menceritakan tentang seorang gadis yang menyimpan hati pada seorang anak laki laki yang saat kecil dia jumpai. Hingga besar pun,gadis kecil itu masih mencintai laki laki itu.
gadis itu bermimpi ingin menjadi pasangan hidup si laki laki itu,dan yah impian nya terwujud kan. Namun sayang tuhan mempersatukan nya dengan cara yang salah,gadis itu menikah bukan karena cinta melainkan karena kesalahan satu malam.
akankah pernikahan mereka bisa bahagia? atau berakhir dengan nestapa karena hubungan yang mereka jalani berawal dari sebuah kesalahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon h.alwiah putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 13. menolak
Zea terdiam tak mengerti dengan ucapan Arkhana, bukankah laki laki itu tadi siang telah mengata-ngatai dirinya. Lalu sekarang mengapa berubah.
Lalu darimana Arkhana mengetahui jika dirinya tengah mengandung benih laki laki itu.
"Kami selaku orang tua Arkhana meminta maaf padamu nak, kamu harus menjadi korban dari kesalahan Arkhana. Sebagai bentuk pertanggung jawaban Arkhana,dia akan menikahi kamu. Kedua orang tuamu juga sudah menyetujui nya."ucap Anita membuat zea terkejut.
"Tak apa Bu,Saya tak perlu pertanggung jawaban dari pak Arkhana. Tanpa dirinya saya masih bisa membesarkan anak yang saya kandung. Tadi pun bukan kah pak Arkhana sudah bilang tak akan bertanggung jawab,dan malah merendahkan saya dengan memberikan sekotak uang untuk mengganti kehormatan saya."ucap zea yang masih merasa sakit hati dengan ucapan Arkhana siang tadi.
"Untuk perkataan saya siang tadi saya meminta maaf,saya tau saya salah dan pertanggung jawaban ini murni dari hati saya bukan dari paksaan."ucap Arkhana.
"Tak perlu pak,jangan hanya karena anda tau saya sedang mengandung anda jadi ingin mempertanggung jawabkan perbuatan anda itu."zea masih tetap Keukeh tak menerima pertanggung jawaban dari Arkhana.
"Ze..."ucap pak Ardan,dia merasa tak enak dengan keluarga pak Hendra.
Mau bagaimana pun juga keluarga pak Hendra berada jauh di atasnya,sudah bagus Arkhana ingin tanggung jawab. Zea malah menolaknya,pikir Ardan.
"Dek,jangan mengambil keputusan dengan cepat. Pikirkan kedepannya juga,Abang bukan membela Arkhana, walaupun dia sahabat Abang. Tapi Abang lebih menyayangi kamu, Arkhana teman Abang dia baik,Abang yakin ini cuman kesalahan aja. Abang tau kamu sanggup membesarkan dia tapi pikiran kedepannya, bagaimana masa depan dia,dia membutuhkan sosok ayah di sampingnya."setelah sekian lama diam akhirnya Felix kembali mengeluarkan suara.
"Benar apa kata Abang kamu nak, pikirkan dengan sungguh sungguh. Kamu tulus dan ikhlas ingin bertanggung jawab atas kesalahan ini."ucap Hendra.
Zea pun terdiam,apa yang dikatakan oleh Abang nga memang benar tapi zea masib ragu dengan Arkhana. Dia masih sakit hati dan trauma dengan Arkhana.
Orang lain mungkin bisa dengan gampangnya berbicara dan menyuruhnya untuk menikah dengan Arkhana,tanpa mereka tau bagaimana zea akan bisa melawan trauma dan rasa sakitnya.
Saat ini juga zea dengan sekuat tenaga menahan ketakutan nya,berada satu ruangan dengan Arkhana walaupun banyak orang saja zea masih takut. Apalagi nanti jika menikah.
"Alangkah baiknya kita biarkan dulu zea tenang, mentalnya masih terguncang. Tidak baik langsung membicarakan ini dan langsung meminta keputusan dari zea. Biarkan dia istirahat dan tenang dulu sejenak."ucap Riska seolah mengerti dengan apa yang dirasakan oleh adiknya.
"Benar apa yang dikatakan oleh Riska,kita biarkan dulu zea untuk berpikir dan beristirahat. Kita bisa membahas ini esok hari saja."ucap Arumi.
"Baiklah,kami akan kembali lagi besok kesini. Nak pikirkan lah kembali,kami sangat berharap kamu mau menerima ini."ucap Anita mengelus kepala zea sebelum meninggalkan ruangan itu.
