Ini Kisah Anak Loli
Lita kini yatim piatu, ibunya meninggal dunia saat melahirkannya sementara ayah biologisnya hingga detik ini dirinya tidak tahu.
Kakek Neneknya juga telah meninggal dunia karena kecelakaan di hari perpisahan sekolah Lita di bangku SMP, harta warisan milik keluarganya habis tak bersisa untuk membayar hutang Kakek Nenek.
Dan akhirnya Lita menikah dengan seorang pria yang begitu meratukan dirinya dan membuatnya bahagia, namun ternyata semua kebahagiaan itu hanya sebentar.
Ikuti ceritanya yuk!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
"Hayuk atuh, Neng. Kita pulang, kasihan anak-anak" ujar Penjahat itu dengan lembut
Lita menggeleng sembari berteriak kalau penjahat itu berbohong dan dirinya bukan istri penjahat itu, ada salah satu warga menasehati Lita untuk pulang karena kasihan pada anak-anaknya.
"Dia bukan suami saya, Pak. Saya ini orang jauh dan baru tiba di kota ini" tegas Lita menatap semua warga secara bergantian, lalu Lita berjalan ke arah pria paling tua disana.
"Tolong saya, Pak. Dia ini penjahat, dia tadi bawa saya ke tempat yang sepi"
Lita berusaha menjelaskan dengan tatapan memohon, namun penjahat itu dengan wajah serius mengelak ucapan Lita dengan dalih bahwa anak-anak mereka menangis mencari Lita.
Tampang penjahat itu memang terlihat seperti orang baik, maka dari itulah Lita percaya dan tertipu sehingga menganggap bahwa penjahat itu tukang ojek sungguhan.
"Diam kamu, saya gak kenal sama kamu" sentak Lita memberanikan diri
"Pak, saya gak bohong. Saya gak kenal sama dia, kalau tak percaya coba tanyakan padanya nama saya. Jika dia benar suami saya, pasti dia tau nama saya" ujar Lita dengan serius
Namun penjahat itu begitu apik membuat sandiwara, dengan lembut membujuk Lita pulang dan berjanji tak akan mempermasalahkan sama sekali tentang perselingkuhan Lita.
Lita terus menggeleng lalu menatap pria yang paling tua di dekatnya dengan wajah memohon, pertanda meminta bantuan dan di percaya agar dirinya terbebas dari penjahat itu.
"Begini, Pak. Agar tak terjadi salah paham coba anda sebutkan siapa nama istri anda, agar kami juga yakin jika anda benar-benar suaminya" ujar Pria tua yang kini memihak Lita
Lita tersenyum senang karena akhirnya ada yang percaya dengannya, penjahat itu berdecak kesal dengan tatapan tak suka pada pria tua itu bahkan dengan menahan kesal mengatakan bahwa Lita beneran istrinya.
"Benar kata, Abah. Dari pada kita curiga, lebih baik anda sebutkan nama istri anda ini" timpal Warga yang lain
"Ayo sebutkan siapa nama saya, kalau kamu memang suami saya" titah Lita menantang
Penjahat itu memindai penampilan Lita dari atas ke bawah, dirinya pun menebak nama Lita secara asal dengan lembut mengajak Lita pulang seolah-olah Lita memang benar istrinya.
"Ayo neng Nisa, kita pulang" ajak Penjahat itu
"Bapak dengar sendiri kan, dia panggil saya Nisa padahal itu bukan nama saya" ujar Lita dengan tegas
"Bagaimana kita bisa percaya kalau kamu bukan Nisa?" tanya Seorang warga
Lita membuka tas kecilnya kemudian memberikan surat identitas sementara yang di dapatkannya dari kantor kelurahan, surat sementara sampai KTP-nya jadi karena kalau menunggu KTP memakan waktu lumayan lama.
Apalagi Lita membutuhkan identitas diri untuk mencari anak-anaknya, pria tua itu menarik napas panjang setelah membaca nama lengkap Lita di surat sementara miliknya.
"Bagaimana, Abah?" tanya Pria muda yang ada di sebelahnya
Pria muda itu ikut membaca surat identitas Lita, kini pria muda itu yakin jika pria yang mengaku suami Lita memang lah penjahat sesuai penjelasan Lita tadi.
