NovelToon NovelToon
TRAGEDI KASTIL BERDARAH

TRAGEDI KASTIL BERDARAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Doni arda

abella dan sembilan teman dekatnya memutuskan untuk menghabiskan liburan musim dingin di sebuah kastil tua yang terletak jauh di pegunungan. Kastil itu, meskipun indah, menyimpan sejarah kelam yang terlupakan oleh waktu. Dengan dinding batu yang dingin dan jendela-jendela besar yang hanya menyaring sedikit cahaya, suasana kastil itu terasa suram, bahkan saat siang hari.

Malam pertama mereka di kastil terasa normal, penuh tawa dan cerita di sekitar api unggun. Namun, saat tengah malam tiba, suasana berubah. Isabella merasa ada yang aneh, seolah-olah sesuatu atau seseorang mengawasi mereka dari kegelapan. Ia berusaha mengabaikannya, namun semakin malam, perasaan itu semakin kuat. Ketika mereka semua terlelap, terdengar suara-suara aneh dari lorong-lorong kastil yang kosong. Pintu-pintu yang terbuka sendiri, lampu-lampu yang padam tiba-tiba menyala, dan bayangan gelap yang melintas dengan cepat membuat mereka semakin gelisah.

Keesokan harinya, salah satu teman mereka, Elisa, ditemukan t

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doni arda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13: Persembahan Terakhir

Ruangan itu berguncang semakin hebat, seolah-olah kastil itu bernyawa dan tengah mengamuk. Suara jeritan dari dinding bercampur dengan gemuruh retakan batu-batu tua. Api merah yang menyala di sekitar altar semakin besar, menyelimuti ruangan dalam hawa panas yang menyesakkan.

Isabella terus membaca mantra di buku tua itu, meskipun suaranya mulai bergetar. Kata-kata dalam buku itu terasa berat dan menyakitkan untuk diucapkan, tetapi ia tahu ini satu-satunya cara untuk menghentikan teror di kastil tersebut.

"Apa yang kau lakukan?!" teriak pria bertopeng. Ia berlari mendekati altar dengan kapaknya terangkat, siap menyerang Isabella.

Jonathan mencoba menghadangnya, mengayunkan pedangnya. Namun, pria bertopeng itu jauh lebih kuat. Dalam satu ayunan, kapaknya menghantam dada Jonathan, membuatnya terpental ke dinding. Darah muncrat dari luka besar di tubuh Jonathan. Ia jatuh ke lantai dengan nafas tersengal, matanya melebar.

"Jonathan!" teriak Isabella, tapi ia tidak bisa berhenti membaca.

Viktor, meskipun terluka parah, menyerang pria bertopeng dengan sebuah obor. Ia menyalakan sisa cairan hitam di lantai, menciptakan kobaran api yang memisahkan pria bertopeng dari Isabella. Namun, pria kurus itu maju dari sisi lain, menyerang Viktor dengan pisaunya.

Viktor berhasil menangkis serangan pertama, tetapi pria kurus itu terlalu cepat. Dalam gerakan tajam, pisau itu menancap di perut Viktor. Ia jatuh berlutut, darah mengalir deras dari luka itu.

Isabella menangis, tetapi ia terus membaca mantra. Kata-kata itu terasa seperti merobek tenggorokannya, tetapi setiap kalimat yang ia ucapkan membuat kastil itu semakin berguncang.

"Aku tidak akan membiarkanmu menyelesaikan ini!" teriak pria bertopeng. Ia melompat melewati kobaran api, mendekati Isabella.

Namun, sebelum ia bisa mencapai altar, dinding di belakangnya retak dan runtuh, memperlihatkan bayangan besar berbentuk humanoid dengan mata merah menyala. Makhluk itu tampak seperti gabungan daging, tulang, dan bayangan. Ia meraih pria bertopeng dengan cakar raksasanya dan menghancurkannya dalam satu genggaman. Jeritan pria bertopeng itu menggema sebelum akhirnya hilang.

Pria kurus mundur dengan ketakutan. "Tidak! Ini tidak seharusnya terjadi!" katanya, berlari ke pintu. Namun, lorong di luar telah tertutup oleh dinding batu yang tiba-tiba muncul. Ia terjebak.

