Demi melunasi hutang karena kalah judi, Kanya dijual oleh Haikal pada pria hidung belang hingga akhirnya membuat Kanaya kehilangan mahkota yang selama ini dia jaga. Tak hanya itu saja, kejadian kelam itu ternyata menghadirkan benih di dalam rahimnya.
Tanpa diduga oleh Kanaya, ternyata pria yang sudah merenggut mahkota dan membuatnya hamil adalah ayah dari Dean— pria yang sudah menjalin hubungan cukup lama dengannya bahkan keduanya sudah berniat untuk mengesahkan hubungan mereka ke tahap yang lebih serius.
Bagaimanakah reaksi Dean saat mengetahui jika ayah kandungnya menghamili calon istrinya bahkan berniat untuk menikahi Kanaya sebagai bentuk rasa tanggung jawabnya atas janin yang dikandung oleh Kanaya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 - Kenapa Mirip Dean?
Meski Kanaya berkata agar dirinya tidak perlu merasa bersalah, namun Darius tidak bisa melakukannya. Rasa bersalah itu tetap saja ada. Seharusnya malam itu dia mengetahui alasan Kanaya dibawa kepadanya. Bukannya hanya mementing hasrat belakanya saja.
Jika menyesal tiada henti, tidak akan membuat keadaan berbalik seperti semula. Hal yang bisa Darius lakukan saat ini adalah memperbaikinya. Memberikan yang terbaik untuk Kanaya untuk menebus rasa bersalahnya.
"Apa kamu menginginkan sesuatu lagi, Kanaya?" Tanya Darius. Kini mereka sudah beranjak pergi meninggalkan taman. Berada di perjalanan menuju pulang.
Kanaya melihat langit yang sudah nampak gelap. Sebenarnya masih ada hal yang dia inginkan. Namun, Kanaya ragu untuk mengatakannya. Takut bila Darius menolak keinginannya nanti.
"Katakan saja, Kanaya. Saya akan memberikan apapun yang kamu inginkan." Sambung Darius.
Kanaya menatap ke arah depan dimana Darius sedang melajukan mobilnya saat ini. Darius yang tengah fokus mengemudipun pun mengangkat kedua alis matanya saat melihat wajah Kanaya lewat spion dalam mobil.
"Saya mau makan es krim. Rasanya sudah lama sekali saya tidak pernah memakannya." Cicit Kanaya. Hanya membayangkn bagaimana es krim saat masuk ke dalam mulutnya saja, sudah membuat air liur Kanaya ingin menetes.
Semenjak terusir dari rumah, hidup Kanaya sangat jauh dari kata enak. Sebisa mungkin Kanaya menghemat pengeluarannya. Apa lagi gaji hasil kerjanya di warung Bu Inem hanya cukup untuk membayar kontrakan dan makan saja. Kanaya bahkan tak pernah membeli susu hamil untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janinnya.
Tanpa kata, Darius membelokkan mobilnya masuk ke dalam area outlet es krim yang kebetulan berada dekat dengan posisi mereka berada saat Kanaya mengatakan keinginannya. Melihat outlet es krim yang ada di depannya saat ini, membuat kedua bola mata Kanaya berbinar.
"Ayo turun!" Ajak Darius. Lagi, sebelum keluar dari dalam mobil, Darius menggunakan atribut untuk menutupi wajah tampannya.
Kanaya mengangguk. Ia turun dengan hati yang terasa gembira. Rasanya Kanaya sudah tidak sabar memakan es krim di dalam sana.
"Pesan apa saja yang kamu inginkan." Kata Darius saat keduanya sudah berada di depan kasir.
Kanya mengangguk ragu. Begitu banyak macam menu es krim yang menggugah seleranya. Entah kenapa Kanaya merasa rakus sekali ingin memesan semuanya.
"Kenapa diam saja? Ayo pesan." Darius menyerngit menatap Kanaya yang sejak tadi hanya diam dan membuat petugas kasir jadi tersenyum kepadanya.
"A-aku mau pesan yang ini saja, Mbak." Cicit Kanaya. Menunjuk menu es krim yang hanya seharga enam belas ribu.
Dariua menggelengkan kepala. Sepertinya Kanaya sejak tadi diam mencari harga yang paling murah dari bebera macam menu yang ada. Sebelum kasir menekan menu pesanan Kanaya, Darius dengan cepat menghentikannya.
