merampas es krim dari tangan adiknya tidak suka.
Talita yang dibentak merengek menatap kakaknya.” Tapi kakak Letta baik.” ujarnya kepada sang kakak,.
Letta melihat mereka yang ribut hanya diam saja. “ kakak balikin es krimnya.” Ujar Talita bergerak merebut es krim miliknya yang diberi Letta.
sang kakak mlirik letta dengan tatapan intimidasi, seakan-akan Letta adalah penculik anak!!!! Letta agak tersinggung dibuatnya. He Letta hanya membantu yah!!
“ Talita. Afgan.. yaampun kalian disini? Papa sama mama khawtair tauk. Yatuhan.” Pria yang berair wajah cemas dan khawatir menghampiri kedua anak yang sedang ribut di depannya tiba-tiba.
Letta berdehem agak kaget melihat sosok yang ia kenal sekarang ada di depannya menatap Talita dan kakaknya cemas.
Talita segera diambil oleh Diki, teman lamanya dulu, wah ternyata Diki sudah memiliki anak yah. Tapi Tunggu kok anaknya sudah ada yang besar begini???
“ papa lihat esklim punya Talita diberi kakak baik diambil kakak.” rengek Talita pada Diki memelas,
Diki menatap Afgan yang tak mau disalah.” Ini dikasih kakak yang tidak dikenal. Kata papa tidak boleh, kalo ada racunnya gimana?” Tanya Afgan pada aydiknya polos.
Adiknya merengek kepada ayahnya.” Kakaknya baik papa.” Ujarnya kembali.
Diki memandang Letta yang diperbuat kan tapi hanya diam dengan wajah datarnya. “ kamu yang kasih es krim dan bantu anak saya?” Tanya Diki penuh peringatan.
Letta mengerjab pelan dan mengangguk.” Gue lihat anak loe jatoh tadi, jadi gue takutnya dia nangis jadi gue kasih es krim.” Ujar Letta jujur. Diki mendengarnya berdehem pelan.
“Terimakasih.” Ujar Diki meredam suaranya mendengar Letta, Letta terlihat jujur dan tidak mengada-ngada.
Letta mengangguk dan tersneyum tipis melihat Diki, Diki artinya hidup dengan baik usai ia tinggalkan, memiliki keluarga yang lengkap dan utuh,. Punya anak anak yang lucu lucu. Letta tidak tau Afgan ini anaknya juga atau bagaimana tapi yang pasti talita anak cantik anak Diki.
“nama kamu siapa?” Tanya Diki kepada letta pelan.
Letta tersenyum tipis.” Letta.”
Diki memandang Letta kaget, sontak pandanganya yang tadi dingin menjadi kosong. Letta yah?
di sebelah nangis bombay
itu ibaratnya S2 nya kedokteran
apa letta meninggal lagi Masi metong lagi sieh pemeran utamnya