“Tuan, Nyonya mengajukan gugatan cerai pada, Anda!”
“Hah! Apa dia seberani itu?! Biarkan dia melakukan apa yang ingin dia lakukan, kita lihat, pada akhirnya dia akan kembali meminta maaf dan memohon.”
Pada akhir yang sesungguhnya! si Tuan Muda, benar-benar ditinggal pergi tanpa jejak apapun hingga membuatnya menggila dan frustasi. Dan lima tahun kemudian, di sebuah klub malam ia di pertemuan dengan seorang reporter yang sedang menjalankan misi penyamaran, untuk menguak kasus penculikan bayi lima tahun yang lalu, dan reporter itu adalah wanita yang membuatnya frustasi.
“Kamu pergi begitu saja, apa kamu pikir bisa lepas begitu saja! Urusan kita di masa lalu belum selesai, istriku.”
Ig. Kunang-kunangachi
FB. Achi_N
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon acih Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 Aku Tidak Berniat Mempunyai Anak Darimu
Di malam hari, Abraham memutuskan ingin kembali ke Vila Mars, tempatnya selama ini tinggal bersama Alea.
“Kenapa tidak menginap walau satu malam? Abraham, kamu tidak pernah menginap di rumah ini, masih banyak yang ingin Mama ceritakan padamu, setiap kali kamu berkunjung, kamu hanya menghabiskan waktu bersama Nenek Rossela, sungguh Mama sangat cemburu,” kata Nyonya Liam, dengan sedih, Sandra sangat baik dalam memainkan perannya.
“Aku sibuk,” jawab Abraham, dengan singkat.
“Ya, Mama tau kamu sangat sibuk, tidak seperti istrimu yang hanya diam di rumah tanpa melakukan apapun.”
Lagi-lagi, Nyonya Liam menjatuhkan Alea, agaknya dia tidak akan tenang dan merasa puas jika belum menindas wanita itu.
Abraham hanya diam, ia tidak berniat untuk membela atau melindungi istrinya, akibat dari kelakukan masa bodo lelaki ini, membuat Nyonya Liam terus-menerus menindas dan merendahkan Alea, bukan hanya Nyonya Sandra bahkan beberapa kerabat, Keluarga besar bahkan pelayan di kediaman itu tidak segan-segan menjelek-jelekkan, Alea. Mereka pikir, tidak akan dihukum, toh! Alea menantu yang tidak diinginkan di Keluarga Liam.
Alea memang menantu yang tidak diharapkan Keluarga Liam, Alea juga bukan istri yang dicinta, semenjak Keluarga Kim bangkrut Alea bukan siapa-siapa di mata mereka, tidak ada apapun yang bisa dibanggakan dari wanita ini. Jika bukan karena Nenek Rossela yang sangat menyayanginya, mungkin Alea sudah ditendang sejak tiga tahun yang lalu. Namun, meskipun Alea tau tidak diharapkan, tidak di cintai dan sebagainya, Alea tetep bertahan dan setia mengabdi pada Abraham dan Keluarga Liam.
Dengan langkah panjang, Abraham mengabaikan ucapan Nyonya Sandra. Ia berjalan dengan tegap dan gagah menuju
Sekertaris Lee, yang sudah menunggunya.
Dengan menundukkan sedikit kepalanya, Sekertaris Lee, membuka pintu mobil untuk Abraham dan juga untuk Alea. Tugas Lee, bukan hanya Sekertaris yang merangkap Asisten Abraham, dia juga sopir untuk lelaki itu.
***
Suasana didalam mobil begitu hening dan dingin, bukan karena udara tapi karena di mobil itu di isi dengan orang-orang yang berhati Es, terkecuali Alea.
Alea merasa sedang berada di tengah-tengah gunung Es yang tidak akan pernah bisa cair meski Matahari menyinari.
“Apa yang Nenek bicarakan, padamu?”
Alea yang sejak tadi melempar pandangan pada kaca mobil, kini menoleh, ia tersentak saat matanya yang sayu dan terlihat rapuh menatap mata tajam milik Abraham, “Tidak ada, Nenek tidak mengatakan apapun padaku,” sahut Alea yang langsung menundukkan kepalanya.
Abraham tersenyum sinis, “Apa kamu ingin menutupi sesuatu? Nenek pasti membahas soal anak, kan?!”
Dia sudah tahu, seharusnya tidak perlu bertanya lagi, kan!
“I…iya.”
“Kamu tidak berpikir untuk memenuhi keinginan, Nenek, kan?”
Memenuhi keinginan Nenek! Tentu sajak tidak, sekalipun ingin melakukannya, bagaimana bisa hamil jika kamu tidak pernah menyentuh istrimu, seharusnya kamu tidak perlu mengkhawatirkan itu, Abraham.
“Tidak! tentu tidak,” sahut Alea dengan getir.
“Bagus jika kamu tau diri untuk itu,” cemooh Abraham.
Saat malam pertama mereka, Abraham meninggalkan Alea sendiri di Villa Mars. Pada malam itu jugalah Alea baru sadar jika Abraham sama sekali tidak menginginkan dirinya.
“Jangan pernah berharap apapun pada pernikahan ini. Alea, aku tidak pernah berniat memiliki anak darimu.”
