Rin yang terpaksa harus merubah penampilannya saat berada disekolah barunya sebagai siswa pindahan, dikarenakan sebuah kejadian yang membuatnya tak sadarkan diri dan dirawat dirumah sakit.
Disekolah baru ini, Rin harus mengalami drama sekolah bersama primadona kelasnya serta dengan adik kelasnya. Serta rahasia dari sekolah barunya, bersama dengan identitasnya yang ingin diketahui teman-teman sekelasnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rheanzha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengakuan Nirmala
Bel istirahat pertama telah berbunyi, guru-guru yang mengajar di kelas menutup kelasnya. Murid-murid segera menyusun buku-buku mereka. Lalu melakukan kegiatan individu mereka masing-masing.
Nirmala segera keluar dari kelasnya, dia segera melangkah ke lantai dua tempat anak kelas dua berada. Nirmala ingin menemui Rin yang ada di kelasnya, setelah dia mengetahuinya dari Dinda.
Nirmala telah tiba di dekat kelas Rin, Nirmala mulai memutar matanya mencari sosok yang ingin di temuinya. Tingkahnya mulai menarik perhatian orang yang melihatnya.
“Ada perlu apa ya anak kelas satu kesini?” tanya seorang gadis dari kelasnya Rin yang melihat anak kelas satu dari warna seragamnya main ke kelas atas.
Nirmala tidak terlalu menggubris ucapan dari siswi itu, dia terus mencari sosok yang ingin dia temui. Nirmala segera masuk dan berjalan menghampiri seseorang yang dia cari setelah menemukannya.
Orang-orang di dalam kelas mulai ribut apalagi anak cowoknya melihat ada cewek manis main ke kelas mereka.
“Siapa tu, anak kelas satu kan, tapi aku belum pernah lihat wajahnya.” tutur salah satu cowok disana.
“Namanya Nirmala Putrie dari kelas 1-4, dia adalah anak pindahan dari SMA 1 Permata sama dengan Rin dan dia masuk kesini serempak dengan si Cupu.” ujar Ardi yang merupakan anak dari surat kabar.
“Ah, sial, lagi-lagi kami nggak bisa cari data lengkapnya.” kesal Ardi sambil mengeluarkan kameranya untuk memfoto Nirmala yang mendekati Rin.
“Memang siapa aja data yang nggak kamu ketahui?” tanya Tomi cowok yang tadi di jelaskan oleh Ardi tentang Nirmala.
“Kepala sekolah, Bu Luna dokter sekolah kita, Karin Althea anak kelas kita, Rin Astav. V dan Nirmala Putrie siswa pindahan, selain mereka, semua orang yang ada di sekolah ini kami ada semua datanya.” tutur Ardi sambil terus memotret.
“Data mereka itu seperti dihapus atau disembunyikan.” sambungnya.
“Apa kamu bilang tadi, kalian punya seluruh data dari orang-orang yang ada di sekolah ini. Wah benar-benar anak surat kabar, kalian apakan data-data pribadi kami.” ucap Olive yang kebetulan mendengar perkataan Ardi.
“Woi, sabar dong Liv, kami hanya mencari berita, sebagian juga pihak sekolah yang ngasih ke kami, jika ada sesuatu terjadi, kami bisa langsung bertindak.” Ardi mencoba menjelaskan sambil memfoto Olive.
Olive hanya terdiam dengan muka geram ke Ardi, Ardi melanjutkan memfoto. Nirmala yang terlihat akrab dengan Rin, mungkin mereka itu saudara pikir Ardi sambil terus memfoto untuk data-data tambahan bagi anak surat kabar.
Nirmala keluar dari kelas 2-2 dengan menarik tangan Rin.
“Eh, mau kemana mereka.” teriak Ardi ketika melihat Nirmala dan Rin pergi keluar dari kelas.
“Mereka mau ke kantin.” ujar salah seorang yang tadi ada di dekat Rin.
