Mitha, Gadis Kaya yang mendadak miskin karena sang ayah direbut Pelakor. Hidupnya berubah 180⁰ sehingga pekerjaan apapun dia geluti demi menafkahi sang mama yang sakit-sakitan. Dia bergabung menjadi Pasukan Orange DKI Jakarta
Selama menjalani profesinya menjadi pasukan orange banyak ujian dan cobaan. Dan Mitha menemukan cinta sejati di lingkungan kerjanya, seorang lelaki yang berkedudukan tinggi tapi sudah beristri.
Apakah dia juga akan menjadi Pelakor seperti perempuan yang merebut ayahnya dari mamanya?? Yuk..di subscribe dan ikuti ceritanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dibohongi Habis-habisan!
Mitha beberapa kali melirik jam dinding sambil menimang Faiza, "Sampe jam berapa aku di sini. Ini namanya kerja rodi. Kerja dari pagi sampe malem kayak mau dapet gunung emas aja" Mitha menggerutu karena Megan belum juga keluar dari ruang kerjanya. Sementara staffnya sudah sejak jam lima sore pergi meninggalkan kantor.
Dengan perasaan kesal Mitha memberanikan diri mengetuk ruang kerja Megan. Berkali-kali mengetuk, pria itu tidak juga bersuara. Mitha mendorong pintu ruangan yang agak seret dibukanya, hingga suara deritan pintu begitu nyaring terdengar
Kreekkkk...!
"Ahh..kamu Mitha, maaf aku ketiduran" mata Mitha membola, dan bibirnya mengerucut
"Bapak enak tidur di sini, saya nungguin bapak keluar ruangan sampe malam. Saya mau pulang pak. Malam ini saya mau jemput mama saya di panti jompo" Dada Mitha kembang kempis menahan amarah
"Kamu pulang ke rumahku aja Mitha, aku repot banget gak ada kamu" Seenaknya Megan bicara seperti lupa kemarin dia ngomong apa
"Pak jadi orang itu omongannya yang dipegang, jangan mencla mencle. Kemarin bapak yang minta saya kembali kerja di lapangan, sekarang berubah lagi"
"Masalahnya saya belum dapet baby sitter, Mit" Megan garuk-garuk pelipisnya yang tidak gatal
"Gak bisa pak, Kakaku udah nunggu di bawah. Saya mau pulang sekarang" Megan bangun dari duduknya
"Trus besok Faiza saya bawa lagi ke sini, gitu?" Megan sudah berdiri di depan Mitha
"Sukur-sukur besok udah dateng Baby sitter nya pak"
"Udah ya pak, Faiza di laktasi. Saya mau pulang" Megan menarik lengan Mitha
"Mitha, jangan bersikap dingin denganku. Aku ingin kita seperti hari Minggu kemarin" Megan membawa telapak tangan Mitha pada genggaman tangannya lalu diletakkan di dada pria itu
"Hari Minggu yang mana ya pak? Owhh yang saya di katain Pelakor sama ibu-ibu PKK? Justru hari itu saya sadar. Saya cuma bawahan pak" Mitha menghempaskan tangan Megan
"Mitha!" Panggil Megan, Namun Mitha menuruni anak tangga dengan cepat
Megan menghela napas, sikap Mitha hari ini sangat dingin padanya. Seharian dia galau dan tidak fokus bekerja. Dia jadi serba salah dengan keadaan ini. Dengan berat hati Megan membawa anaknya yang tertidur pulas kembali ke rumahnya "Nanti malam jangan rewel ya de, Kaka Mitha ga ada di rumah. Yanda capek hari ini dek" Megan mengecup lembut pipi putrinya
Megan letakan bayinya di box bayi sesampainya di rumah, dia duduk di tepi ranjang dan menekan nomer telepon istrinya. Panggilan diterima
"Hallo" Suara serak khas bangun tidur keluar dari bibir istrinya
"Kamu bangun tidur?" Megan melirik jam di pergelangan tangannya
"Iya bang"
"Irish, kapan kamu pulang. Aku udah sanggup mengatur waktu kerja dengan mengurus anak"
"Ahh beib kamu nakal, diamlah beib" Irish keceplosan, dia lupa sedang tersambung telepon dengan suaminya
"Irish apa yang kamu lakukan!!" Megan segera mengalihkan sambungan telepon ke Videocall. Panggilan di rijek
"Aarrggkk sia lan!!" Megan berdiri dari duduknya dia mondar mandir sambil berulang kali menghubungi istrinya. Panggilan sudah tidak bisa terhubung karena istrinya sudah mematikan ponsel.
Megan keluar dari kamarnya dengan wajah kesal, dia ke dapur untuk mengambil minum. Saat di dapur ia bertemu dengan bara yang sedang membuat kopi.