“Kenapa?” Tanya Alea dengan mata yang berkaca-kaca, harapan besar ingin membangun rumah tangga yang bahagia bersama lelaki ini pupus hanya dengan kata-kata Abraham.
“Masih tanya kenapa? Kamu yang memilih untuk masuk dalam lingkaran ini, kamu yang memilih jalan hidupmu sendiri. Jadi, nikmatilah kesendirian mu.”
Nikmatilah kesendirian mu, Alea mengerti apa yang dikatakan lelaki ini, ia ingin membuat Alea menderita dalam kesepian, kesendirian, tanpa memiliki siapapun yang menyayangi dan menemaninya.
Saat mengingat malam tiga tahun yang lalu, Alea hanya bisa meremas jari-jari tangannya, sungguh itu menyakitkan tapi ia tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Abraham.
Abraham tidak berkata apapun lagi. Ia rasa tidak perlu banyak bicara dengan wanita yang duduk di sampingnya, karena itu hanya membuang-buang tenaga dan waktu.
**
Mobil memasuki Villa Mars, beberapa pengawal sudah berjaga menyambut kedatangan sang Tuan Muda, satu penjaga kekar langsung membuka pintu mobi,l ia menundukkan kepala dengan penuh hormat, “Selamat malam, Tuan Muda.”
Seperti yang sudah-sudah, Abraham tidak akan pernah membuang suaranya yang merdu untuk membalas sapaan dari pelayan atau pengawal. Ia terus berjalan dengan angkuh dan penuh kekuasaan memasuki Villa Mars.
“Nyonya Muda, selamat malam,” sapa pelayan yang ingin mengambil alih tas yang ada di tangan Alea, meskipun Alea bukan istri yang dicinta tapi ia tetap di hormati saat berada di Villa Mars, sebagai Nyonya Muda.
“Terima kasih, tapi biarkan aku bawa sendiri,” timpal Alea, kembali menarik tasnya.
***
Keesokan harinya.
“Tuan, Axel kembali membuat masalah,” Sekertaris Lee menyampaikan kabar atas laporan yang ia terima dari lapangan.
Abraham yang fokus pada dokumen menjawab tanpa melihat, “Apa lagi yang dia lakukan anak itu?”
“Upah pekerja proyek pembangunan Danau Senja, tidak dibayarkan. Padahal dana pembayaran sudah dicairkan kantor sejak satu bulan yang lalu.”
Abraham langsung menutup dokumen yang sedang ia teliti, “Bawa dia kehadapan ku.”
Sekertaris Lee, mengangguk, “Baik Tuan.”
Axel, adalah adik lelaki Alea, ia bekerja di perusahaan keluarga Liam yang di pimpin oleh Abraham. Kemampuan Axel tidak memenuhi standar bagi William Group, tapi karena Alea memohon agar adik lelakinya di terima, Axel pun mendapat kesempatan. Tapi ia selalu membuat masalah hingga tidak jarang menimbulkan kerugian bagi Perusahaan.
Villa Mars
Alea baru selesai memasak, ini rutinitas kesehariannya, memasak dan mengantar makan siang di Kantor, untuk Abraham pastinya, meskipun lelaki itu kerap kali memperingati Alea, untuk tidak lagi mengantar makan siang, tapi wanita ini tetep melakukanya.
Alea juga, selalu menyempurnakan hal-hal kecil yang dilupakan Abraham, seperti mengantarkan botol minum yang tertinggal, mantel, merapihkan jam tangan, dasi, sisir dan hal kecil lainya. Tapi ini yang membuat Abraham semakin tidak menyukainya.
Alea terlalu berlebihan, ia seperti penguntit yang selalu mengikuti lelaki itu.
Sopir Villa Mars, mengantar Alea menuju Kantor Wiliam Grup. Jaraknya tidak terlalu jauh, dalam waktu dua puluh menit Alea sudah sampai di kantor. Meskipun ia istri dari Presdir Abraham, ia tetep harus mengkonfirmasi kedatangan yang ingin bertemu Abraham, pada Sekertaris Lee.
Orang-orang di kantor selalu memandang rendah Alea, mereka tau taktik apa yang dilakukan Alea dan keluarganya hingga bisa menjadi Nyonya Muda Abraham.
Itu taktik kotor dan amat memalukan, inilah yang sering Alea dengar.
“Nyonya, mari ikut saya,” ajak Sekertaris Lee.
Alea mengangguk dan langsung mengikuti Sekertaris Lee menuju lift, melihat apa yang ada di tangan Alea, Sekertaris Lee sudah tau apa yang dibawah wanita itu dan Sekertaris Lee juga tau jika pada akhirnya makanan itu tidak akan pernah disentuh oleh, Abraham.
Saat keluar lift dan ingin menuju ruangan Abraham, Alea berpapasan dengan Axel. Ia terkejut melihat kehadiran adiknya. Bukankah Axel bertugas di lapangan, kenapa ada di sini? Alea tambah terkejut melihat wajah Axel yang lebam.
Alea menghentikan langkah kakinya sedangkan Sekertaris Lee terus berjalan meninggalkan Alea, “Axel! Apa yang kamu lakukan di sini? Kenapa wajahmu? Kamu tidak membuat masalah lagi, kan?!”