Doa Disepertiga Malamku

Kala mengedarkan pandangan keseluruh ruangan unit apartemen miliknya. Disana tampak sepi bagaikan tak berpenghuni.

Akan tetapi, saat mendengar kumandang Adzan Zuhur. Kala sudah menduga jika Dya ada didalam kamarnya untuk melakukan kewajibannya sebagai seorang umat muslim.

Tidak ambil pusing Kala pun langsung masuk kedalam kamarnya dan langsung masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Usai membersihkan dirinya, Kala beranjak menuju lemari pakaian nya. Sejenak Kala terdiam, menatap deretan baju baju koko miliknya yang masih tersimpan rapih didalam lemari itu.

Kala menghela nafas panjang sebelum akhirnya memutuskan untuk mengambil salah satu dari baju itu lengkap dengan kain sarung dan juga sajadahnya. Entah sudah berapa lama dirinya melupakan pakaian itu dan juga kegunaan nya.

Tetapi, kali ini Kala ingin sekali memakainya kembali dan melakukan kewajiban yang sudah lama dia tinggalkan.

Setelah memakai pelengkapan sholat itu, untuk pertama kalinya lagi setelah kepergian sang Mama. Kala pun kembali menggelar sejadah yang dulu menjadi tempat ternyaman nya untuk berkeluh kesah dan mengadu kan perihal segala sesuatu yang dia rasakan saat itu pada sang pemilik kehidupan.

Dan tanpa sepengetahuan Dya, Kala pun kini mulai kembali melakukan kewajibannya. Dengan suara yang bergetar Kala melantunkan setiap ayat ayat suci Al Quran disetiap sholatnya.

Bahkan, tanpa terasa air matanya kini sudah membasahi wajah tampan nya saat menyadari jika dirinya sudah berdosa besar karena mengabaikan kewajibannya dan berpaling darinya. Hanya karena rasa kecewa akan kepergian sang Mama yang begitu tiba tiba.

Belum lagi fakta yang dia ketahui tentang tentang sang Papa yang memiliki wanita lain yang membuat Kala semakin jauh dari tuhan nya.

Satu hari sebelum kecelakaan terjadi yang menyebabkan sang Mama pergi untuk selama lamanya. Kala tidak sengaja mendapati Papa Gara bersama dengan seorang wanita dan juga seorang anak perempuan yang diperkirakan saat itu masih duduk dibangku sekolah dasar.

Meski Kala tidak bisa mendengar apa saja yang mereka bicarakan. Namun, dari gerak tubuh Papa Gara yang selalu tersenyum hangat pada dua wanita yang diperkirakan ibu dan anak itu membuat Kala berspekulasi sendiri.

Dan meyakini jika sang Papa sudah mengkhianati sang Mama. Belum lagi reda amarahnya terhadap penemuan itu. Kala kembali dibuat marah dan kecewa saat sang Mama harus kehilangan nyawanya karena kecelakaan yang dialami oleh Papa Gara dan juga sang istri.

Itulah yang membuat Kala sampai detik ini begitu membenci sang ayah. Namun, meski begitu. Kala juga tidak pernah mau bertanya perihal kebenaran tentang siapa wanita dan anak kecil yang pernah dia lihat bersama sang ayah.

*

*

"Loh Mas Kala sudah pulang?" tanya Dya saat keluar dari kamar sudah mendapatkan Kala duduk disofa ruang santai dengan laptop dipangkuan nya.

Bukan hanya itu, tampaknya Kala juga sudah lama pulang karena saat ini Kala sudah berganti pakaian dengan yang cukup rapih dan wajah yang jauh lebih segar yang menandakan jika pria itu sudah membersihkan dirinya.

"Memang nya kenapa jika aku sudah pulang? Keberatan kalau aku ada dirumah?" tanya balik Kala, tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop karena memang tengah memeriksa sebuah pekerjaan yang baru saja dikirim lewat email oleh Handi.

"Tidak, tentu saja tidak. Lagi pula inikan rumah Mas Kala, tentu saja Mas Kala bebas mau pulang kapan saja."

Dya pun langsung beranjak menuju ke arah dapur untuk menyiapkan cemilan. Karena untuk makan siang masih terlalu kenyang karena keduanya baru makan sarapan nya dijam 10 pagi tadi.

"Lagi ngapai?" tanya Kala yang tidak lama setelah Dya pergi. Kala pun ikut menyusul karena pekerjaan nya sudah terselesaikan.

"Mau bikin pisang keju, Mas mau?"

"Boleh,"

"Ya sudah kalau begitu aku akan buat sedikit lebih banyak."

Dya pun mulai mengeluarkan lagi beberapa pisan dari dalam lemari pendingin untuk dia tambahkan karena porsinya akan ditambah menjadi dua porsi dengan milik Kala.

"Dy?"

"Hhhmm..."

"Nggak sopan jawab pertanyaan suami hanya dengan hhmm saja,"

"Oh ya ampun. Iya Mas Kala, ada apa?"

"Kamu. Mmm... Apa kamu menyukai Handi?"

"Kak Handi? Sukalah, suka banget malah. Memang kenapa?"

"Uhuukkk... Uhukkk... Uhukkk..."

Seketika, Kala pun di buat tersedak setelah mendengar jawaban dari Dya. Kala tidak menyangka jika Dya akan mengatakan hal yang membuatnya kaget setengah mati.

"Apa kamu bilang? Kamu menyukai Handi?"

*

*

...🌸🌸🌸...