pada zaman dahulu kala, di semenanjung barat. terdapat sebuah kerajaan bernama kerajaan kamra, kerajaan itu di pimpin oleh bala kamra dan istrinya bernama Dwi kamra.
suatu hari, Dwi kamra melahirkan seorang anak bernama Ruy kamra, ia memiliki 3 kepribadian yang berbeda. sehingga, Ruy kamra di anggap ancaman oleh pamanya yang bernama Aden kamra. ia di buang oleh pamanya, yang di bantu istrinya ayu kamra. ia meminta bantuan penyihir kerajaan. mereka bekerja sama, untuk membuang Ruy kamra yang masih kecil itu, di sebuah hutan rimbun yang jauh dari kerajaan.
bagaimana kelanjutanya ?
apakah ruy kamra berhasil kembali ke kerajaan ?
simak novelnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Rifa'i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Kepung Tak Berkutik
dewi sanca dan warga desa bayangan.
di siang hari, cuaca yang panas menyinari desa bayangan. Ruy kamra, sin dan Tora mengelilingi desa bayangan. Tora tertuju kepada gadis cantik dengan wajah yang muram, ia sangat senang dan mendekati gadis itu.
"Hay nona, boleh aku berkenalan denganmu ?ucap Tora mengedipkan matanya.
"kau siapa ? Aku tak pernah melihatmu." ucap gadis itu dengan wajah muram.
Sontak, Tora mundur dan kembali kepada Ruy kamra dan sin. "kenapa mereka aneh sekali ya ?" tanya Tora.
Tiba-tiba suara gendang dan alunan musik terdengar di kejauhan " Dewi sanca datang." teriak warga desa bayangan.
Mereka berkumpul di hadapan Dewi sanca, termasuk Ruy, sin dan Tora. Mereka penasaran dengan pemimpin desa bayangan ini.
Dewi sanca mengangkat tangannya, semua warga terdiam. " hari ini. kita kedatangan penyusup, berhati-hatilah."
Semua warga saling berpandangan." memangnya siap penyusup itu ?"
Ruy kamra, sin dan Tora panik mendengar pernyataan itu." mereka membalikan badan dan pergi."
Salah satu warga melihat Ruy, sin dan tora." hey. apakah kalian pernah melihat mereka ?" ucapnya sambil menunjuk.
Sontak. Semua warga desa bayangan membalikan badan dan melihat mereka ber 3.
"tangkap mereka !" teriak Dewi sanca.
Mereka berlari mengejar Ruy kamra, sin dan Tora. Mereka panik dan lari sekencangnya.
Ruy, sin dan Tora berlari memutari desa.
"gawat bagaimana ini ?" ucap Ruy kamra.
"Ruy kita berpencar." teriak Tora.
Ruy kamra mengenakan ikat mata, ia duduk di pinggiran jalan, menaruh mangkuk, memakai tongkat dan Sambil mengangkat tanganya.
Semua warga berlari melewati Ruy kamra. salah satu warga berhenti melihat Ruy kamra,
"Tunggu !" teriak salah satu warga. sontak, semua warga berhenti dan membalikan badanya.
"di desa kita tak ada pengemis, kejar dia !" ucap teriak salah satu warga itu.
semua warga membalikan badan dan mengejar Ruy kamra. Ruy kamra berlari melepaskan ikatan matanya, ia berlari ke belakang rumah desa warga. Tiba-tiba Ruy kamra menabrak Tora. "Brak.."
"aduh." ucap Tora kesakitan.
"Tora kamu di sini ?" tanya Ruy kamra.
Sin merubah wujudnya seperti semula." tuan, aku ada ide." sin merubah wujud Tora menjadi Ruy kamra dan sin juga menjelma menjadi Ruy kamra.
Mereka ber 3 berlari berpencar. sialnya, Tora terkepung oleh warga. " haha..mau ke mana kau hah !" ucap salah satu warga.
Tora ketakutan, para warga memegang senjata kayu balok, cangkul dan panci. Mereka beramai-ramai mengepung Tora.
"tidak..." teriak Tora.
Tiba-tiba, sin muncul dari belakang warga. "tunggu aku yang asli !" teriak sin.
Warga kebingungan, mereka bertanya-tanya." hah mana yang asli ?"
Tiba-tiba, Ruy kamra datang dari arah samping. "tunggu ! aku yang asli." teriak Ruy kamra.
Sontak. semua warga bingung, harus memilih yang mana, Semua warga terdiam. "kita tangkap ke 3 nya !" teriak warga.
mereka bertiga di kejar dan tiba-tiba. Mereka di hadang pria misterius bertopeng itu.
mereka tertangkap dan di kepung, mereka di ikat dan di bawa ke lapangan, oleh semua warga. Ruy,sin dan Tora. Tak bisa bergerak mereka dibawa ke hadapan Dewi sanca.
gendang berbunyi. membisingkan telinga, para warga bersorak kepada Dewi sanca.
