Untuk menyembunyikan aib kakaknya. Alora terjebak hubungan dengan cowok misterius yang dijuluki si buruk rupa di sekolahnya
Siapa sangka dari hubungan tidak terduga itu timbul benih cinta, yakin cowok tersebut buruk rupa? Tetapi kenapa Alora sampai menyukainya, bahkan memberi cinta utuh untuknya, atau ada alasan dibalik julukan buruk rupa itu?
Cerita ini mengandung adegan sedikit kelewatan ya? haha.. menceritakan kenakalan remaja yang pernah hidup di negara luar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengembalikan Ciuman Itu
Langkah Alora terhenti dengan napas tidak beraturan. Ia menatap punggung seorang siswa yang menatap lurus ke depan. Dengan langkah pelan, Alora mendekat, ia sangat yakin jika si pengirim pesan tersebut ialah siswa tersebut, namun Alora masih tidak tahu tujuan menyuruhnya datang ke atap sekolah.
"Ehem." Alora berdehem saat ia semakin dekat dengan siswa yang masih membelakanginya.
"Permisi, lo yang kirim pesan ke gue bukan ya?" tanyanya sedikit ragu.
Detik berikutnya siswa tersebut menoleh. Alora membulatkan matanya saat melihat siswa di depannya itu. Aroma khas yang ia cium kemarin kembali menguar di hidungnya.
"Lo," tunjuknya mendapati Sean dengan masker di wajahnya.
Bedanya jaket besar yang biasanya menempel pada tubuhnya tidak terpakai.
Alora masih sibuk dengan isi pikirannya. Menduga-duga apa yang akan dilakukan oleh cowok di depannya.
"Duduk," ujar Sean yang sudah duduk di bangku dekatnya tadi berdiri.
"Nggak mau, lo kenapa nyuruh gue dateng? Apa yang mau lo omongin?" tolak Alora langsung.
Alora tidak mau sampai kecolongan seperti kemarin, ia sangat kesal dengan tindakan yang sebenarnya bukan dilakukan oleh Sean, melainkan oleh dirinya sendiri. Tapi meski begitu Alora kesal dengan Sean yang sudah menyuruhnya.
"Makanya duduk dulu, kalau lo masih berdiri gue bakal-"
"Apa? Lo mau ngancam gue?" tantang Alora seketika membuat sudut bibir Sean tertarik ke atas.
Gadis di depannya mendadak sangat galak setelah menciumnya. Padahal ketika pertama bertemu wajah Alora terlihat sangat berharap dengannya. Juga sikap Alora yang manis membuat Sean merasa jika Alora berbeda, namun dengan perubahan sikap Alora saat ini membuat Sean semakin tertarik. Sean tahu jika ciuman itu mungkin untuk pertama kalinya bagi Alora.
"Gue mau minta maaf soal yang kemarin," ujar Sean mendapat helaan napas Alora.
"Gue cuma minta lo buat jadi pacar gue bukan lo malah ngambil keuntungan dari itu."
"Oke, kalau lo ngerasa keberatan karena ciuman kemarin. Gue bakal balikin," ujar Sean sontak membuat Alora mengernyit.
Ia tidak paham apa yang dimaksudkan oleh Sean barusan. Sebelum akhirnya Alora terdiam dengan tubuh beku di tempatnya melihat pergerakan Sean yang sangat cepat, dalam hitungan detik Sean sudah berada di dekatnya, wajah keduanya sangat dekat dan...
Cup
Sebuah benda kenyal tiba-tiba mendarat di pipi Alora. Waktu seakan berhenti dengan perasaan aneh yang menjalar di tubuhnya. Alora tidak sadar kapan Sean membuka maskernya dan melakukannya. Ia terdiam dengan wajah kebingungan.
"Lo bisa foto sama gue buat jadiin bukti kalau kita udah pacaran dan hubungan ini bisa berakhir secepatnya," ujar Sean menatap Alora yang masih menatapnya tanpa suara.
"Dateng ke rumah gue setelah pulang sekolah nanti," setelah mengatakan itu Sean menyerahkan kotak yang berisi makanan untuk Alora.
Niatnya tadi ingin makan bersama dengan Alora. Namun melihat Alora yang datang dengan penuh kemarahan membuatnya mengurungkan niatnya.
Baru setelah punggung Sean tidak terlihat lagi. Tubuh Alora kembali normal. Hawa panas di sekitarnya langsung terasa.
"Anjir, babi," gerutunya mengusap pipi mulusnya dengan kasar.
"Dasar mesum!" teriak Alora frustasi.
Namum umpatan Alora itu seketika terhenti saat melihat beberapa siswa populer di sekolahnya mulai berdatangan. Kemal dan Dansel terlihat lebih dulu sebelum Zico disusul dengan Levian.
"Eh.. Ada cewek cantik," goda Kemal membuat Alora buru-buru pergi.
Ia tidak mau sampai berurusan dengan ke empat cowok populer di sekolahnya itu. Ia tidak ingin menjadi bahan perhatian murid-murid.
"Permisi," sapanya sopan sebelum akhirnya pergi.
Levian yang berdiri paling belakang di antara mereka sempat melirik kepergian Alora. Namun tidak ada pergerakan apa-apa dari cowok yang terkenal pendiam itu.
"Itu salah satu temannya Jesi kan?" tebak Kemal mengingat-ingat.
"Jesi? Siswi hot itu?" tanya Zico membuat Dansel dan Kemal mendelik.
"Jangan bilang tuh cewek target lo berikutnya," selidik Kemal mendapat senyuman misterius dari Zico.
"Sabi kali ah buat si Cantika nyesel mutusin gua," ujar Zico menatap Kemal dan Dansel secara bergantian.
