NovelToon NovelToon
Sang Pemilik Kekuatan Bulan Bintang

Sang Pemilik Kekuatan Bulan Bintang

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Wanita
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Gibela26 Siyoon93

Tidak ada manusia yang bisa menebak takdirnya sendiri termasuk Gibela, seorang gadis biasa di takdirkan menjadi pelindung negeri luar yang disebut Dunia Magis. Gibela adalah orang terpilih pemilik anugrah kekuatan Bulan dan Bintang. Pimpinan Gedung Pod (Power of Destiny) dari Negeri Putih atau pemilik anugrah yang bernama Guru Hayeo menunjuknya jadi ketua grup 3F (Five Friend Fod) yang artinya lima sekawan Gedung Pod diantaranya yaitu Gibela, Yeni, Clara, Rayhan, dan Boy. Gibela memiliki keistimewaan dibandingkan pemilik anugrah lainnya, kekuatan yang luar biasa dan kecantikannya membuat banyak pria tertarik padanya termasuk Siyoon dan Raja Kegelapan. Tidak peduli berapa banyak kekuatan jahat yang datang Gibela selalu bisa menghancurkannya meski berkali-kali hampir kehilangan nyawa namun sejarah masa lalu Dunia Magis menyisakan racun dan menyebabkan kekuatannya menghilang. Apa Gibela bisa melawan kekuatan jahat tingkat tinggi itu ? Apakah Gibela bisa hidup dan bahagia bersama keluarg

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gibela26 Siyoon93, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rintangan Yang Harus Dihadapi

“Loh ko kesana bukannya jalannya disana ?” tanya Boy heran melihat Vlora tidak mengunakan jalan yang ada.

“Selagi ada yang sulit kenapa harus yang mudah,” Gibela menaikinya dalam sekejap.

“Terlihat sulit namun membuat kita aman,” mereka berdua saling melihat dan tersenyum.

“Jadi kalian mau ikut atau gak ?” Gibela dan Vlora mulai tidak terlihat.

“Ehh tunggu Gi aku ikut …” Yeni dan Clara bergegas menaiki batunya.

“Dia sudah pernah kesini pastinya tau mana jalan yang aman,” seru Rayhan.

“Hari mulai gelap sebaiknya kita istirahat di sini dulu.”

“Kamu gila yah diatas pohon ini …” Boy melihat kebawah yang sangat tinggi.

“Aku waras makanya bawa kalian beristirahat disini,” ujarnya duduk di dahan besar.

“Tapi bagaimana caranya kita ?” Yeni melirik Vlora.

“Dengan ini …” Gibela menggunakan kekuatannya mengambil beberapa kayu besar dibawah lalu menyatukannya.

“Terlalu banyak tonjolan aku buat rata …” Siyoon menggunakan kekuatan kristalnya membuat dahan itu menjadi datar dan luas.

“Wah kolaborasi yang hebat,” Clara mencoba ketahanan lebih dulu.

“Apa aman ?” Clara begitu percaya diri sampai meloncat-loncat dibalik keraguannya Boy.

“Kalau kamu tidak mau disini juga tidak apa-apa turunlah dan tidur disana,” Raja Artha menunjuk tumpukan tulang dibawah belakang pohon.

“Hanya inilah satu-satunya tempat yang aman.”

“Tempat ini rintangan ketiga bukan ?” Rayhan duduk bersila.

“Benar, rintangan kali ini sangat sulit tingkat kekuatan tulang-tulang itu lebih kuat dari rintangan sebelumnya. Tulang-tulang itu akan hidup dan menyerang apapun yang ada didepan matanya bahkan mereka tidak segan-segan memakannya.”

“Makan manusia ?”

“Tidak mereka hanya memakan organnya saja.”

“Apa ?” Boy menggigil ketakutan.

“Pantas saja tulang belulang berserakan ternyata tidak dimakan beserta tulangnya yah,” ucap Gibela.

“Rintangan kali ini sangat berat butuh kekompakan dalam penggunaan kekuatan yang kita miliki.”

“Maksudnya ?” tanya Siyoon.

“Saat berjalan didepan mereka kita harus saling bergandengan tangan dengan begitu mereka tidak bisa merasakan keberadaan kita.”