Dewi sanca mengangkat tanganya "diam !"
Teriak nya.
Seketika, warga desa terdiam dan me- mandang Dewi sanca." hukuman yang pantas untuk mereka be 3 adalah bertarung sampai mati !" ucap Dewi sanca dengan lantang.
Ruy kamra terkejut."apa !"
Mereka ber 3 di lepaskan dan beradu duel antara satu dan yang lainya. Dewi sanca menyuruh Ruy kamra bertarung melawan Tora. Ruy kamra mengedipkan mata kepada Tora, tora mengerti maksud Ruy kamra.
Wasit meniupkan trompet, menandakan mulainya pertarungan. Ruy kamra maju menyerang Tora, mereka bertarung dengan tangan kosong. Ruy kamra menendang dan menangkis Tora.
Tora." sekarang." bisik Ruy kamra.
Seketika Tora melompat menendang Dewi sanca. dengan cepat, ia di hentikan oleh pria misterius bertopeng itu, ia menyerang balik Tora.
"kurang ajar, apa maksudmu menyerangku ? Ucap Dewi sanca kesal.
Dewi sanca bangkit dari singgasananya, ia merubah wujud menjadi manusia setengah ular. Ia berlari menyerang Tora dengan tombaknya, Tora mengelak dan menangkis serangan Dewi sanca.
"kau cantik ? namun saya, kau ular." ucap Tora mengedipkan mata.
"apa maksudmu, bodoh." ucap Dewi sanca kesal.
Dewi sanca mengeluarkan ular raksasanya." urus bocah itu ! " teriak Dewi sanca.
Seketika, ular itu menuju Tora Dan menyerangnya, Tora mengelak melompat dan merangkak bagaikan buaya.
"gawat ! aku tak leluasa, jika bertarung di darat." gumam Tora.
Sin yang berada agak kejauhan, ia di kepung para pria misterius itu, ia berlari bersembunyi di belakang rumah warga. Sin menjelma menjadi cut Fatimah. Ia memakai pakaian tertutup berwarna hitam dan memakai kedua pedang.
"kemana pria itu ? sejak kapan kau ada di sini cantik. Haha aku mengenalimu. " ucap pria misterius itu dengan lantang dan tertawa.
"majulah." ucap sin menjelma cut Fatimah.
Sin bertempur melawan pemuda itu ia tak bisa menahan diri. Dan ingin menciptakan bola api besar agar menghantam mereka semua. tiba-tiba Yon berbicara kepada sin.
"jangan ceroboh, tahan dirimu. Kau akan membakar desa ini beserta warganya." ucap Yon.
"baiklah." ucap sin tersenyum.
Sin menghadapi mereka, sin melompat dan terbang memainkan pedang itu.
"hey gerakanmu jelek, tak seindah tarianmu kemarin." ucap pria misterius itu.
"diam kau pecundang ! " teriak sin.
Mereka beradu pedang dan saling mengelak. "bagaimana ini ? Aku tak bisa memainkan pedang dengan baik." gumam sin.
Sin agak terpojok, ia lalu mengeluarkan telapak apinya. Membakar salah satu pria misterius itu, seketika ia terbakar dan menceburkan dirinya di kolam air.
pria misterius itu tercengang. " apa ? Kau bisa sihir." ucap mereka.
"bodoh. sudah aku bilang, jangan gunakan apimu, kau hampir saja membakar rumah warga." teriak Yon.
Sin terdiam, Terpaksa sin meniup pedangnya. seketika, pedang itu di selimuti api. " ini adalah tarian pedang api." ucap sin tersenyum.
"wanita ini gila ! ia bisa sihir." teriak mereka.
Sin tersenyum, ia menancapkan pedang itu ke tanah. dengan cepat, sin berlari memutar mereka semua. Seketika, para pria misterius itu terkepung oleh lingkaran api yang sin ciptakan, sin bergerak bagaikan angin. ia meniru kepintaran cut Fatimah dalam bertarung, ia mengeluarkan rantai dan mengikat mereka semua.
"Selesai." ucap sin tertawa.
di sisi lain, Tora yang menghadapi ular besar itu, ia kuwalahan menghadapinya, tenaganya habis. "Aku butuh danau atau sungai, untuk mengalahkan ular raksasa itu." ucap Tora.
Ula raksasa itu menyerang tanpa Henti, ia mengibaskan ekornya ke arah Tora, Tora terpental menghantam rumah warga.
"tora.." teriak sin.
"sin, aku butuh danau atau sungai untuk mengalahkan ular ini !" teriak Tora.
sin mengacungkan pedangnya ke leher pemuda misterius itu." beri tau aku, di mana letak sungai atau danau di desa ini ?" ucap sin mengancam.