Pria muda itu menatap pria tua yang di panggil Abah, keduanya mengangguk seolah memiliki pikiran yang sama. Setelah itu, Pria muda itu mengeluarkan HP-nya untuk menghubungi polisi.
Menyadari tatapan warga mulai berubah, penjahat itu pun berjalan mundur lalu akhirnya kabur melarikan diri sebelum para warga menghajarnya atau melaporkannya pada polisi.
Lita menghela napas lega setelah penjahat itu pergi, selang berapa detik Lita pun menjatuhkan bobot tubuhnya di tanah dengan mata berkaca-kaca karena hampir saja hidupnya sia-sia di tangan penjahat.
"Teteh gak apa-apa?" tanya Warga khawatir
"Iya, Mas. Saya gak apa-apa kok, terima kasih sudah percaya dan menolong saya" sahut Lita tersenyum
"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kamu berkeliaran malam-malam sendirian?" tanya Pria tua yang di panggil Abah lalu berjongkok di samping Lita
Lita pun menjelaskan bahwa kedatangan ke kota ini untuk mencari anak-anaknya, dirinya juga baru saja tiba di stasiun namun pria penjahat tadi menawarkan ojek hingga dirinya langsung percaya.
"Terus teteh mau kemana sekarang?" tanya Warga lain
"Saya mau cari penginapan, Pak"
"Disini gak ada penginapan karena ini kampung, biasanya di dekat stasiun tadi ada penginapan tapi kalau nalik ke stasiun lumayan jauh takutnya Teteh kemalaman sampai sana" ujar Yang lain, Lita terdiam.
"Gimana ini, Abah? Kasihan Teteh ini kalau kembali ke stasiun lagi, pasti penjahat tadi akan mengganggunya lagi"
"Apalagi kakinya cidera, pasti kalau tertangkap lagi tak akan bisa melarikan diri" tambah Yang lain
Warga merasa iba melihat Lita jalan dengan kaki pincang, namun karena panik bercampur takut tadi Lita sampai tak menghiraukan sakit di kaki serta tangannya dan baru terasa sekarang nyerinya.
"Bagaimana kalau ke rumah saya dulu untuk malam ini? Kebetulan rumah saya ada di depan sana" tanya Abah
"Itu ide bagus, Abah. Dari pada berkeliaran di luar sendirian" sahut Warga setuju
Lita menatap semua orang secara bergantian, ada enam orang disana dan semuanya laki-laki. Kemudian pria muda itu mengajak Lita untuk ke rumah Abah, mereka ramai-ramai mengantar Lita.
Lita mengangguk dan beranjak dari duduknya, dengan berjalan tertatih mengikuti para warga yang tak ada membantu memapahnya karena sungkan dan tentu paham bukan mahram.
Para warga berbelok di rumah berwarna cream yang ukurannya paling besar dan mewah di bandingkan rumah yang lainnya, tak lama kemudian mereka sampai di depan rumah Abah .
"Assalamualaikum" ucap Abah saat tiba di depan pintu utama
"Walaikumsalam" sahut Seseorang dari dalam
Pintu terbuka, wanita cantik berhijab muncul dari dalam. Wanita itu mengerutkan kening saat melihat banyak warga di depan rumahnya, karena tak biasanya apalagi ini malam hari.
Sebelum masuk Abah mengucapkan terima kasih pada para warga yang sudah mengantar Lita, sementara para warga mengangguk lalu pamit pulang ke rumah masing-masing karena sudah larut malam.
"Ayo, silahkan masuk" ujar Abah pada Lita, Lita mengangguk pelan
"Dia siapa, Abah?" tanya Wanita itu menghadang langkah sang ayah
"Teh, gak bagus berdiri di ambang pintu nanti jodohnya jauh loh" tegur Abah, Wanita itu mencebikkan bibirnya lalu berjalan masuk.
"Ayo masuk, Teh" ajak Abah, Lita hanya mengangguk lalu ikut masuk.
"Tumben Abah pulangnya malam?" tanya Wanita paruh baya muncul dari dalam
"Iya, Ambu. Ada rapat sama pengurus masjid dulu' jawab Abah
"Loh, Abah pulang sama siapa?" tanya Wanita paruh baya memindai penampilan Lita yang jauh dari kata rapi, apalagi celananya terlihat kotor dan sedikit robek akibat jatuh tadi.
Lanjut thor
Thor lanjut