Seorang pria membangun perusahaannya dengan tujuan mengumpulkan kekayaan sebanyak mungkin. Namun, semakin banyak uang yang dimilikinya, semakin tinggi kesombongannya. Pada akhirnya, kesombongannya menjadi kehancurannya. Ia dijatuhkan oleh perusahaan lain dan kehilangan segalanya.
Namun. Ia bereinkarnasi ke dunia kultivasi sebagai seorang Summoner, dengan kemampuan memanggil makhluk-makhluk luar biasa. Di dunia baru ini, ia didampingi oleh seorang Dewi yang setia di sisinya.
Sekarang, dengan segala kekuatan dan kesempatan yang dimilikinya, apa yang akan menjadi tujuannya? Apakah ia akan kembali mengejar kekayaan, mencari kedamaian, atau menebus kesalahan dari kehidupan sebelumnya?
Up suka-suka Author!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chizella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pil Qing Tan
Qing Tan mengambil sebutir pil dari kantong penyimpanannya, lalu memasukkannya ke dalam mulutnya.
Dalam beberapa saat, pil itu telah meresap ke dalam tubuhnya. Energi dalam tubuhnya terlihat semakin ganas.
"Hahaha! Sungguh energi yang sangat kuat! Tidak kusangka pil yang diberikan ayah benar-benar manjur!" Qing Tan tertawa gembira, merasakan kekuatan yang meledak-ledak dari dalam tubuhnya. Ia merasa sangat percaya diri akan menang.
Dia melirik ke arahku, seolah-olah aku hanyalah seekor semut. Dengan senyuman cantik, dia menerkam dan menyerang ke arahku.
Boom!
Dua pukulan kami bertemu. Aku mengerahkan seluruh kekuatanku, tetapi tetap sedikit kalah dalam pertukaran pukulan. Aku terpukul mundur beberapa meter sebelum akhirnya berhasil menyeimbangkan diri.
"Tiba-tiba dia jadi sangat kuat..." pikirku, tidak percaya. Aku melihat ke arah tanganku yang masih bergetar akibat pertukaran pukulan tadi. Lenganku sedikit mati rasa.
Qing Tan menatapku, lalu kembali menyerang dengan kekuatan penuh.
Boom! Boom! Boom!
Rentetan pukulan saling bertabrakan, menciptakan ledakan energi qi yang menyebar ke area yang luas. Perlahan-lahan, aku mulai terdesak hingga hampir tidak mampu bertahan. Aku mencoba membuat sedikit jarak darinya.
'Jika bertarung tanpa senjata, perbedaan kekuatan kami sangatlah jauh. Dia bahkan menjadi sangat kuat karena pil itu...' pikirku. Namun, Qing Tan tidak memberiku waktu untuk berpikir. Ia terus menyerang tanpa henti.
Karena gelombang energi yang begitu kuat menyebar, banyak orang datang dan menonton dari kejauhan. Mereka berpikir bahwa aku dalam masalah besar karena telah menyinggung Nona Qing dari Sekte Naga Hitam.
Aku sama sekali tidak peduli dengan mereka. Setelah beberapa saat, aku mulai menemukan celah dalam kekuatannya, meskipun belum yakin sepenuhnya.
Seperti yang kuduga, jika seseorang ingin mendapatkan sesuatu dengan instan, pasti ada bayarannya, termasuk kekuatan. Qing Tan mulai memuntahkan beberapa teguk darah segar dari mulutnya. Serangannya pun menjadi lebih lemah dari sebelumnya. Namun, ia masih belum menyerah. Ia tampak sangat yakin akan menang dan tetap terlihat angkuh.
Dia kembali menyerangku. Kali ini, aku berhasil memukul balik tepat di dadanya.
Alisnya berkerut, menandakan rasa sakit yang menusuk di dadanya. "Kau! Beraninya kau! Wang Yun, aku tidak akan melepaskanmu!" teriaknya dengan penuh kemarahan.
Dengan gila, dia mencoba membalas seranganku. Namun, semua itu percuma. Serangannya yang sudah melemah bukan lagi ancaman bagiku. Aku bisa menangani serangannya dengan mudah dan bahkan mengambil kesempatan untuk menyerang balik dari waktu ke waktu.
Duak!
Pukulanku mendarat tepat di wajahnya. Serangan terakhir itu membuatnya terlempar ke belakang, dengan darah mengalir dari hidungnya.
"Main-mainnya sudah selesai. Waktunya untuk mengakhiri ini," ucapku dengan dingin.
Setelah Qing Tan bangkit kembali, aku menyerang kakinya, membuatnya terjatuh ke tanah. Sebelum tubuhnya menyentuh tanah, pukulan-pukulan bertubi-tubi menghantam tubuhnya.
Dug! Dug! Dug!
"Agghhh!!" Qing Tan berteriak kesakitan. Belasan pukulan mengenai tubuhnya hingga ia tak mampu lagi menahan kesadarannya dan akhirnya pingsan.
Huh... Huh... Huh...
Semua orang yang berada di sana terlihat tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka saksikan.
"Siapa orang itu sebenarnya? Bukan hanya menyinggung Sekte Naga Hitam, tapi juga berani memukuli Qing Tan, anak dari Tetua Li!" gumam salah satu penonton.
"Heh, dia hanya menang karena Nona Qing Tan melepas senjatanya. Kalau tidak, dia pasti sudah kalah dengan cepat," komentar yang lain.
"Dia pasti tidak akan lolos dari kejaran sekte karena sudah berani memukuli Nona Qing Tan," tambah yang lain.
Tanpa mendengarkan semua omongan itu, aku membawa Qing Tan yang sedang pingsan menggunakan Sayap Merah.
Belum, belum, siap-siap aja kulabrak bentar lagi