Ardi segera bangkit dari tempat duduknya berniat untuk mengikuti mereka berdua, namun Ardi di cegat oleh Olive dan Tania yang dari tadi berada di dekat Ardi agar Ardi tidak mengejar mereka.
“Woi minggir, kalian menghalangi tahu nggak.” bentak Ardi ke mereka berdua.
“Kamu mau kemana memangnya, mau ngintili mereka, kan.” tutur Sonya yang ikut menghalangi jalan Ardi.
“Kalau iya kenapa, insting jurnalis ku sedang bangkit ni.”
“Haa, insting jurnalis? Insting penguntit iya kali.” Olive sedikit kesal dengan perkataan Ardi.
Ardi mengeluarkan ponselnya berniat ingin memberitahukan anak-anak surat kabar untuk menyelidiki Nirmala, namun belum selesai dia ngetik, ponselnya langsung di rampas oleh Olive.
“Mau ngapain kamu.” ujar Olive sambil mengambil ponselnya Ardi dilihatnya apa yang Ardi ketik di ponselnya.
“Wah, parah kamu Di, Tom pegangin dia.” Olive menyuruh Tomi untuk memegang Ardi dengan wajah menyeramkan.
“Hei, anak cewek sekalian, disini ada seorang penguntit, dia mau ngirim pesan ke komplotannya untuk ngebuntutin Nirmala, adik kelas kita tadi, dan juga dia bersama komplotannya punya semua data pribadi kita.” teriak Olive ke anak cewek di kelas, cewek-cewek yang mendengar perkataan Olive baik itu ada di kelas dan di luar datang mendekatinya.
“Woi, apa maksud kamu tadi Liv.” bentak Ardi ke Olive.
“Lepasin nggak Tom, mau aja kamu ngikutin apa yang mak lampir ni suruh.” ronta Ardi agar Tomi melepaskan genggamannya, Tomi segera melepaskan genggamannya.
“Apa kamu bilang?” Ujar Olive kesal.
Ardi langsung merebut ponselnya dari Olive setelah targetnya lepas dari genggaman Tomi tadi, namun Olive langsung menepis tangan Ardi ketika dia merebut ponselnya. Ponsel dan kamera yang Ardi pegang seketika itu terhempas kedinding dengan kuat, lepas dari genggaman mereka.
Ardi langsung menatap kesal ke Olive dengan matanya yang benar-benar memerah. Ardi menghampiri ponsel dan kameranya yang berantakan di pungut nya ponsel dan dan kameranya itu. Ardi berjalan kembali ke bangkunya dengan raut wajah kesal, yang lainnya hanya diam berdiri membisu.
Ponsel dan kamera tadi diletakkannya di dalam tas, lalu Ardi mengeluarkan tumpukan kertas dari tasnya, lalu dia menutup tasnya dan menyandang tas itu.
“Cara kamu benar-benar buruk Liv, aku nggak nyangka kalau pikiran kamu terlalu picik.” ujar Ardi sambil menunjuk kearah Olive.
“Kamu ingin tahu data-data pribadi kalian kami apakan. Ini, baca sendiri dengan kamu.” Ardi menaikan nada bicaranya lalu melempar tumpukan kertas itu ke Olive.
“Oh iya, tolong izinkan aku kalau masuk nanti, bilang aja sakit, oh salah ya, bilang aja lagi nguntitin anak gadis orang, aku kan seorang penguntit.” sindir Ardi ke mereka sambil meninggalkan kelas.
Olive hanya berdiri diam dengan matanya yang mulai berkaca-kaca. Sonya, Tania, Tomi dan yang lainnya memungut kertas-kertas yang dilantai, setelah itu mereka mengumpulkan menjadi satu lagi. Mereka memeriksa kertas itu, semuanya adalah data-data pribadi sebagian murid Akademi Roswaal termasuk data Ardi juga ada disana. Betapa terkejutnya Tania ketika melihat beberapa kertas yang bertuliskan tulisan tangan yang berisi tentang kegiatan surat kabar yang membahas kesehatan murid Akademi sesuai dengan data-data siswa.
