Hidup Bintang seketika hancur setelah sahabatnya mengambil kekasih hatinya dan dihari yang sama ia juga harus kehilangan kehormatannya oleh orang yang tidak dikenal karena mabuk.
Apakah Bintang akan selamanya memendam rasa benci dan dendam jika akhirnya ia harus menjadi bagian dari keluarga sahabatnya itu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon requeen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Setitik Rindu
Hari ini Bintang dan Langit pergi ke Jakarta.Mereka pergi berdua dari Bandung untuk menghadiri undangan pernikahan Mery teman sekolah Bintang.
Karena acara pernikahannya besok, Bintang pun memilih menginap di panti asuhan sekalian menengok Bu Dewi.
Mendengar Bintang pergi ke Jakarta berdua dengan Langit, Dipa pun langsung menyusul ke Jakarta tanpa sepengetahuan Bintang.
Dari Bandung Bintang membawa banyak makanan untuk semua penghuni panti. Meskipun Bintang jarang ke Jakarta namun ia selalu menyisihkan sebagian uang jatah bulanan dari Dipa untuk di transfer kan kepada Bu Dewi.
"Apakah kamu bahagia dengan pernikahan kamu Neng ?" tanya Bu Dewi.
"Aku sudah tidak memikirkan kebahagiaan untuk aku Bu, yang terpenting adalah Langit. Namun sejauh ini Mas Dipa memperlakukan kami dengan penuh kasih sayang " jawab Bintang.
"Syukurlah, Ibu ikut bahagia mendengarnya. Melihat kamu dan Langit seperti ini ibu percaya jika Dipa sangat menyayangi kalian " ujar Bu Dewi.
Obrolan antara Bintang dan Bu Dewi sore itu terpotong oleh kedatangan sebuah taksi.
"Ayaaah..!!" Langit yang sedang bermain langsung berlari menyambut Dipa yang baru keluar dari taksi.
Bintang yang sedang mengobrol tampak melongo melihat kedatangan Dipa yang tiba-tiba.
Bintang baru tersadar ketika Dipa memberikan tas punggungnya kepada Bintang karena ia kerepotan menggendong Langit yang sudah semakin berat.
"Kenapa tidak bilang kalau mau nyusul kesini ?" tanya Bintang Setelah mencium tangan Dipa.
"Kejutan " jawab Dipa sambil menghampiri Bu Dewi kemudian mencium punggung tangan wanita itu.
"Ayah aku senang kalau Ayah pulang " Langit memeluk leher Dipa dan menciumi pipinya hingga air liurnya membasahi pipi Dipa...Dipa pun terkekeh.
Sore itu Dipa membawa Bintang dan Langit ke apartemen nya. Mereka akan tidur disana malam ini.
"Kamu besok pergi ke undangan teman kamu jam berapa Neng ?" tanya Dipa.
"Jam 11 an " jawab Bintang.
"Kamu pergi sendiri saja, biar Langit sama aku disini " ucap Dipa sambil mengelus punggung Langit yang mulai mengantuk.
"Beneran kamu tidak akan kerepotan megang Langit ?" tanya Bintang.
"Masa megang anak sendiri kerepotan sih..kalau sedikit nakal ya wajar namanya juga laki-laki" jawab Dipa.
"Ya sudah kalau begitu aku pergi sendiri " ujar Bintang.
Bintang menyiapkan gaun yang akan ia pakai besok berikut sepatu yang senada.
"Yang menikah teman SMA ?" tanya Dipa yang sedari tadi tak lepas menatap Bintang.
"Iya " jawab Bintang.
"Berarti kemungkinan kamu akan bertemu dengan Dina " Dipa mengingatkan.
Bintang menghentikan aktifitasnya kemudian menatap Dipa lembut. "Aku tidak akan mengatakan apapun tentang kamu..tenang saja " ucapannya sambil tersenyum.
"Terimakasih " jawab Dipa.
"Mas Dipa selama ini sudah menyayangi kami dengan sangat tulus jadi tidak mungkin aku tega menyulitkan kamu " ucap Bintang bijak.
"Aku percaya sama kamu " jawab Dipa sambil menyelimuti Langit karena bocah itu sudah tertidur dengan lelap.
Keesokannya pagi-pagi sekali Bintang sudah menyiapkan makanan untuk sarapan, selain itu Bintang juga menyiapkan makanan untuk Dipa dan Langit yang akan ditinggalkan di apartemen berdua.
Selain itu Bintang juga mengajarkan Dipa untuk membuat susu dengan takaran yang sesuai untuk Langit.
"Siap Boss..aku sudah mengerti " ujar Dipa sambil tersenyum menggoda.
"Kamu boss nya bukan aku " Bintang tertawa mendapat ledekan dari Dipa.
"Kamu ibu Boss nya " ralat Dipa membuat wajah Bintang tersipu malu.
"Nah kalau ini Boss kecilnya " tambah Dipa sambil menangkap tubuh mungil Langit yang tiba-tiba muncul di Pantri.
"Bunda aku ingin minum susu" pinta Langit.