Makhluk besar itu berbalik ke arah Isabella. Cahaya merah dari matanya membuat ruangan terasa lebih gelap. Ia mendekati altar dengan langkah lambat, setiap langkahnya mengguncang lantai.

Isabella menyelesaikan mantra terakhirnya, tetapi efeknya tidak seperti yang ia harapkan. Sebuah lingkaran besar muncul di lantai, memancarkan cahaya merah darah. Lingkaran itu mulai menyerap semua yang ada di sekitarnya, termasuk makhluk besar itu.

"Ini belum selesai!" kata makhluk itu dengan suara yang terdengar seperti ribuan jeritan sekaligus.

Ia meraih Viktor yang tergeletak tak berdaya di lantai. Dengan kekuatan terakhirnya, Viktor berteriak, "Pergi! Selamatkan dirimu, Isabella!"

Makhluk itu membawa Viktor ke dalam lingkaran, dan tubuh mereka berdua tersedot ke dalamnya. Ruangan itu menjadi sunyi, tetapi lingkaran merah itu tetap bersinar, seperti luka yang tak bisa ditutup.

Isabella jatuh terduduk di lantai, tubuhnya gemetar. Jonathan masih tergeletak di sudut ruangan, napasnya lemah. Ia mencoba berbicara, tetapi suaranya hampir tak terdengar.

"Kau... berhasil?" tanyanya.

Isabella tidak bisa menjawab. Air matanya mengalir deras, menyadari bahwa ia telah kehilangan Viktor, salah satu temannya yang paling setia.

Namun, sebelum ia sempat memikirkan lebih jauh, lingkaran merah itu mulai membesar. Suara gemuruh kembali terdengar, dan dinding-dinding ruangan mulai runtuh satu per satu.

"Kita harus keluar dari sini!" seru Isabella.

Ia meraih Jonathan dan membantunya berdiri. Mereka berdua berlari keluar dari ruangan itu, melewati lorong-lorong yang semakin hancur. Batu-batu besar jatuh dari langit-langit, hampir menghantam mereka beberapa kali.

Ketika mereka akhirnya keluar dari lorong, mereka menemukan diri mereka kembali di aula utama kastil. Namun, aula itu sekarang dipenuhi dengan api dan bayangan-bayangan aneh yang bergerak tanpa wujud.

"Kita tidak akan bisa keluar," kata Jonathan, suaranya penuh keputusasaan.

"Kita harus mencoba!" balas Isabella dengan tegas.

Mereka berlari menuju pintu depan kastil, tetapi pintu itu telah tertutup rapat, seolah-olah menjadi bagian dari dinding. Di balik mereka, bayangan-bayangan mulai mendekat, mengeluarkan suara yang tidak manusiawi.

Tiba-tiba, salah satu bayangan itu menyerang, mencengkeram kaki Jonathan dan menariknya ke belakang. Isabella mencoba menariknya kembali, tetapi bayangan itu terlalu kuat.

"Pergilah!" teriak Jonathan, matanya penuh rasa sakit. "Selamatkan dirimu, Isabella!"

"Tidak! Aku tidak akan meninggalkanmu!" seru Isabella, air matanya mengalir.

Namun, sebelum ia bisa berbuat lebih banyak, bayangan itu menyeret Jonathan sepenuhnya ke dalam kegelapan. Jeritannya menggema sebelum akhirnya hilang.

Isabella berlari ke arah lain, mencari jalan keluar. Tubuhnya dipenuhi luka, dan napasnya semakin berat. Ketika ia akhirnya menemukan sebuah jendela yang pecah, ia melompat keluar, jatuh ke tanah dengan keras.

Saat ia melihat ke belakang, kastil itu mulai runtuh. Api merah dan bayangan hitam membakar seluruh bangunan, mengeluarkan suara seperti jeritan makhluk-makhluk yang terperangkap di dalamnya.

Namun, bahkan di luar, Isabella tidak merasa aman. Udara di sekitarnya terasa berat, dan suara-suara aneh terus terdengar dari arah kastil. Ia tahu bahwa ini belum berakhir.

Dan ia tahu bahwa ia harus kembali, suatu saat nanti, untuk menghentikan teror ini selamanya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!