“Kenapa bisa begitu ?”

“Mereka mencari mangsa dengan mengandalkan indra perasa kekuatan, tapi mereka tidak dapat merasakan kekuatan yang bercampur.”

“Ternyata begitu, eh berarti saat ini ?”

“Selain itu mereka tidak bisa merasakan kekuatan yang kita miliki jika berada diatas, kalau bisa terbang mungkin kita tidak perlu bergandengan tangan.”

“Haist seandainya bisa mungkin lebih mudah, jika kita bergandeng tangan jalannya pasti lambat menghambat banget ..” keluh Clara.

“Kalau begitu aku tidak perlu bergandengan tangan,” sahut Gibela sambil mengelu-ngelus Qouka.

“Emangnya kamu bisa terbang ?”

“Ah iya aku ingat waktu itu saat Gibela terjatuh bukannya mengenai tanah dia malah melayang,” Rayhan mengingat kembali kejadian Gibela terjadi dari jendela ruang kerja Guru Hayeo.

“Benar-benar saat itu Gibela melayang lebih parahnya lagi kita terkejut tapi dia malah santai saja,” sambung Yeni.

“Jadi itu sebabnya kenapa aku juga memiliki kekuatan terbang karena Gibela juga memilikinya, kristal itu masuk kedalam tubuhku dan menjadi kekuatan begitupun dengan darah Gibela bedanya tidak semua kekuatan Gibela bisa kumiliki,” suara hati Siyoon.

“Kamu mau makan ?” Qouka mengangguk.

“Nah makanlah,” Boy memberikan sepotong daging ayam miliknya.

“Tumben,” dari awal Qouka ada Boy terlihat tidak menyukainya tapi kali ini dia memberikan jatah makannya.

“Aku sudah berbaik hati loh kenapa gak dimakan ?”

“Dia tidak makan itu,” sela Vlora.

“Lalu ?”

“Gibela kamu ingat saat pertama bertemu dengannya ?”

“Ah iya saat itu dia sedang memakan bunga,” Gibela mengambil bunga di dahan paling atas pohon.

“Mana ada harimau makannya bunga ?”

“Qouka yang sangar itu makannya bunga aneh sekali,” Yeni mengerutkan keningnya.

“Aku belum pernah melihatnya berubah bentuk.”

“Dia hanya ingin memperlihatkan sisi manis didepan tuannya .”

“Manis menurut Gibela tapi tidak menurutku,” ucap Boy.

“Hey diam kou lihat tuh dia menatap kesini seperti ingin memakanmu hahahaha …”

“Udah Cla nanti anak orang ngompol di celana lagi hahahaha ….”

Gibela datang membawa setumpukan bunga “Makanan datang ….” Rayhan yang sedang minum langsung menceburkan air di mulutnya.

“Dari mana kamu mendapatkan segitu banyaknya Gi ?” Rayhan menyeka air di mulutnya.

“Mereka membantuku,” melihat keatas dimana Siyoon dan Raja Artha sedang mengambil bunga.

“Siapa yang paling banyak mengumpulkannya Gi ?” Yeni penuh semangat bertanya.

“Seimbang tapi aku rasa Qouka tidak cukup makan bunganya,” Siyoon dan Raja Artha ketika mendengarnya langsung berebut mengambil bunganya lagi.

“Ray siapkan dirimu menjadi wasit ..” bisik Clara.

“Aku juga tidak boleh kalah nih.”

“Ets Boy kamu diam saja disini jangan mengganggu persaingan mereka,” Yeni menahannya.

“Tapi kan …”

“Suttttt …” Yeni dan Clara membungkam mulutnya Boy.

“Lebih baik kamu nurut aja Boy kalau tidak mungkin mereka akan melemparmu kesana,” melirik bawah pohon, Boy hanya bisa menggeleng karena mulutnya masih ditutupi Yeni dan Clara.

“Wah seru nih,” ucap Clara.

Siyoon dan Raja Artha turun membawa banyak bunga.

“Buset banyak banget emang muat buat tuh si Qoo.”

“Sejak kapan nama Qouka berubah jadi Qoo ?”

“Itu nama kesayangan dariku,” Boy mengelak takut kena semprot Vlora.