“Liv, coba kamu lihat ini.” tutur Tania ke Olive.
Olive mengambil dan membaca apa yang dikasih Tania, Olive tiba-tiba langsung terduduk dan kemudian tanpa sadar dia mengeluarkan air mata.
“Tan, benaran jahat ya aku ini.” rengeknya ke Tania.
Olive segera dibawa ke UKS oleh Sonya, sedangkan Tania menyimpan data-data itu ke tempat yang aman.
Sejak hari itu, Olive sungguh ada rasa bersalah atas tindakannya, dan dia segera ingin meminta maaf ke Ardi, namun sudah beberapa hari terakhir ini Ardi nggak ada masuk sekolah. Sedangkan Nirmala setiap harinya saat jam istirahat dia selalu berkunjung ke kelasnya Rin, lalu mengajak Rin ke kantin.
...***...
Ting, suara ponsel diiringi dengan getaran berbunyi, sebuah pesan masuk ke ponselnya Rin.
‘Kak, bisa nggak jam istirahat ke dua nanti pergi ke atap sekolah, ada sesuatu yang ingin Mala sampaikan.’
Rin segera membalas pesan Nirmala.
‘kakak mau ke perpus, jam istirahat ke dua nanti.’
Tidak lama balasannya masuk.
‘Ya nggak apa, kita ketemuannya di perpus aja.’
Rin membalas. ‘oke’, kirim dan tidak ada balasannya lagi.
Bel istirahat kedua berbunyi, Rin segera menuju perpustakaan. Disana dia mencari buku sambil melihat apakah Nirmala sudah ada disana atau belum. Tidak beberapa lama itu Nirmala muncul di hadapannya Rin.
“Maaf kak, sudah lama menunggunya ya.”
“Nggak juga kok, oh ya kamu mau bicara apa.” tutur Rin ke Nirmala.
Nirmala membawa Rin ke meja ujung perpus yang sepi, jarang orang yang kesana.
Nirmala lalu mulai menjelaskan tujuannya ke Rin.
“Nirmala ingin kakak dengarin aja dulu apa yang Mala bilang nanti sampai selesai, oke.” ujar Nirmala dan Rin mengiyakan.
“Kak, Mala suka sama kakak, mungkin karna kakak baik ke Mala dan kakak juga perhatian ke Mala, mungkin kakak selama ini rasa perhatiannya ke Mala hanya sebagai adiknya kakak aja, tapi sekarang itu beda bagi Mala. Mala juga tidak mau bohongi apa yang Mala rasa ke kakak dan juga Mala ngak ingin kakak membohongi diri kakak sendiri, Mala tahu kok kenapa kakak seperti ini disekolah, tapi Mala nggak mau kakak terus terkurung karena kejadian dulu. Mala ingin juga memperhatikan kakak, bahkan Mala juga akan ngelindungi kakak seperti waktu itu bahkan lebih. Jadi Mala ingin jadi pacarnya kakak, jadi orang yang spesial buat kakak, Mala tahu segala keputusan ada ditangan kakak sendiri, Mala hanya ingin mengutarakan apa yang Mala rasa ke kakak.”
“Mala ....” ucap Rin memanggil Nirmala dengan wajah bingung.
“Kakak nggak usah langsung menjawabnya kok, Mala ingin kakak memikirkannya dulu, kalau kakak sudah memikirkannya dan kakak nolak Nirmala, kita masih bisa jadi kakak-adik, kan.” ujar Nirmala sambil tersenyum.
“Mala nggak mau Kakak kasih jawaban dengan wajah bingung.” sambung Nirmala lalu pergi meninggalkan Rin yang duduk dengan ekspresi kebingungan apa yang harus dia lakukan nanti.
“Nirmala ....” gumamnya sambil melihat Nirmala pergi.
°
°