NovelToon NovelToon
Young & Free

Young & Free

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Romansa
Popularitas:667
Nilai: 5
Nama Author: Rucaramia

Sahabat itu cinta yang tertunda, kata Levin satu waktu berkata pada Dizza seolah konsep itu memang sudah dialami nyata oleh si pemuda. “Kau hanya perlu melihat dengan persepsi yang berbeda untuk menemukan cintamu.”
Sampai kemudian Dizza yang berpikir itu omong kosong mengalami sendiri kebenaran yang Levin katakan padanya. Dizza jatuh cinta pada Edzhar yang adalah sahabatnya.
"Memangnya boleh mencintai sahabat sendiri?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rucaramia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Brownies Manis

Edzhar yang duduk di sebelah Dizza sedikit bertanya-tanya tentang percakapan yang terjadi diantara Dizza dengan seseorang yang berada di sebrang telepon. Namun, tanpa harus mencari tahu lebih lanjut Edzhar tampaknya sudah tahu siapa yang sedang menghubungi gadis itu. Karena jadwal mereka yang tidak sama, sudah bisa dipastikan itu adalah Levin. Apalagi ketika Dizza mengumpat dengan bebas. Ah … entahlah tiap kali melihat dan mendengar cara mereka berinteraksi Edzhar selalu saja seperti ini. Padahal yang berada disisi Dizza saat ini adalah dirinya, tetapi kenapa dia merasa harus iri ketika gadis itu menerima telepon dari orang lain ketika berada disisinya? Ini aneh dan tidak masuk akal.

Tetapi untungnya semua itu terhenti lantaran sang dosen memasuki kelas. Pria itu langsung membuka sesi dan mengajukan pertanyaan kepada audiens. Kebiasaanya memang seperti itu. Mengajukan pertanyaan sebelum dia akhirnya menerangkan sejelasnya soal materi yang dia bawakan. Suasana mulai hening dan tidak ada satupun yang menjawab, jadinya ketika secara kebetulan Edzhar di tunjuk dia kontan menjadi pusat perhatian di kelas. Dizza tersentak ketika dia pikir dirinya yang ditunjuk, tetapi saat Edzhar yang bangun dari posisinya dan menjawab pertanyaan sang dosen dia langsung lega.

Edzhar sendiri senang lantaran disaat seperti ini dia bisa menjadi pusat perhatian Dizza. Gadis itu akan memperhatikannya secara seksama dan melihatnya dengan sorot mata kekaguman dan hal itulah yang selalu membuat Edzhar berpuas diri.

Sesi kelas berakhir, semua mahasiswa terlihat langsung merenggangkan ototnya masing-masing sepeninggal sang dosen. Tak berbeda dari semua orang Dizza juga melakukan hal yang sama.

“Kau terlihat mengagumkan tadi,” celetuk gadis itu yang membuat Edzhar langsung tersenyum simpul.

“Tidak begitu juga, aku hanya menjawabnya semampuku.”

“Semampumu itu adalah karunia luar biasa kalau itu terjadi padaku,” sahut Dizza lagi. Lalu dia menatap Edzhar lekat-lekat.

“Ada apa? kenapa menatapku begitu?” tanya Edzhar sedikit bingung dengan ekspresi yang Dizza buat.

Tetapi setelahnya Dizza hanya tersenyum memamerkan deretan giginya yang putih dan kedua kelopak mata yang tertutup rapat. Menunjukan senyum bulan sabit yang mempesona. “Tidak,” katanya pendek.

“Kau … hmm … mau mampir ke suatu tempat sebelum kita pulang?” tanya Edzhar secara impulsive. Dia bahkan melupakan fakta bahwa ajakannya sekarang seharusnya dia simpan dalam hati. Entah kenapa itu terdengar agak memalukan, karena biasanya selalu Dizza yang inisiatif mengajaknya.

Dizza melirik padanya, sesaat dia tidak langsung bereaksi. Namun begitu senyumnya terbit lagi Edzhar tahu bahwa itu adalah sebuah pertanda baik. “Tentu. Apa kau tahu tempat yang menarik?” kata Dizza lagi.

“Aku tadi melihat ada toko kue yang katanya enak, aku ingin mencobanya tapi kalau aku membelinya sendiri entah kenapa terasa … aneh,” timpal Edzhar.

Dia tidak tahu mengapa harus mengatakan hal itu, terlebih gagasannya yang tiba-tiba dan mendadak itu membuatnya perlu berpikir cepat. Dan payahnya malah itu yang dia katakan kepada Dizza.

“Oh ya? kalau begitu ayo kita coba. Siapa tahu aku bisa menirunya kalau aku punya waktu nanti,” timpal Dizza yang tampak sangat super excited dengan ajakan Edzhar. Sekali lagi Edzhar merasa begitu lega.

“Oke,” katanya.

***

Lokasi toko tersebut tidak jauh dari area halte tempat biasa para mahasiswa tanpa kendaraan menunggu angkutan umum. Tetapi karena Dizza dan Edzhar tidak langsung pulang, mereka berdua berjalan menyusuri trotoar bersama. Dan seperti biasa Dizza akan menjadi pendominasi pembicaraan. Dia selalu punya topik baru yang bisa dibicarakan kepada Edzhar, dan hal itu pula yang membuat Edzhar bisa cukup nyaman bersamanya.