“Okey Ray saatnya kamu menilai …”

“Bunga yang mereka bawa sama banyaknya tapi milik Yang Mulia lebih tinggi sedikit,” ucap Rayhan mengukur tumpukan bunga yang dipetik mereka.

“Bunga yang dipetik terlalu banyak aku rasa Qouka sudah kenyang dia tidak mungkin memakan semuanya, Lara harus aku apakan sisa bunganya ?”

“Buat besok aja,” sahut Clara.

“Bunga yang baru saja dia makan sangat banyak mungkin Qouka tidak memerlukan makanan lagi selama satu minggu.”

“Emang bisa begituh ?” tanya Clara.

“Bisa itu buktinya,” saat dilirik Qouka sudah tertidur dipangkuan Gibela.

“Enaknya jadi Qouka dimanjakan Gibela,” Yeni merasa iri.

“Kalau mau kamu jadi binatang aja siapa tau dimanjakan juga ya kan ?” ledek Boy.

“Sudah aku lelah sangat lelah …” Yeni duduk berselonjor.

“Akuuu juga …” Boy berbaring disamping Rayhan yang sedang tidur begitupun yang lainnya mencari posisi nyaman untuk tidur.

“Semua orang sudah tertidur kenapa kamu masih disini ?” Vlora datang tidak sengaja melihat Gibela diam di dahan paling atas.

“Hal apa yang mengganggu pikiranmu ?” tambahnya.

“Ketika kamu memasuki perbatasan gunung kematian, apa kamu merasakan detak jantungmu berhenti ?”

“Tidak karena aku bukan kamu,” Gibela yang tidak paham dengan perkataan Vlora mengangkat sebelah alisnya dengan ekspresi tidak mengerti.

“Cepatlah tidur besok kita memerlukan tenaga yang banyak,” Vlora tersenyum.

“Baiklah …”

Keesokan paginya Gibela dan teman-temannya sedang bersiap-siap melanjutkan perjalanan. Vlora tidak terlihat oleh mereka, hal ini membuat mereka berburuk sangka dan mengira kalau Vlora suruhan orang jahat yang mengancam nyawa Gibela tapi dengan penuh keyakinan Gibela meyakinkan teman-temannya kalau yang mereka pikirkan itu salah.

“Kemana perginya dia sih ?” Clara panik karena Vlora tak kunjung datang.

“Semoga tidak terjadi hal buruk padanya,” Gibela memang nampak gelisah tapi dalam hati kecilnya sangat tenang.

“Kita nunggu dia sambil berjalan saja jika terus menunggu disini sama halnya dengan membuang waktu, kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi.”

“Aku setuju mungkin kita bisa menunggu selama apapun tapi tidak dengan Guru,” Boy setuju dengan pendapat Rayhan.

“Kalau begitu ayo !” ajak Gibela.

“Kamu yakin jalannya kesini ?”

“Hanya ada satu jalan pasti kesini.”

“Apa kita tersesat ?”

“Hus ah kamu ini kenapa sih Cla tadi aja sewot tau sekarang baru berpikir kita butuh Vlora.”

“Entah kemana dia pergi,” gumam Gibela.

Mereka pergi saling berpegang tangan, ditengah perjalanan Rayhan tersandung dan membuatnya melepas genggaman Raja Artha. Tulang-tulang itu bergerak membentuk kerangka manusia, matanya merah dan auranya sungguh kuat.

“Ray cepat raih tanganku,” ucap Raja Artha.

“Terlambat mereka terbangun,” Gibela langsung pergi ke belakang Rayhan untuk menghadang kerangka jahat yang akan menyerangnya.

“Hati-hati !!!” akibatnya semua kerangka menjadi hidup, mereka mengelilingi Gibela dan Rayhan.

“Kalian diam disana jangan melepaskannya,” teriak Gibela memegang pedang sihir miliknya.

“Gi terbanglah kesini bawa Rayhan,” Yeni hampir saja melepaskan gandengan teman-temannya.

“Tidak Yen, jangan bergerak akan semakin sulit jika kita juga dalam situasi yang sama,” cegah Boy.

“Apa apaan ini kenapa kekuatan terbangku tidak berfungsi,” Gibela merasa aneh tiba-tiba kekuatannya seakan tidak berfungsi.

