Logan Ruiz, putra tunggal Darius Ruiz, marah besar ketika pria paruh baya yang ia hormati itu memutuskan menikah lagi. Ia bahkan membawa seorang wanita dan anak perempuannya ke Mansion Keluarga Ruiz. Logan berusaha menggagalkan rencana pernikahan itu dan mengajak anak perempuan wanita itu untuk bekerja sama. Namun, anak perempuan itu tak mau mengganggu kebahagiaan wanita yang sangat ia sayangi. Hingga akhirnya Logan menggunakan cara yang menurutnya paling ampuh, yakni menodai gadis itu dan mengaku di hadapan Darius Ruiz. Hal itu akan menggagalkan rencana pernikahan Ayahnya itu. Namun siapa yang menyangka jika Alina, nama gadis itu, memilih pergi agar pernikahan itu tetap berlangsung dan menutup rapat kejadian malam kelam itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pansy Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CINTA MOMMY
“Tuan, a-aku mohon,” Alina kembali menangis sekaligus meringis ketika untuk kesekian kalinya Logan melampiaskan hassrat dan gairrahnya kepada dirinya.
“Ini hukuman untukmu!”
“A-aku …”
“Kamu tak menuruti perintahku untuk menggagalkan pernikahan itu! Jadi tanggung sendiri akibatnya!” kata Logan sambil terus menghentakkan tubuhnya.
Tak ada kenikmatan yang bisa dirasakan oleh Alina. Ia merasa sakit karena diperlakukan seperti seorang wanita jallang. Mengapa pria di hadapannya ini gak langsung mengatakan pada Tuan Darius saja mengenai ketidaksetujuannya, mengapa harus dirinya?
“Ahhhh …,” rasa sakit kembali menjalar ketika Logan dengan seenaknya memutar tubuhnya lalu kembali memasukkan miliknya yang sangat besar itu.
“Bu-bunuh sa-ja aku,” pinta Alina.
“Aku akan terus melakukan ini sampai kamu mengatakan pada wanita siallan itu untuk menggagalkan pernikahan mereka dan angkat kaki dari sini. Sampai kapan pun aku tak akan pernah menerima kalian!”
Logan terus memompa tubuhnya hingga mengalami pelepasan. Ia bahkan sengaja menyebatkan benih-benihnya di dalam rahim Alina, berharap akan ada kehidupan di sana, yang bisa membuat pernikahan Dad Darius gagal. Namun hingga hari ini, tak ada tanda-tanda sama sekali akan hal itu.
**
Satu bulan berlalu dan dua hari lagi adalah hari di mana Darius dan Florence akan mengadakan pernikahan mereka. Undangan telah disebar dan wajah keduanya tampak sangat bahagia.
Sementara itu di dalam kamar, Alina sedang merasakan pusing yang amat sangat dan mual. sudah beberapa kali ia bolak-balik ke kamar mandi untuk mengeluarkan isi perutnya, yang hanya cairan bening saja.
“Apa yang terjadi denganku? Ahhh, kepalaku pusing sekali,” gumam Alina sambil memukul samping kepalanya.
Sejak kecil, tak pernah sekalipun Alina sakit seperti ini. Namun kali ini ia merasa tak sanggup untuk bangun. Tak ingin merepotkan orang lain, Alina melangkah menuju wardrobe untuk mengambil kotak obat yang ia letakkan di dalam salah satu lemari di sana.
Dengan langkah perlahan, Alina berhasil sampai. ia membuka sebuah lemari, tapi tiba-tiba ia terdiam saat menyadari sesuatu. Alina melihat isi lemari tersebut dan tampak berpikir.
"Tidak mungkin! Ini tak mungkin terjadi," gumam Alina. Tubuhnya bergetar dan ia mulai meremas kedua tangannya.
Ketakutan mulai menjalar di dalam dirinya, hingga ia terduduk sendiri di dalam area wardrobe. Ia tak jadi mengambil obat karena ia takut jika minum obat sembarangan, dan apa yang ada di dalam pikirannya adalah sebuah kebenaran.
Alina pun segera mengganti pakaiannya, menjadi seragam kerjanya. Ia tak ingin Mom Flo curiga jika ia pergi keluar tanpa menggunakan seragamnya, karena Alina tak pernah pergi keluar sendirian, kecuai saat ia pergi bekerja.
"Selamat pagi, Mom," sapa Alina. Meskipun saat ini ia sedang tidak sehat, tapi ia tak ingin memperlihatkannya pada Mom Flo.
"Selamat pagi, sayang," Flo membalas sapaan Alina, lalu kembali masuk ke dapur.
"Aku berangkat dulu, Mom," ujar Alina.
"Kamu tak sarapan dulu, sayang?" tanya Flo.