Tiba disana, Dizza langsung disibukan dengan kegiatan mengagumi toko. Dia melihat-lihat seluruh interior toko dengan seksama. Dan kalau dipikir-pikir Dizza memang pecinta hal-hal manis, jadi wajar ketika dia masuk ke dalam toko yang berinterior lucu Dizza langsung terpukau. Edzhar hanya diam memandangi tingkah polah Dizza yang mengomentari semua hal yang dia lihat dan mengemukakan pendapatnya. Edzhar menyimak semuanya dan sesekali tersenyum menyadari betapa menggemaskannya Dizza saat ini.

“Selamat datang di toko kami, sudah memutuskan mau pesan apa?” tanya pramusaji ketika antrianya telah sampai pada mereka.

Edzhar sedikit kebingungan menentukan pilihan, dan untungnya Dizza cukup peka untuk bisa membaca gerak tubuh lelaki itu. Maka secepat kilat dia menggantikan Edzhar untuk bicara dengan sang pramusaji. “Boleh saya minta rekomendasinya? Ini kali pertama saya kemari jadi saya harap saya mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan dengan mencicipi kue yang paling luar biasa,” jelas Dizza.

Edzhar hanya memperhatikan dari samping ketika gadis itu bicara dengan sang pramusaji. Dalam waktu singkat mereka terlihat cukup akrab, apalagi setelah sang pramusaji bilang bahwa dia adalah pemilik toko. Mereka tiba-tiba saja sudah membahas soal kue yang tidak terlalu Edzhar mengerti.

“Wah, sungguh mengagumkan. Aku benar-benar terkesima sejak memasuki toko ini. Maksudku lihat interiornya? Dan kue-kue di etalase ini terlihat cantik. Aku tidak bisa memilihnya,” ujar Dizza memuji dengan tulus.

“Terima kasih, Nona. Senang mengenalmu, oh ya bagaimana kalau aku tawarkan brownies sebagai gantinya?” kata sang pramusajii kemudian memutuskan untuk menghentikan obrolan karena sudah ada satu antrian di belakang mereka.

“Oh ya ampun, aku terlalu bersemangat sampai tidak sadar di belakang ada yang sudah menunggu giliran. Baiklah aku ambil itu saja, kau juga kan Edzhar?” tanya Dizza pada Edzhar.

Edzhar hanya menganggukan kepala.

“Baiklah dua brownies, minumnya?”

“Kopi hitam,” kata Dizza cepat lalu dia kembali melirik Edzhar lagi.

“Samakan saja,” timpal Edzhar yang langsung mengerti.

Setelah itu mereka berdua mencari tempat kosong, dan pilihannya jatuh pada kursi yang lekatnya di dekat jendela.

“Aku benar-benar suka tempat ini, kau pintar mencari tempat yang bagus, Edzhar,” ujar Dizza lagi begitu mereka sudah duduk di posisi masing-masing.

“Aku tidak sengaja melihatnya saat berangkat tadi pagi,” ujar Edzhar.

Tak lama pesanan diantarkan. Dua cangkir kopi hitam pekat dan dua potong brownies dengan isi selai strawberry dan topik bubuk kayu manis. Sebenarnya Edzhar tidak terlalu suka brownies karena baginya terasa pahit. Tapi anehnya begitu dia mencicipi brownies yang satu ini tiba-tiba dia merasa jatuh cinta. Apalagi ketika dia mencicipinya dia bisa melihat ekspresi terpukau yang cantik dari Dizza yang duduk di hadapannya. Rasa brownies ini manis, legit, dan pahit menyatu, bersatu padu menjadi rasa yang memanjakan lidahnya. Jantungnya berdebar dan sekarang dia jadi kewalahan menekannya. Sedikit demi sedikit rasa pahit yang dia rasakan di lidahnya berganti menjadi perasaan yang manis dan menenangkan. Mungkin ini bukan soal kue, tetapi siapa yang duduk bersamanyalah yang memberi Edzhar rasa manis itu.

Dizza, gadis itu bukanlah sosok yang selalu muncul di hari-harinya pada awalnya. Mereka hanya sempat saling menganggukan kepala ketika berpapasan. Tetapi sejak dia terlibat dengan gadis itu, hari-harinya berubah jadi lebih cerah. Namun Edzhar sadar resikonya bila terlalu jauh pun agaknya sedikit berbahaya.

1
Tara
there is no sich thing friends between man n woman..in the end they Will falling love eventually. or break up n never see each other again😱🤔
Love ..word that can cause happiness or sadness Depend situation. i hate that word n try to avoid happened to me 🫣🤔😱
Rucaramia: omg, sorry to hear that 🥹
that's right, there is no 'friendship' between woman and man.
don't hate to much about love, and i hope u find your love my dear ✨️
total 1 replies
Rubby
Kayaknya ini bakal jadi cerita yang ringan + gemesin deh, tumben kak Ruca pake POV cowo. Semangat terus ya kaaaaaa
Rucaramia: makasih banyak review-nya kak Rubby 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!