Quoka menyadari tuannya dalam bahaya dia langsung berubah menjadi harimau besar dengan taring yang tajam, Qouka mengaum mengancam para kerangka untuk menjauhi tuannya. Bukannya takut kerangka jahat itu malah berbalik menyerbu Qouka, Qibela masih terus mencoba untuk terbang tapi tetap tidak berhasil.

“Gibela di belakangmu awas !!!” Clara berteriak sangat kencang.

“Jangan sentuh dia,” Vlora datang dengan luka ditubuhnya.

“Lara kenapa kamu ?” Gibela semakin tidak mengerti melihat keadaan Vlora.

“Ini bukan saatnya, cepat lari dan kalian jalan terus sampai ujung jurang itu !” tanpa bertanya lebih lanjut teman-temannya mengiyakan permintaan Vlora walaupun mereka tau jurang itu bisa saja asli.

“Bagaimana dengan mereka ?” tanya Clara sesampainya diujung jurang.

“Kalian masuklah lebih dulu !” teriak Vlora.

“Apa kamu bercanda kami tidak akan meninggalkanmu.”

“Jangan khawatir jurang itu adalah pintu utama ujung dunia magis disana kalian pasti aman.”

“Lalu bagaimana dengan kalian ?” Rayhan, Vlora dan Gibela sibuk melawan kerangka jahat.

“Hyung lakukan itu untukku,” teriak Rayhan.

“Apa yang mau kamu lakukan ?” Clara sedikit menjauh, Siyoon memberikan isyarat pada Raja Artha untuk menjaga mereka karena Siyoon akan membantu Gibela.

Biasanya keduanya selalu berebut tapi kali ini situasinya darurat mereka tampak kompak.

“Tidakkk …” Raja Artha menarik tangan Boy dan tentunya Yeni beserta Clarapu terbawa.

“Nona Vlora disampingmu,” Siyoon menebas dua kerangka jahat yang hendak menangkap Vlora.

“Qouka disebelah sana !” Qouka langsung mengerti menyerang bagian Selatan.

“Lara sebelah Utara, Rayhan sebelah Barat, Dan Oppa Siyoon jaga lokasi ujung jurang bagian Timur serahkan padaku,”mereka berlima terus menyerang kerangka jahat itu sayangnya beberapa kalipun mereka menghabisinya kerangka itu hidup lagi, lagi dan lagi.

“Vlora katakan dulu kamu bisa membunuhnya menggunakan apa ?” ucap Siyoon.

“Aku tidak pernah membunuhnya tapi aku berhasil melarikan diri.”

“Lalu selanjutnya apa yang harus kita lakukan ? kekuatan kita semakin lemah jika terus-terusan melawan mereka yang tidak ada habisnya bisa-bisa kita menjadi seperti mereka,” sela Rayhan.

Kerangka jahat mengelilingi mereka berempat tidak ada sedikitpun sela untuk mereka mendekati ujung jurang.

“Disana ?” Gibela melihat tali panjang melilit sebuah pohon.

“Tali ?”

“Awas …” hampir saja Siyoon digigit kerangka jahat.

“Tali ini bisa membawa kita ke ujung jurang,” Gibela menghajar semua kerangka yang menghalangi jalannya menuju pohon besar didekat sana.

“Rayhan kamu lebih dulu,” Gibela melemparkan talinya.

“Cepat lakukan !” Rayhan tidak berhasil menangkap talinya untungnya Vlora membantu mengambilnya.

“Baiklah kalian juga harus cepat,” Gibela, Vlora dan Siyoon mengangguk.

“Berhasil,” Rayhan menggelantung setelah sampai di ujung jurang dia langsung melepaskannya.

“Lara !”

“Tidak Gi kamu lebih dulu,” Vlora mengembalikan talinya ke Gibela.

“Tidak Lara kamu harus pergi lebih dulu !”

“Kalau begituh Siyoon saja nanti aku setelahnya.”

“Wanita lebih dulu !”

“Aku mohon Lara pergilah luka tubuhmu akan semakin parah jika terus menyerang kerangka jelek itu,” Gibela tanpa sengaja memukul kepala kerangka yang hendak mendekatinya saat berputar lagi-lagi dia memukul kerangkanya lagi.

