Hendry, pria dewasa berusia 32 tahun itu mulai merasakan kejenuhan dalam rumah tangganya bersama sang istri yang sudah berjalan 5 tahun.
Di karuniai seorang putri cantik di usia pernikahan ke 4, tak membuat rumah tangganya dengan Julia lebih berwarna. Yang ada, Hendry di buat frustasi karna sang istri hanya fokus mengembalikan bentuk tubuhnya pasca melahirkan putri mereka 1 tahun yang lalu.
Julia seolah lupa jika dirinya masih memiliki tanggung jawab sebagai istri.
Wanita berusia 28 tahun itu juga mengabaikan putri kecil mereka. Alih-alih mengurus anak, Julia justru lebih senang menghabiskan waktu di salon dan tempat gym.
Tingkah Julia benar-benar membuat Hendry sangat muak. Kalau bukan karna cinta dan anak, mana mungkin dia masih bertahan dengan istri hanya mementingkan diri sendiri.
Sampai pada suatu ketika, Hendry tergoda dengan gadis yang mengasuh anaknya sejak 5 bulan terakhir. Gadis yang tak lain adalah adik tiri Julia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Sambil menatap jam di pergelangan tangannya, Hendry berjalan cepat memasuki rumah. Sekarang sudah pukul 11 malam, mungkin semua penghuni rumah sudah tertidur. Suasana sangat sepi ketika Hendry masuk ke dalam rumah. Dia sebenarnya ada hal yang ingin di bicarakan dengan Bella, tapi sepertinya wanita itu juga sudah tidur.
Hari ini ada banyak pekerjaan yang harus Hendry selesaikan di perusahaan, itu sebabnya dia baru sampai di rumah semalam ini. Hendry sengaja menyelesaikan banyak pekerjaan yang sebenarnya bisa di kerjakan besok pagi, tapi karna besok pagi dia akan mengajak Ale dan Bella berlibur ke pantai, Hendry terpaksa lembur sampai larut malam.
Kemarin saat tanding berenang dengan Bella, sebenarnya Hendry memang sengaja mengalah. Dia pura-pura kram kaki agar Bella menang melawannya. Hendry merasa tertarik dengan permintaan Bella yang ingin di ajak berlibur ke pantai jika memenangkan pertandingan. Hendry sampai membayangkan keseruannya dengan Bella dan Ale seandainya bisa berlibur bersama dan bermain di pantai.
Selama ini Julia selalu mengajak liburan berdua saja tanpa membawa Ale. Dengan alasan ingin quality time berdua agar pernikahan mereka semakin harmonis, Julia malah mengabaikan putri mereka. Hendry tidak terlalu bersemangat ketika hanya pergi berdua saat setelah ada Ale. Dia merasa tidak tenang meninggalkan Ale di rumah dan bersenang-senang tanpa putrinya. Itu sebabnya Hendry lebih banyak menolak ketika diajak Julia liburan berdua.
Langkah Hendry terhenti di depan ruang keluarga, kedua alisnya menukik tajam untuk memastikan dia tidak salah lihat. Jarak yang cukup jauh, memaksa Hendry harus menajamkan pandangan agar bisa mengenali sosok wanita yang tengah tertidur di sofa ruang keluarga. Karna tidak terlalu jelas melihat wajahnya, Hendry kemudian berjalan mendekatinya.
Begitu jarak semakin dekat, Hendry tampak terkejut. Matanya sampai tidak berkedip saat memperhatikan wanita cantik yang tertidur di atas sofa panjang. Wanita yang tak lain adalah Bella, adik iparnya. Bella memakai dress seksi yang membuat fokus Hendry tertuju pada satu titik. Jakunnya dibuat naik turun setelah beberapa saat tidak mengalihkan pandangan dari sesuatu yang menggairahkan.
Pria itu bahkan mulai kehilangan akal sehatnya gara-gara memperhatikan dya aset milik Bella menyembul keluar. Karna posisi tidurnya miring, jadi kedua aset itu seolah terlihat akan keluar dari tempatnya.
"Bisa-bisanya ketiduran disini dengan pakai kurang bahan seperti ini. Bagaimana kalau ada supir atau security yang melihatnya.!" Gerutu Hendry tak habis pikir. Entah apa yang ada di pikiran Bella sampai keluar dari kamar dengan dress mini seperti itu. Padahal sebelumnya Bella tidak pernah memakai pakaian kurang bahan ketika di dalam rumah. itu sebabnya Hendry sempat tidak mengenali Bella.
Bella sudah tau ada beberapa pekerja laki-laki di rumah ini, bisa-bisanya Bella memakai dress yang mengundang bahaya.
Rasanya dia ingin membangunkan adik iparnya itu dan memarahinya karna sangat ceroboh.
