Dahulu Kala Sebuah Kerajaan Hebat Bernama Cahaya, Di Serang Oleh Raja Kegelapan Yang Bersekutu Dengan Iblis. Para Ksatria Cahaya Turun Atas Perintah Raja Cahaya Pertama, Namun Saat Mereka Terdesak Tiba Tiba Sebuah Cahaya Muncul Di Hadapan Mereka Dan Berubah Menjadi Sebuah Pedang Yang Kuat. Pedang Itu Di Namai Sebagai Pedang Pelindung
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon XenoNovel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyelidikan
Raja Kerajaan Petir pergi untuk mengecek kembali desa yang di serang kemarin malam, dia pun melihat bekas pertarungan tadi malam. "Apa sekuat itu para ksatria kegelapan? Sampai kerusakannya separah ini?"
Raja Petir pun meminta seluruh ksatria untuk mengecek kembali apakah ada penduduk yang selamat atau tidak. "Periksa dengan teliti, cari di bawa puing puing bangunan!"
Komandan pasukan pun datang dan menemui Raja Petir yang sedang menyuruh para ksatria mencari penduduk yang masih selamat.
"Apa sudah mendapatkan kemajuan Yang Mulia?" tanya Komandan
Raja Petir menghela nafas. "Masih belum, para ksatria yang kau kirimkan kemarin juga hilang tanpa jejak, lalu 2 bocah yang kau suruh untuk membantu mereka juga hampir saja mati malam itu." ucap Raja Petir
"Maafkan aku Yang Mulia, seharusnya aku yang turun tangan tadi malam." ujar Komandan
"Apa boleh buat, untung aku datang tepat waktu menyelamatkan mereka." kata Raja Petir
Komandan pun melihat sekelilingnya, dia melihat banyak pohon yang tumbang dan bangunan desa yang hancur parah. Lalu dia juga melihat para ksatria yang sedang mengangkat mayat pria tua yang di temui oleh Lawkei dan Ziaz tadi malam.
"Kemana semua penduduk disini? Para pasukan ksatria yang di kirim juga tidak di temukan disini," ucap Komandan
Raja Petir pun melihat sekelilingnya. "Saat aku datang kesini, aku melihat mereka berdua terkapar tidak berdaya dan para prajurit dengan berjubah hitam datang ke arah mereka dalam jumlah yang lumayan banyak."
"Siapa para prajurit berjubah hitam itu? Dari mana mereka berasal?" tanya Komandan
"Saat aku mengalahkan mereka semua, mereka langsung berubah menjadi asap hitam dan menghilang." jawab Raja Petir
Komandan pun berjalan ke salah satu bangunan di desa itu. Dia melihat sebuah foto yang tergeletak di lantai dan kaca yang telah retak karena benturan.
"Tidak mungkin kalau cuman manusia biasa yang menghancurkan desa ini, pasti orang ini memiliki kekuatan yang hebat." ucap Komandan sambil melihat foto itu
Disisi lain, Ziaz dan Lawkei sedang duduk berdua di taman belakang rumah sakit. Mereka berdua membahas kembali tentang kejadian tadi malam yang nyaris bisa membuat mereka berdua mati.
"Demon Teza yang peringkat 12 saja sudah begitu kekuatannya, apalagi yang peringkat 1." ucap Lawkei
Ziaz pun berpikir kembali tentang kejadian semalam. "Siapa sosok berjubah yang membuat dia ketakutan itu?"
"Yang tadi malam itu? Dia kalau tidak salah namanya Demon Kiran, saat ku melihat tulisan nomor 3 di pedangnya. Aku langsung tau kalau kita harus mundur jika bertemu dengannya," ucap Lawkei
"Tidak heran kalau dia mengembalikan pedang pelindung yang ku lempar dengan sangat mudah..." kata Ziaz
Lawkei pun melihat ke arah langit yang sangat cerah. "Mungkin jika dia tidak menahan diri tadi malam, aku sudah mati di serang olehnya."
Ziaz melihat ke arah Lawkei. "Oi oi oi, jangan bilang saat aku sedang pingsan. Kau menantangnya untuk bertarung ya?"
Lawkei menghela nafas. "Kau tau apa yang terjadi? Dia tiba tiba muncul di hadapan ku, dengan satu pukulan dia membuat ku batuk darah dan terpental hingga menabrak dinding bangun."