“Baiklah, tolong kalian cepatlah datang juga …” akhirnya Vlora pergi.

“Vlora ? dimana Gibela dan Siyoon ?” Yeni dan yang lainnya sedang menunggu di tempat pertama mereka muncul di ujung dunia magis.

“Sebentar lagi mereka menyusul ah esss …”

“Tubuhmu penuh luka, kemari aku bantu kamu menyembuhkannya dulu !”

“Kalian tidak marah, aku tiba-tiba gak ada ?”

“Kami tidak marah hanya sedikit kesal saja lagipula jika kamu berniat jahat sudah pasti dilakukan sejak awal bukan,” jawab Yeni sembari mengobati luka Vlora menggunakan kekuatannya.

“Bisa kamu jelaskan kenapa pergi begitu saja ?”

“Pagi hari aku bangun lebih awal dan berniat menyiapkan sarapan tapi tiba-tiba ada seseroang membius ku saat aku bangun tubuhku sudah diikat ke pohon selain itu kerangka jahat mengelilingiku siap mengambil seluruh organku, untungnya aku bisa kabur jika tidak mungkin saat ini aku harus menyerang kalian,” jelas Vlora.

“Maksudmu jadi kerangka jahat itu ?”

“Selain kita siapa lagi yang ikut bukannya tidak ada orang lain lagi iya kan ?” Clara merasa ada yang janggal.

“Aku juga berpikir demikian tapi sepertinya memang ada orang lain yang mengikuti perjalanan kita kesini dan tentunya dia tidak ingin kita berhasil.”

“Kurang ajar siapa yang melakukannya ?” Boy memukul batu disampingnya sampai terbelah.

“Aku harap Siyoon dan Gibela bisa kembali secepat mungkin, saat aku meninggalkan mereka banyak sekali kerangka jahat mengelilinginya.”

“Aku yakin mereka pasti baik-baik saja,” Raja Artha mengatakannya penuh keyakinan.

“Oh iya Qouka dia ?”

“Qouka merupaka hewan legenda yang memiliki kekuatan yang tinggi dan langka pasti dia akan selalu melindungi tuannya.”

“Tapi Siyoon Oppa?”

“Mereka pasti baik-baik saja,” Raja Artha memenangkan Yeni yang terlihat sangat khawatir.

“Kekuatan yang mereka miliki sangat kuat tidak mudah bagi siapapun untuk mengalahkannya,” tambah Clara menghilangkan rasa kekhawatiran di hatinya.

“Bukannya kucing suka tulang ?” Siyoon, Gibela dan Qouka kini tengah dikepung kerangka jahat.

“Tapi tidak bagi Qouka,” jawab Gibela dalam keadaan waspada tinggi.

“Auuuummm ….” kaki Qouka digigit kerangka jahat.

“Qouka …” Gibela segera membantu melepaskan gigitannya.

“Selanjutnya apa ?”

“Kita tidak mungkin menerobos, jumlah kerangkanya terlalu banyak sangat sulit untuk mengalahkannya.”

“Mereka semakin mendekat,” mereka bertiga terpojok, Siyoon berdiri di depan Gibela dan Qouka.

“Tidaakkk,” Gibela menutup matanya sembari memeluk Qouka yang berubah menjadi kecil kembali karena digigit tadi.

“Ehh tidak ada yang terjadi ?” sebelah matanya mengecek, ternyata mereka dibantu rusa yang diselamatkan Gibela waktu itu.

“Rusa itu hebat juga.”

“Nona cepat ambil talinya dan pergilah dari sini serahkan mereka semua padaku !” anak Rusa berlari memberikan talinya pada Gibela.

“Rusanya bicara ?” ekspresi kagetnya terlihat begitu jelas.

“Tahan rasa penasaranmu sekarang kita harus pergi. Kamu lebih dulu !”

“Anak rusa …” sebelum sampai ke induknya anak rusa diserang kerangka, Gibela langsung berlari membantunya.

“Ehhkk …” Siyoon hendak menahannya.

“Nona jangan pedulikan kami cepatlah pergi dari sini !”

“Aku tidak bisa pergi begitu saja.”

“Kami berasal dari sini mereka tidak bisa melukai kami,” Gibela tidak bisa pergi kemanapun kini dirinya berada di tengah-tengah kumpulan kerangka jahat.