"Dasar otak nggak waras, nggak bisa lo seminggu aja nganggur?" Dansel tidak habis pikir dengan Zico yang seakan tidak bisa tanpa sentuhan seorang gadis.
"Lu pada lupa? Gue lama di California man," ujar Zico seakan membela diri.
"Lagian lo masih ngebet juga kan sama Adista? Udah main berapa kali?" tanya Zico seketika membuat Kemal menggeleng.
"Stop dulu, gue udah lama jomblo jangan bikin joni gue cemburu ya lo pada," komentar Kemal duduk lebih dulu.
"Makanya nyari cewek." Zico ikut duduk di sebelah Kemal.
"Yang mau sama gue banyak bro, tapi yang diajak pacaran sehat jarang banget, maunya pada enak-enak melulu," curhat Kemal seketika membuat Zico dan Dansel tertawa.
"Berisik kalian." Levian akhirnya membuka suaranya setelah sedari tadi diam.
"Lah si Levi, pengen kan lo?" tebak Kemal menaik turunkan alisnya.
"Lo masih disuruh ngawasin tuh anak sama Sean?" tanya Dansel hanya dibalas Levian dengan mengedikan bahunya.
Banyak fakta baru yang baru diketahui oleh Levian dan Sean. Dan hal itu pula yang membuat Sean perlahan mulai berubah. Namun untuk saat ini hanya dirinya dan Levian saja yang mengetahui.
"Ara? Darimana aja lo? Gue tungguin sampai keringat mengucur deras di wajah paripurna ini tapi lo nggak nongol juga, tega lo ya bohongi gue?" Haikal langsung mengomeli Alora saat melihat kedatangan gadis itu.
"Look at me Ara, look at me," desis Haikal dibalas anggukan kepala oleh Alora.
"Sorry aboy geboy asoy, gue tadi ada urusan bentar," balas malas Alora.
"Urusan bentar apaan? Gue nungguin lo ada 10 menit lebih ya? Lo nggak tahu kalau gue cemas takut lo pingsan di dalam toilet." Haikal masih saja mengomel layaknya seorang perempuan.
"Terus dimana Jesi sama Karina?" tanya Alora tidak melihat adanya kedua sahabatnya.
"Mereka nyari lo tadi," beritahu Haikal sukses membuat Alora tersadar akan sesuatu.
"Eh ayang Ara? Mau kemana ye?" teriak Haikal menyusul Alora yang sudah lebih dulu pergi.
"Ini anak gadis satu ini gimana sih? Baru dateng udah mau pergi lagi, pusing kepala eike," keluh Haikal tetap berlari mengejar Alora.
Alora menimang-nimang kemana ia akan pergi, jika benar Jesi menemui Elkavira dan Adista, sudah pasti mereka sekarang ada di taman tempat tongkrongan Elkavira dan Adista.
"Please Jes, jangan Jes," gumam Alora khawatir.
Ia tidak ingin Jesi terlibat perkelahian dan akan membuat gadis itu dalam masalah. Biasanya Jesi akan berakhir dengan sebuah hukuman karena perkelahian dengan dua rivalnya itu. Namun kali ini Alora tidak akan membiarkan jika itu menyangkut tentangnya. Atau ia sendiri yang menjadi alasan dibalik perkelahian temannya.
Alora termasuk siswi cantik yang tidak begitu populer, selain karena ia merupakan salah satu sahabat Jesi, tidak ada yang mengulik tentangnya. Alasannya karena Alora sendiri bisa dikatakan lebih sering menghabiskan waktunya di kelas. Ke kantin pun sangat jarang dibanding teman-temannya yang lain.
Tepat ketika Alora akan berbalik menuju taman. Ia dikejutkan dengan adanya Sean di depannya. Cowok itu sudah kembali menggunakan jaket tebal di tubuhnya. Sejenak Alora terdiam di tempatnya, bayangan dimana tadi Sean yang menemuinya tanpa jaket tebal juga masker ketika mencium pipinya kembali berputar. Sayangnya kecupan sangat singkat itu membuatnya tidak bisa mengingat bagaimana rupa cowok itu. Mendadak Alora merinding mengingat penyakit kulit yang diderita oleh Sean.
Alora tidak munafik, ia juga merasa risih meski tidak ditunjukan secara langsung. Hanya dengan mendengar rumor yang sebenarnya belum terbukti itu. Tetapi anehnya ketika berdekatan dengan cowok misterius itu justru tidak ada perasaan jijik. Seperti saat ini misalnya, Alora sampai tidak sadar jika ia cukup lama berdiam diri di tempatnya dengan tatapan mata tidak lepas dari tubuh tinggi tegap di depannya.
"Bisa minggir nggak?"
"Ayang Ara, si buruk rupa mau lewat," bisik Haikal seketika menyadarkan Alora.
Gadis itu menatap manik mata hitam pekat itu sebelum akhirnya menyingkir memberikan tempat agar Sean bisa lewat.
Tanpa disadari bibir Sean tertarik ke atas dibalik masker di wajahnya.
Tidak berselang lama, Alora kembali mendapatkan pesan dari nomor yang sama seperti tadi, dan kini Alora sudah tahu siapa pemilik nomor tersebut.
'Gue tunggu di rumah setelah pulang sekolah'
kan udah lihat pertama tampang Sean yg aslinya ganteng dan lbh dr Zico cs😌😌😌
trs jangan lupa kalau Alora pacar nya Sean loh ya🤪🤪🤭
selalu di tunggu karya terbarunya ya kak
lanjutt donk /Smile//Smile//Smile/
dobel up kk riri
sayang Sean sudah kepincut sm Alora ya.
😌😌😌