Tapi ketika melihat wajah damai Bella yang tertidur pulas, Hendry mengurungkan niatnya. Dia tidak membangunkan Bella, malah berencana memindahkan wanita itu ke kamar. Bisa bahaya kalau dibiarkan tidur di ruang keluarga.
Hendry meletakkan jas dan tas kerjanya di atas sofa, dia menunduk untuk mengangkat tubuh Bella. Kini wanita itu sudah dalam gendongannya. Jarak yang begitu dekat membuat Hendry gelisah dan kembali menelan saliva. Dia sampai mengumpat dirinya sendiri lantaran tergoda dengan tubuh Bella untuk kesekian kalinya.
Bella yang merasakan tubuhnya seperti melayang di udara, kini mulai menggeliat dan perlahan membuka mata. Wanita itu terdiam, tatapan matanya yang beradu dengan Hendry. Bella tampak kebingungan karna jarak wajah Hendry sangat dekat dengannya.
"Mas Hendry sedang apa.?" Bella melontarkan pertanyaan konyol begitu saja. Dia baru bangun tidur dan belum sepenuhnya sadar, jadi terlihat tidak tau kalau saat ini dia ada dalam gendongan Hendry.
"Menurutmu.?" Hendry balik bertanya dengan nada bicara acuh, tentunya untuk menutupi kegelisahannya.
Hendry kembali melangkahkan kaki meninggalkan ruang keluarga sambil membawa Bella dalam gendongan. Entah sengaja atau tidak sadar karna terlalu gelisah menahan sesuatu, Hendry tetap menggendong Bella meskipun wanita itu sudah bangun. Padahal Hendry bisa menurunkan Bella dan menyuruh wanita itu tidur di kamar.
Hal itu justru membuat Bella tersenyum penuh kemenangan dalm hati. Tidak sia-sia dia menunggu Hendry berjam-jam sampai ketiduran, kini dia ada dalam gendongan mangsanya.
Tak mau membuang kesempatan, Bella segera mengalungkan kedua tangannya di leher Hendry dan membenamkan wajah di dadanya, lalu memejamkan mata.
"Aku sangat mengantuk." Racau Bella dengan suara yang di buat-buat agar Hendry percaya kalau dia benar-benar mengantuk.
Hendry menundukkan kepala karna tidak ada pergerakan lagi, dia melihat Bella yang sudah kembali tertidur pulas dalam gendongannya.
Tanpa sadar sudut bibir Hendry terangkat.
Hendry membuka pintu kamar Bella dengan tangan yang masih menopang tubuh Bella. Dia kemudian menutup pintu setelah masuk.
Perlahan Hendry membaringkan Bella di atas ranjang.
Bella langsung menggeliat dan mengubah posisinya menjadi menyamping ke arah Hendry yang masih berdiri di samping ranjang. Dress yang di pakai Bella tersingkap ke atas, memperlihatkan setengah pahanya yang mulus.
Hendry mendadak sakit kepala sampai memijat pelipisnya. Dia semakin gelisah melihat bagian-bagian tubuh Bella yang membuat darahnya menjadi panas.
Tapi bukannya menghindar dengan keluar dari kamar Bella, Hendry malah setia berdiri di dekat ranjang seolah menunggu sesuatu yang dia inginkan terjadi.
Benarkah saja, Hendry semakin kesulitan megongrol diri dan hampir naik ke atas ranjang untuk bergabung dengan Bella. Tapi pria itu tiba-tiba teringat wajah Julia. Hendry akhirnya mengurungkan niatnya karna takut menyakiti perasaan Julia.
Dia hanya bisa membuang nafas kasar, lalu berbalik badan untuk keluar dari kamar Bella. Tapi sebelum Hendry beranjak, Bella mengatakan sesuatu yang membuat jantung Hendry bergemuruh dan darahnya semakin berdesir.
"Mas Hendry mau kemana.? Mau tidur denganku tidak.?" Ujar Bella. Dia sudah mengubah posisinya menjadi duduk dan menatap tubuh Hendry yang berdiri tegap.
Bella berani melontarkan perkataan gila itu lantaran merasa sudah sangat frustasi. Dia sudah berusaha menggoyahkan pertahanan Hendry sampai rela melepaskan Dress di kolam renang, lalu memakai dress seksi dan tampil cantik didepannya, tapi pria itu sama sekali tidak berniat untuk menyentuhnya lebih dulu. Jadi Bella membuang rasa malu, bahkan sampai merendahkan harga dirinya depan Hendry sebelum kehilangan kesempatan.
Hendry berbalik badan, keduanya kini saling pandang tanpa ada yang bersuara. Mereka tampak sedang bicara lewat tatapan mata.
Bella seolah bisa membaca arti tatapan Hendry.
"Aku tidak bercanda. Malam ini saja, temani aku tidur ya.?" Pinta Bella seraya memegang tangan Hendry dengan wajah sendu.