Dalam sebuah pesta seorang gadis bernama Elis sengaja di tugaskan oleh sang ayah untuk menggoda para pengusaha muda yang kaya raya. Namun siapa sangka Elis malah terjebak dengan seorang pria yang paling di takuti di dunia bisnis.
Louise Mahendra Maxim adalah CEO dari Boison Grup terkenal dingin dan kejam. Seseorang yang pintar dan juga cerdas namun sayangnya malah jatuh hati pada Elis putri seorang pengusaha licik dan serakah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sedang Kritis
Aryo tampak menghela napas berat sebelum menjawab pertanyaan Elis.
"Perusahaan papa sekarang sedang kritis." kata Aryo yang membuat Elis terkejut.
"Apa yang terjadi pa ?" tanya Elis.
Mengapa tiba-tiba saja perusahaan jadi kritis. Padahal sebelumnya papanya tidak mengatakan apa-apa.
"Sebenarnya dalam beberapa bulan terakhir sudah terjadi penurunan pada perusahaan, papa pikir papa bisa mengatasinya. Tapi ternyata papa salah memprediksi dan keadaan semakin parah." jawab Aryo kemudian memijit kepada yang terasa pusing.
"Jadi bagaimana, apa yang harus kita lakukan ?" tanya Elis.
Elis tidak kuliah di jurusan bisnis, jadi dia tidak begitu mengerti tentang perusahaan. Tapi sebisa mungkin dia akan membantu sang ayah agar perusahaannya baik-baik saja.
"Tidak banyak yang bisa kita lakukan Elis. Kita harus secepatnya mencari pinjaman modal." jawab Aryo.
"Oh, kalau begitu papa bisa mengajukan pinjaman di bank." balas Elis.
Memang seperti itu kan seharusnya. Bank merupakan tempat orang-orang meminjam uang.
"Tapi papa tidak biasa melakukan itu."
"Kenapa ?"
"Sebelumnya papa sudah memiliki pinjaman di bank dan sekarang tidak ada lagi yang bisa papa jaminkan. Lagi pula prosedur di bank sangat sulit dan butuh waktu yang lama." terang Aryo.
Elis tampak berpikir sejenak mencari solusi untuk membantu sang ayah yang sedang dalam kesulitan.
"Papa pinjam saja sama kak Firman." kata Elis yang tiba-tiba teringat dengan kakak iparnya.
Meskipun baru beberapa kali bertemu dengan suami kakaknya, tapi Elis tahu jika keluarga kakak iparnya itu orang kaya. Jadi tentu saja kak Firman akan memberikan pinjaman.
Aryo kemudian menggeleng menanggapi ucapan putrinya.
"Papa sudah bicara dengan kakak mu dan Firman tidak bisa membantu memberikan pinjaman karena saat ini perusahaan mereka sedang menangani sebuah proyek besar dan membutuhkan modal yang juga tidak sedikit." jelas Aryo.
"Jadi papa akan mencari pinjaman di mana ?" tanya Elis lagi.
"Sebenarnya papa sudah memilih beberapa nama pengusaha untuk meminta bantuan. Apa kau mau membantu papa ?" tanya Aryo penuh harap.
"Apa yang bisa aku bantu pa ?" tanya Elis yang benar-benar tidak mengerti.
Belum sempat Aryo menjawab pertanyaan Elis, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu.
"Tuan makan siangnya sudah siap." beritahu seorang pelayan.
Aryo mengangguk kemudian kembali menatap Elis.
"Nanti kita bicarakan lagi, sekarang ayo kita makan dulu." ajak Aryo sambil beranjak dari tempat duduknya.
Usai makan siang, Aryo harus kembali ke kantor begitu juga dengan Elis yang harus kembali ke cafe dan pembicaraan mereka lanjutkan di malam hari.
Aryo meminta kepada Elis untuk datang ke sebuah perusahaan dengan membawa proposal pinjaman.
"Baik pa, besok aku akan pergi." kata Elis dengan semangat bisa membantu sang ayah.
"Tidak Elis. Mereka sudah mengatur jadwalnya dua hari lagi, pukul delapan pagi." kata Aryo.
"Ini profil CEO nya, kau bisa membacanya dulu." lanjut Aryo lagi sambil memberikan sebuah berkas kepada Elis.
Elis mengambil berkas itu kemudian keluar dari ruangan kerja sang ayah.
Dua hari kemudian.
Sebelum pukul delapan Elis sudah tiba di perusahaan tujuannya. Ia langsung memarkirkan mobilnya di tempat yang sudah di sediakan. Setelah hampir dua bulan tinggal di sini Elis banyak tahu tentang jalan yang ada di kota ini.
Sepertinya tidak asing. Batin Elis menatap bangunan yang menjulang tinggi di depannya ini.
"Aku ingin bertemu dengan Tuan Louise Maxim." kata Elis pada staf yang ada di lobi perusahaan.
"Apa nona sudah membuat janji sebelumnya ?"
"Iya, atas nama Elisa Natawijaya."
Staf itu kemudian memeriksa komputernya.
"Saya akan mengantarkan ada ke ruangan CEO." kata staf itu sambil memberikan kartu pengunjung kepada Elis.
"Terima kasih."
jangan sampai Rafly yg datang, biar Rafli sama Amanda saja Thor