"Aku sedang diet, Mom. Jadi aku tak makan pagi," jawab Alina sekenanya. Ia tak ingin Mom Flo banyak bertanya karena saat ini hatinya sedang gelisah.
"Baiklah, hati-hati."
"Okay, Mom. Bye," Alina berangkat setelah mencium pipi Flo. Hubungan mereka sangat dekat karena mereka hanya memilki satu sama lain.
Alina bergegas pergi dari sana. Ia harus mendapatkan hasil yang pasti, apa yang terjadi pada dirinya belakangan ini. Apakah benar sesuai dengan dugaannya? Jika itu sampai benar dan meyakinkan, maka ia harus memikirkan langkah selanjutnya.
**
"Argghhh!!!" Logan menggeram kesal. Ia merasa tak bisa menjaga kehormatan Mom Natalie karena ada wanita lain yang akan segera menggantikan posisinya.
"Sudahlah, Log. mungkin Uncle membutuhkan seorang pendamping di masa tuanya. Bukankah kamu pernah mengatakan bahwa Aunty tak akan melarang jika Uncle mau menikah lagi," ujar Richard.
"Ya, memang Mommy pernah mengatakan itu, tapi aku tetap tak rela, Rich. Siapa wanita itu yang bisa masuk begitu saja ke dalam hidup Daddy?" gerutu Logan.
"Aku memang belum pernah bertemu dengannya, tapi jika Uncle sampai ingin menikahinya, tentu ia adalah wanita yang baik. Bukankah ia juga sudah memiliki seorang putri?"
Mendengar pertanyaan Richard, Logan kembali teringat dengan apa yang ia lakukan pada Alina. Ia sudah bersikap sampai seperti itu, tapi Alina sepertinya masih belum berbicara pada Mommy-nya untuk menggagalkan rencana pernikahan dengan Dad Darius.
"Kepalaku mau pecah!" ujar Logan yang menarik rambutnya.
"Terimalah. Pikirkan semua dari sisi Uncle. Ia pasti memiliki alasan yang sangat kuat hingga memutuskan menikah."
Logan terdiam dan mengambil gelas yang berisi minuman alkohol. Ia menegaknya hingga tandas dalam sekali tegukan. Pikiran Logan seakan terbang ke malam di mana ia mengambil kehormatan Alina. Sejak malam itu, ia seakan tak suka jika ada wanita yang mendekatinya.
Saat mencoba dengan wanita lain, hanya wajah Alina selalu terbayang di pikiran Logan, membuat hasratnya langsung turun.
***
Alina memegang sebuah testpack di tangannya. Dua garis, hasil yang membuat ia terdiam sendiri di dalam kamar mandi sambil terus menatap benda itu.
Hatinya seakan teriris menatap benda pipih panjang itu. Benda itu bisa saja menghancurkan pernikahan Mom Flo dengan Uncle Darius. Apalagi jika mereka tahu siapa yang telah menghamilinya.
Mom Flo sangat menyayanginya. Alina yakin jika ia memberitahukan apa yang terjadi, Ibunya itu akan langsung membatalkan pernikahannya, dan meminta dirinya yang dinikahi oleh Logan. Kalau itu sampai terjadi, maka kebahagiaan Mom Flo akan lenyap seketika. Alina tak mau itu terjadi.
Saat ini, yang ia perlukan hanya sebuah pelukan dari Mom Flo. Pelukan penuh kehangatan yang selalu menemani hari-harinya sejak ia kecil, tanpa seorang Daddy.
Alina keluar dari kamar mandi, lalu langkah kakinya terayun keluar kamar menuju ke kamar tidur Mom Flo. Ia berdiri di depan pintu kamar tidur Mom Flo dengan perasaan yang sedikit kacau, tapi masih berusaha untuk tetap tenang.
Pintu kamar tersebut tak tertutup sempurna dan Vanilla bisa mendengar pembicaraan dari dalam kamar tersebut.
"Aku takut, sayang. Bagaimana jika Logan tak akan pernah menerimaku? Ia sangat membenciku," kata Flo.
Darius memegang kedua bahu Flo dan menatapnya, "Percayalah, ia pasti akan menerimamu. Mungkin ia butuh waktu tapi aku sangat yakin kalau ia mengetahui kebenarannya, ia akan menerimamu dan menyayangimu."
"Dia akan membenciku. Aku tak menjaganya sejak ia baru lahir. Aku malah memberikannya padamu dan meninggalkannya begitu saja."
"Ia akan mengerti kalau apa yang kamu lakukan adalah untuk kebaikannya. Cinta seorang Mommy adalah segalanya, apalagi kamu adalah Mommy kandungnya," kata Darius.
Deggghhh ...
🌹🌹🌹
Karyanya bagus alurnya thorr💞🙏🏻