Siyoon mengambil tali dan membawa Qouka bersamanya, Siyoon menggelantung meraih Gibela yang berada jauh disana.

Siyoon memeluk Gibela supaya tidak terjatuh, rusa itupun tersenyum dan berkata “Kita akan bertemu lagi lain waktu.”

“Ini sudah lama sekali semenjak kamu datang kenapa mereka masih belum datang ?” Yeni mondar-mandir membuat semua orang pusing melihatnya.

“Huuuhhh akhirnya….”

“Gibela bener kan ini kamu ?”

“Jika bukan emangnya siapa ?” Gibela turun sambil memeluk Qouka.

“Aku kira kamu bakalan di makan tuh kerangka,” ucap Raja Artha mendekati Siyoon.

“Jantungku hampir saja copot menunggumu.”

“Yen tolong Qouka !” pinta Gibela.

“Eittt dia mungkin akan menggigitku,” menahan Gibela memberikan Qouka.

“Tidak akan,” memberikannya pada Yeni, benar saja Qouka tidak memberontak tapi detak jantungnya mulai melemah Yeni yang merasakannya segera mengobati Qouka.

“Jika tidak ada rusa itu mungkin kami tidak bisa menyusul kalian,” ucap Siyoon.

“Rusa katamu ?”

“Iya ..”

“Rusa yang waktu itu aku tolong Cla.”

“Rusa yang bisa bicara itu datang menolong mu ?”

“Aku bahkan belum sempat berterima kasih padanya.”

“Pantas saja tidak ada yang pernah berhasil melewati 3 rintangan menuju ujung dunia magis ternyata semua rintangan sama halnya seperti jurang mundur dikit langsung terjatuh.”

“Syukurlah semua orang selamat.”

“Aku baru sadar di depan kita itu gunung bersalju,” walaupun Rayhan tidak terlalu banyak bicara seperti yang lainnya tapi dia juga sama mengkhawatirkan ketuanya itu.

“Salju ? apa ini nyata atau ilusi katakan Vlora ?” Clara sumringah bertanya.

“Salju itu nyata.”

“Bolehkah ?” Vlorapun mengangguk setuju. Clara berlari lalu menjatuhkan dirinya di tumpukan salju.

“Loh ko saljunya tidak dingin.”

“Ini bukan salju biasa.”

“Kenapa bisa begitu ?”

“Aku juga tidak tau, saat aku tiba disini keadaanku sangat buruk tidak memperhatikan sekitarnya,” berjalan menaiki bukit bersaltu itu di ikuti yang lainnya.

“Mau tinggal disini ?”

“Tidak tidak …” Clara bangun dan berjalan mengikuti.

“Dimana letaknya ?” Rayhan tiba lebih dulu diatas saat matanya melihat kesamping dia melihat keindahan aurora.

“Cantik sekali,” Yeni mendekat.

“Sepertinya ini ujung dunia magis, tidak ada jalan lain lagi di sekitar sini ,” Raja Artha mengelilingi area disana.

“Benar …”

“Jadi dimana buku suci emas itu berada ?” tanya Boy.

“Oh soal itu aku juga tidak tau dimana lokasi tepatnya …”

“Apa ???” semuanya melirik Vlora kecuali Gibela.

“Sejak awal aku kan sudah bilang kalian saja yang gak peka.”

“Lihat Gi …” saat Clara ingin mengadu pada Gibela, Gibela sedang asik dengan seekor kupu-kupu.

“Apa yang dia lakukan ?” Gibela hendak menangkap kupu-kupu yang hinggap di pohon dekat jurang.

“Gi ??” panggilan dari Yeni membuatnya kaget dan terpeleset.

“Gibela ….” semua orang berlari untuk membantunya.

“Kemana dia ?” melihat ke ujung jurang tidak menemukan Gibela.

“Aku harus menyusulnya,” ketika Raja Artha meloncat jurang itu menghilang berganti menjadi tanah dengan tumpukan salju.

“Lakukan sesuatu cepat lakukan…” Clara memintanya pada Vlora.

“Boy masih ada stock makanan tidak ?” bukannya melakukan permintaan Clara, Vlora malah ingin makan.