Keluarga pak Hendra pun keluar dari ruangan itu,kini tinggalah keluarga zea yang berada disana.
"Kenapa kamu harus menolak niat baik mereka ze? Masih untung mereka mau bertanggung jawab sama kamu. Mereka itu orang terpandang ze,kalau aja yang ngelakuin ini bukan keluarga mereka mungkin kamu sudah menjadi gelandangan sekarang. Harusnya kamu bersyukur mereka mau bertanggung jawab, pokoknya ayah gak mau tau kamu harus menerima ini. Suka ataupun tidak suka,jika memang kamu masih ingin ayah anggap sebagai anak."ucap Ardan.
Zea pun hanya bisa menundukkan kepala sembari menahan rasa sakit yang menggerogoti hatinya.
Zea tak bisa membalas ucapan ayahnya, walaupun sebenarnya dalam hati dan pikirannya sudah banyak kata kata yang ingin dia ucapkan namun harus ze telan kembali.
Ardan itu di kenal sebagai sosok yang tegas, bahkan mungkin kelewat tegas. Zea yang sedari kecil di ajarkan untuk tidak melawan perkataan orang tua terkhusus ayah nya,dia hanya bisa mendengarkan saja.
Bayangkan saja saat usianya empat taun dia harus melihat pertengkaran kedua orang tuanya yang memakai suara keras,zea yang selalu menjadi korban nya.
Enam tahun dia selalu mendengar pertengkaran antara ibu dan ayah nya, hingga pernikahan kedua orang tuanya pun berakhir di pengadilan.
Bayangkan bagaimana tertekan nya mental zea saat itu,tak ada yang memeluknya kala sendiri,dia selalu memeluk dan menguatkan dirinya sendiri,menangis sendiri, bahagia pun sangat jarang ia jumpai.
Sedangkan ibu sambung dan kedua kakak sambungnya itu pun tak bisa berkata apapun, karena mereka tau bagaimana watak dari pak Ardan.
Tak ada yang berani menyela ataupun menentang ucapan pak Ardan.
Setelah mengucapkan itu pak Ardan pun keluar dari ruangan,yang tersisa kini hanya ibu sambungnya dan kedua kakaknya.
"Kamu kuat nak, insyaallah Arkhana akan membuat mu bahagia."ucap Arumi.
"Bukannya Lo mau bebas dari tekanan ayah? Kalau gitu Lo terima aja Arkhana,dia kaya kok,ganteng juga. Inget nama baik keluarga ini tergantung sama keputusan Lo."ucap Riska kemudian keluar dari sana.
"Abang percaya kamu akan lebih bahagia sama Arkhana,dia temen Abang. Kita udah temenan lama jadi Abang tau banget gimana Arkhana,Abang jamin kamu akan bahagia,ingat ada keponakan Abang yang harus kamu jaga, bahagia kan dia,dan kamu berikan kasih sayang penuh. Bukankah kamu tak ingin cerita kamu dirasakan kembali oleh anak mu. Abang harap kamu bisa memikirkan sampai kesana dek."ucap Felix dengan lembut,penuh kasih sayang.
Tak ada lagi kekecewaan yang terlihat dari wajah Felix,saat mengetahui ternyata adiknya lah yang menjadi korban.
Sekarang tugas Felix adalah meyakinkan adiknya untuk menerima Arkhana.
"Biarkan ze sendiri dulu."ucap ze.
Arumi dan Felix pun saking berpandangan. "Baiklah,Abang dan mama tunggu di luar yah. Kalau butuh sesuatu panggil aja."ucap Felix.
Lalu keduanya pun meninggalkan zea sendiri di ruangan itu, sepeninggalan mereka air mata zea langsung turun.
Andai mereka merasakan apa yang zea rasakan, akankah mereka berkata seperti itu. Mengucapkan memang sangat mudah tapi disini zea lah yang harus menjalaninya.
"Kalian egois... Ze gak mau kayak gini terus."lirih zea.
Dia ingin bebas,dia tak mau terus terkekang seperti ini. Dulu dia kira saat masih hidup bersama ibunya,dia kira hidup bersama ayahnya akan bebas dari tekanan.
Ayah nya akan memberikan kasih sayang yang selama ini tak di dapatkan dari ibu dan keluarga barunya,eh ternyata sana saja malah semakin parah.
semangat author💪