"Ayah saja yang bikin " Dipa mengerling kearah Bintang. Ia pun mempraktekkan apa yang sudah Bintang ajarkan tadi.
"Susunya sudah jadi " Dipa memberikan botol susu kepada Langit dan bocah itu langsung menggelendot di lengan Dipa sambil menyedot susu nya.
"Sudah betul kan ?" tanya Dipa.
"Kalau Langit tidak protes berarti sudah betul " jawab Bintang sambil tersenyum.
"Sepertinya sudah betul, jagoan Ayah tidak protes " Dipa mencium puncak kepala Langit.
Jam 10 pagi Bintang mulai bersiap-siap untuk pergi. Ia sudah mengenakan gaun cantiknya dan kini sedang memoles wajahnya dengan riasan tipis.
"Lihat Bunda..kenapa dia tega meninggalkan kita berdua disini ya ?" Dipa mengompori Langit yang sedang berbaring diatas kasur sambil menyedot susu botolnya.
"Masss..!" Bintang memperingatkan Dipa agar tidak mengompori Langit.
"Bundaa..perginya jangan lama ya !" pinta Langit.
"Iya Bunda janji tidak akan lama " jawab Bintang.
"Bundaaa..pulangnya beli oleh-oleh ya !" pinta Dipa meledek
Bintang memutar bola matanya sambil tersenyum kecut. " Iya " jawabnya.Dipa dan Langit tertawa dari atas ranjang mereka.
Setelah selesai berdandan Bintang pun bersiap untuk pergi, namun sebelumnya ia mendekat kearah Langit kemudian mencium kedua pipinya.
"Bunda pergi dulu, jangan nakal sama Ayah ya !" pesan Bintang. Langit mengangguk.
"Kenapa hanya Langit yang dicium, Ayahnya tidak ?" Dipa langsung protes.
"Apaan sih Mas " jawab Bintang sambil mencium tangan Dipa kemudian pergi.
"Ayah belum mandi kali jadi Bunda nya tidak mau cium Ayah " ucap Langit sambil menatap wajah Dipa prihatin.
"Oh Iya Ayah lupa belum mandi " jawab Dipa terkekeh.
"Walaupun belum mandi tapi aku mau peluk dan cium Ayah " Langit membelit perut Dipa dengan kaki mungilnya kemudian menciumi pipi Dipa.
Gedung tempat acara resepsi pernikahan Mery berada tidak jauh dari apartemen Dipa. Tidak sampai setengah jam mobil yang Bintang kendarai pun tiba disana.
Di acara resepsi pernikahannya Mery mengundang semua teman sekolahnya tak terkecuali Dina.
Kehadiran Dina dan Bintang tentu saja menjadi pusat perhatian semua teman-teman SMA mereka. Semua orang tau jika Dina dan Bintang adalah sahabat yang tidak terpisahkan.
Kasus yang menimpa mereka pun sempat menjadi trending topik di sekolah. Semua membicarakan Bintang dan Dina yang dikeluarkan dari sekolah karena kasus yang sama yaitu hamil diluar nikah.
Bahkan banyak yang mengatakan jika yang menghamili sepasang sahabat itu adalah orang yang sama yaitu Leon.
Dina yang datang sendiri tampak terkesima ketika melihat Bintang dengan anggun turun dari mobil mewahnya. Ternyata apa yang dikatakan Mery benar. Bintang terlihat sangat cantik dan elegan. Bintang bukan lagi putik abu yang tinggal di Panti Asuhan tapi kini ia sudah menjelma seperti Cinderella dengan sepatu kacanya.
Melihat Bintang masih ada setitik kerinduan di hati Dina. Dulu mereka sangat dekat, bahkan jika akan ulangan Dina tidak segan menginap di Panti Asuhan tempat tinggal Bintang agar mereka bisa belajar bersama.
Kala itu orangtua Dina sangat sibuk mengembangkan bisnisnya hingga Dina kurang diperhatikan. Beruntung Dina mengenal Bintang sehingga ia tidak terlalu merasa kesepian.
Begitu melihat Bintang sebetulnya ada keinginan Dina untuk menyapa sekedar menanyakan kabarnya dan diam-diam mencari tau apa yang ingin ia tau, tapi sepertinya Bintang tidak memberi celah sedikitpun untuk Dina mendekatinya.
Dina pamit pulang lebih dulu kepada Mery, sepuluh menit kemudian Bintang pun menyusul. Ia tidak mau meninggalkan Dipa dan Langit terlalu lama. Dipa pasti kerepotan memegang Langit yang tidak mau diam.
Sebelum pulang ke apartemen Bintang terlebih dahulu membeli makanan dan ice cream sebagai oleh-oleh yang diminta oleh Dipa sebelum pergi.
Setelah membeli makanan Bintang pun pulang. Begitu sampai di apartemen Bintang melongo menatap Dipa dan Langit sedang tertidur dengan isi apartemen yang berantakan. Entah apa yang dilakukan Dipa dan Langit saat Bintang tidak ada.