"Saya mau pesan es krim..." Darius menyebutkan macam-macam menu yang best seller di sana. Kanaya hanya bisa bengong mendengarnya. Kenapa juga semua menu yang Darius pesan sama dengan semua menu yang ia inginkan.
Setelah duduk di kursi yang tersedia di dalam outlet, Kanaya menatap wajah Darius dengan mata berkedip. "Kenapa Om membelikan es krim sebanyak itu buat saya?"
"Karena saya tahu kamu menginginkannya." Balas Darius seadanya.
Kanaya tertegun. Menatap Darius dengan tatapan takut. "Apa Om bisa membaca isi hati orang lain?" Tebaknya.
Darius menatap Kanaya dengan sebelah alis terangkat ke atas. "Kenapa kamu bertanya seperti itu pada saya?"
"Karena Om selalu tahu apa yang ada di hati saya." Lirih Kanaya.
"Saya tidak bisa membaca isi hati orang lain. Apa lagi orang itu adalah kamu. Saya hanya menebak isi hati kamu. Saya gak tahu kalau yang saya pikirkan adalah yang kamu pikirkan juga."
Kanaya terdiam. Apakah benar yang Darius katakan barusan? Kenapa Kanaya jadi takut kalau Darius bisa menebak seluruh isi hati dan pemikirannya?
"Ini es krimnya. Ayo dimakan. Jangan banyak berpikir!" Kedatangan Darius kembali membawa beberapa cup es krim membuyarkan lamunan Kanaya.
"Terima kasih, Om." Kanaya menatap lapar macam-macam es krim yang terhidang di atas meja. Darius hanya menatapnya dengan wajah tersenyum. Pria itu senang karena bisa memenuhi keinginan ibu dari anaknya.
Tanpa rasa malu, Kanaya melahap semua es krim yang terhidang di atas meja. Kali ini Darius memberikan kebebasan untuk Kanaya menikmatinya. Namun, tidak untuk esok hari. Bagaimana pun juga, Darius tidak ingin Kanaya memakan makanan yang tidak terlalu bernutrisi baik untuk ibu hamil.
Di tengah kegiatannya yang sedang memakan es krim, Kanaya tiba-tiba saja teringat dengan sosok Dean. Wajah Kanaya seketika sendu mengingat masa dimana Dean menyuapkannya es krim dan mengelap sudut bibirnya yang terkena noda sisa es krim.
Kanaya terus mengingat kenangan indahnya bersama Dean hingga membuatnya tak lagi berselera menghabiskan es krimnya.
"Kamu kenapa?" Tanya Darius saat menyadari wajah Kanaya tak seceria tadi.
Kanaya menggeleng. "Saya udah kenyang, Om. Udah gak mau makan es krim lagi."
Darius menyerngit. Menatap heran wajah Kanaya. Apa semua ibu hamil moodnya mudah berubah-ubah? Padahal tadi Kanaya kelihatan semangat sekali memakan es krimnya. Tapi sekarang lihatlah. Kanaya seperti orang yang tidak bersemangat lagi untuk menikmatinya.
"Ya sudah, kalau begitu sisanya dibungkus saja." Darius tak ingin memaksa. Kanaya hanya mengangguk mengiyakannya.
Saat Darius pergi membawa es krim ke kasir meminta untuk dibungkus, Kanaya memperhatikan pergerakan pria itu. Kenapa juga makin hari wajah Darius jadi makin mirip dengan Dean. Apakah karena rasa rindunya pada Dean yang semakin membesar membuat Kanaya jadi melihat sosok Dean di dalam diri Darius?
***
Sebelum lanjut ke bab berikutnya, jangan lupa berikan rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️, like, komen dan giftnya dulu teman-teman🤗
Dan jangan lupa follow instagram @shy1210 untuk seputar info karya. Terima kasih kesayangan semua🤗🤗
sampai Kanaya sendiri juga jdi korban,akibat Haikal menjual dirinya sama Darius.
mungkin itu yg membuat Kanaya sedikit terusik dengan kata kata dari Helena.
Tapi kmu jangan percaya ya Nay,,Sekarang Darius udh berubah.
dia tidak lagi mencari wanita diluar sana.
karna sekarang dia udh punya kmu Nay.