"Ngopi bang?" Bara menawari kopi
Megan menolak dengan menaikan telapak tangannya
"Kenapa? Wajah di tekuk begitu?" tanya Bara penuh selidik
"Kesel gue Bar!" Bara mengernyit
"Sama Gue apa Mitha?" Bara memicingkan matanya
"Irish!" Bara mengerucutkan bibirnya membentuk huruf O
"Emang rencananya kapan dia pulang dari Papua?" Megan mematung, dahinya berkerut. Megan menoleh ke arah Bara yang duduk di sampingnya, seakan minta penjelasan
"Mitha ke Papua kan? Ah iya gue lupa bilang sama Lo. Gue ketemu Mitha di pelabuhan Sorong. Dia lagi nunggu kapal yang mau ke Raja Ampat, gue belum sempet panggil dia karena masih loading barang. Pas gue balik dia udah masuk kapal"
"Lo yakin, Bar?" Megan memutar badannya menghadap Bara, wajahnya serius
"Yakin lah, dia buka jilbab dan cadarnya. Jangan bilang Lo ga tau?" Bara juga terkejut jika ucapannya justru memberi tanda tanya besar bagi Megan
Megan hanya geleng-geleng kepala, shock dengan ucapan Bara. Seakan tidak mungkin, tapi pria di depannya itu serius dan tidak ada kebohongan di matanya
"Gue juga heran sama itu anak, kenapa tiba-tiba nikah sama Lo dan bercadar. Gue tau banget tipe dia gak bisa pake baju panjang begitu" imbuh Bara
"Jadi selama ini dia bukan lulusan pesantren?" Bara menyemburkan kopi yang baru saja masuk ke mulutnya
"Hahaha...Irish? Irish yang mana nih yang ente maksud?" Bara seakan meledek ketidaktahuannya
"Irish saudara Lo, lah!" Megan mulai berapi-api. Merasa dibodohi berjamaah. Karena orangtuanya memperkenalkan Irish sebagai santri lulusan pesantren terkenal
"Irish itu lama di Jerman, lima tahunan lah di Jerman. Pulang dari Jerman tau-tau nikah, yang gue kaget nikahnya sama Lo, Bro! Gue pikir karena nikah sama Lo dia berubah Sholihah pake cadar, karena gue liat di medsosnya setelah nikah dia cadaran. Penilaian gue luntur saat lihat dia di pelabuhan Sorong, udah metal lagi dandannya" Bara menyesap lagi kopi hangatnya
"Bara, Lo kenal gue udah lama. Dari kita satu sekolah di SMA. Gue minta bantuan Lo buat menyelidiki apa yang dilakukan Irish di belakang gue" Megan menatap wajah bara dengan memohon
"Gimana caranya?" Bara memasang wajah serius
"Lo tahu Bara, dia ijin sama gue mau ke Korea. Ini gue dapet foto dia dari medsosnya" Megan menunjukan foto Irish sedang duduk di kursi roda dan mengarah ke sebuah taman.
"Ngapain dia duduk di kursi roda?" Tanya Bara
"Dia lumpuh setelah lahiran anak gue!" Bara membuka mulutnya dengan lebar
"Fix bro!! Lo di tipu sama dia!" Bara menjentikkan jarinya di udara
Megan mengernyit, meminta penjelasan. Bara mengeluarkan ponselnya. "Ini foto gue lagi loading barang, gak sengaja Irish ada di background foto teknisi gue. Di sini Lo bisa lihat kan, dia sehat wal Afiat kan? Dia bisa berdiri tanpa kursi roda bro" Megan tambah kebingungan, "Gila!! Selama ini gue dibohongin abis-abisan!" Pikirnya
"Lo mau gue bantuin apa, mumpung gue lagi cuti kerja nih selama dua bulan" Bara menawarkan jasa pada sahabat masa putih abu-abu nya. Meskipun Irish saudaranya tapi dia gak begitu dekat dengan Irish
"Gue pengen Lo selidiki dia, sekarang dia ada di mana. Gue mau lihat dengan mata kepala sendiri apa yang dia lakukan di belakang gue" Dengan perasaan tidak sabar, Megan memberi Bara tugas
"gue pernah liat story Insta gram dia, kemarin sore. Sepertinya dia ada di Ubud. Gak tau kalau udah pindah lagi atau gak ya. Dia itu memang traveller sejati, gak bisa dia lama-lama tinggal di rumah"
Megan dan Bara membuka akun medsosnya masing-masing. Di akun Megan, Irish tidak membuat insta story atau posting apapun. Sementara di akun Bara, Irish rajin update kesehariannya.
"Fix bro! Lo di hide! Selamatkan bahtera rumah tangga Lo bro, mumpung belum terlambat" Megan geleng-geleng kepala seakan tak percaya. Megan malah yakin ingin membuat bahtera rumah tangganya karam hingga ke dasar laut.
***
"Bu Laily! Mohon ke ruangan saya Sebentar" Megan menyembulkan kepala di pintu ruangan Bu Laily
Bu Laily berjalan ke ruangan pak lurah, "Ada apa pak?"
"Bu, tolong handle kerjaan saya selama seminggu ke depan. Saya ada urusan di luar kota, saya akan titipkan anak saya pada Mitha. Biarkan Faiza tinggal sama Mitha selama saya di luar kota. Mitha tidak perlu datang ke kantor, menjaga gosip orang yang tidak enak"
"Baik pak, nanti saya tanya Mitha dulu ya pak. Soalnya dia ada rencana mengajukan cuti karena mau persiapan wisuda" Megan melongo dan akhirnya mengangguk pelan
Megan dan Bu Laily keluar dari ruangan, saat dimana Mitha lagi menggendong Faiza sambil memfotokopi beberapa dokumen yang diperintahkan para staff Megan. Hatinya terenyuh melihat gadis itu tidak kenal lelah bekerja. Dia tulus membantu semua orang di sana. Bu Laily memberi kode dengan mengedipkan mata pada Megan, agar Megan memberinya sebuah apresiasi pada Mitha.
"Mitha, Faiza rewel gak hari ini?" Megan mendekati Mitha dan mengintip anaknya di balik gendongan kain
"Anteng kok pak, sebentar lagi bobo. tapi memang harus ditimang-timang dulu" Tak sedikitpun Mitha melirik Megan
Megan berpikir harus bicara empat ata dengan Mitha setelah ini.
Kira-kira Irish tertangkap basah gak ya.. Yuk jangan lupa like, komen dan votenya 🩷