"Tapi bukannya kata mu Raja Petir datang menolong kita?" tanya Ziaz
"Raja memang sempat menolong kita, tapi dia tidak bentrok dengan Ksatria Kegelapan karena sedikit terlambat." jawab Lawkei
"Apa yang terjadi saat mereka pergi?" tanya Ziaz lagi
"Demon Kiran itu sebenarnya masih ingin membunuh kita, dia menurunkan para Prajurit Kegelapan dengan jumlah banyak dan berlari ke arah kita yang sedang terkapar." kata Lawkei
Mereka berdua pun sempat terdiam sebentar karena memikirkan kekalahan mereka yang sangat memalukan itu. Namun disisi lain, Ziaz kebingungan karena kenapa mereka menahan diri untuk membunuhnya.
“Kau tahu, Lawkei,” ujar Ziaz, “aku merasa ada yang aneh dengan Demon Kiran. Dia seperti… menahan diri. Kalau dia memang sekuat itu, kenapa dia tidak langsung menghabisi kita?”
Lawkei menjadi kesal karena dia kalahkan dengan mudah. “Aku tadi kan sudah bilang kalau dia itu menahan diri, tapi menahan diri aja sudah begitu kekuatannya."
Ziaz terdiam sejenak, matanya menatap rerumputan di depannya. “Apa menurutmu mereka sedang mengincar sesuatu? Pedang pelindung itu, misalnya?”
Lawkei mengingat kembali perkataan Demon Kiran. "Saat kau terpental sangat jauh dan pingsan, dia mengatakan kalau dia membiarkan kita agar bisa mendapatkan yang lainnya."
Ziaz kebingungan dengan hal tersebut. "Apa maksudnya?" tanyanya
Disisi lain, di Kerajaan Cahaya. Komandan Tera mulai menjalankan penyelidikan ke seluruh dataran Kerajaan Cahaya. Dia mengumpulkan seluruh pasukan ksatria terbaik dan menyuruh mereka untuk berpencar agar bisa mendapatkan informasi lebih lanjut.
"Kau yakin ikut dalam penyelidikan kali ini Yang Mulia?" tanya Komandan Tera
"Aku tidak bisa tinggal diam Tera, aku akan pergi menuju ke wilayah timur yang hampir dekat dengan Kerajaan Api untuk mendapatkan informasi tentang para kegelapan itu." ujar Raja Yuto sambil menaiki kuda
Tera yang mendengar itu pun tersenyum. "Kau itu masih saja keras kepala ya?" ujarnya
Raja Yuto pun bergegas pergi ke wilayah timur kerajaan cahaya, disitu merupakan perbatasan antara kerajaan cahaya dan kerajaan api sekaligus dekat dengan tempat peristiwa 25 tahun lalu.
Tera pun menyuruh beberapa pengawal Raja Yuto untuk mengikuti Raja Yuto. "Ikuti Raja Yuto! Jangan biarkan dia sendirian!" teriak Tera
"Baik!" ucap para pengawal
Mereka pun bergegas mengikuti Raja Yuto dari belakang. Sedangkan Tera pergi ke wilayah barat untuk melihat situasi disana bagaimana.
Kembali ke rumah sakit, Ziaz yang sedang berjalan di lorong rumah sakit pun tidak sengaja melihat seorang pria yang sedang menunggu kelahiran anaknya. Dia pun melihat dokter yang keluar dari dalam ruangan.
"Bagaimana dokter? Apa berjalan dengan lancar?" tanya pria itu
"Syukurlah, anak kalian lahir dalam kondisi sehat." ujar dokter
Pria itu pun menangis terharu karena proses lahirannya berhasil. Ziaz pun berjalan melewati mereka berdua dengan tersenyum.
"Selamat atas kelahirannya..." ucap Ziaz dengan suara kecil
Ziaz pun kembali ke dalam ruangannya. Dia pun lumayan kesulitan karena terlalu banyak perban di seluruh tubuhnya.
"Perban ini membuatku tidak nyaman," katanya sambil memegang tangannya yang di perban
Ziaz teringat kembali tentang perkataan Yuez di mimpinya. "Jika pedang pelindung berada di satu tempat... Kerajaan hebat bisa di taklukkan..." ucap Ziaz
Di desa yang di serang semalam. Raja Petir yang tidak mendapatkan penyebab hilangnya penduduk desa itu pun memutuskan untuk mengevakuasi seluruh desa di luar kerajaan agar masuk ke dalam kawasan kerajaan.
"Evakuasi seluruh penduduk di desa luar kerajaan! Jangan biarkan mereka semua berada di luar kawasan kerajaan!" teriak Raja Petir
"Baik Yang Mulia!" ujar seluruh pasukan ksatria petir
___ END CHAPTER 9 ___