“Haah ?”

“Dewi bulan hanya ingin bertemu dengan Gibela, kita tunggu disini !”

“Baiklah,” Rayhan pun duduk di dekat Vlora.

“Ohok ohok,” mengipas-kipas menggunakan tangannya untuk menghilapkan debu.

“Aku dimana ini ? Gua, apa jangan-jangan gua ini adalah gua yang dimaksud Vlora tapi kenapa ada di dalam jurang ?” Gibela menelusuri guanya.

“Eeehhh …” Gibela hampir terjatuh karena menginjak sesuatu.

“Benda apa ini ? dari bentuknya mirip dengan bok,” Gibela membuka bok berwarna hitam didalamnya terdapat secarik kertas yang bertuliskan :

Akhirnya kamu datang, aku sudah lama menunggumu ….

Teruslah berjalan sampai menemukan peti berwarna emas ! disana kamu akan menemukan jawaban yang selama ini kamu cari.

“Dimana peti itu …” membersihkan sarang laba-laba yang menghalangi jalannya.

Setelah cukup lama berjalan akhirnya Gibela sampai di tempat dimana peti emas itu diletakan, awalnya Gibela ragu untuk mendekat tapi tiba-tiba peti itu terbuka dan mengeluarkan cahaya emas. Cahaya emas itu menembuh keluar gua bahkan sampai ke ujung langit. Teman-temannya yang berada di atas bukitpun dapat melihatnya begitupun dengan semua masyarakat dunia magis, semua orang bertanya-tanya cahaya apa itu dan dari mana asalnya. Gibelapun memberanikan diri mendekat, cahayanya perlahan menghilang terlihat didalam peti emas itu terdapat buku putih yang besar. Gibela mengambil buku itu dan dirinya menghilang dari gua.

“Gibela ??” Vlora melihat Gibela datang membawa buku ditangannya.

“Kamu berhasil,” Vlora terharu dan memeluknya.

“Buku apa ini ?”

“Ini adalah buku suci emas, sejujurnya buku ini tidak bisa diambil atau dibuka oleh siapapun kecuali titisan Dewi Bulan dan Dewa Bintang sendiri. Kamu adalah orang yang disebutkan Dewi Gi, sejak pertama aku melihatmu aku sudah yakin orang itu adalah kamu …” Gibela hanya bengong.

“Legenda itu memang benar aku kira hanya mitos. Dahulu kala seseorang dari kegelapan menutupi cerita legenda yang selama ini dipercaya semua masyarakat dunia magis sehingga tidak ada seorangpun yang menyebutkannya lagi tapi kini aku melihatnya sendiri,” sela Raja Artha.

“Gimana cara pakainya ?”

“Sebutkan saja apa yang ingin kamu ketahui !”

“Seperti penawar racun Guru,” ketika Gibela menyebutkannya, buku itu terbuka dengan sendirinya didalamnya terdapat tulisan bunga rangka adalah penawarnya.

“Selama ini kita sudah mendapatkan penawarnya.”

“Maksudmu ?”

“Bunga yang dimakan Qouka adalah bunga rangka.”

“Artinya kita harus balik lagi kesana dongs ?”

“Tidak perlu …”Siyoon mengeluarkan dua genggam bunga rangka. Qouka berniat menyantapnya tapi dihentikan Gibela.

“Tidak boleh bunga itu untuk mengobati Guru.”

1
siti Hasanah
berarti ada sesi 2 donk.... semoga.. sehat selalu thor.. d tunggu seson 2 nya jarang" ada cerita yg seperti ini.../Smile//Smile//Slight/
Chimer02609: Terima kasih, jadi makin semangat /Kiss/
total 1 replies
siti Hasanah
berasa nonton filem layar lebar
siti Hasanah
berasa d negeri dongeng /Bye-Bye//Bye-Bye//Angry/
siti Hasanah
kyak nya si reyhan suka tu
siti Hasanah
waaah.. suka sekali
siti Hasanah
seru kyaknya
Cevineine
Lanjuttt😁
Chimer02609: siap Kak 🤗
total 1 replies
Shreya Das
Dari semua karya yang pernah dibaca, ini nomor satu!
Chimer02609: Terima kasih 🤗
total 1 replies
Tiểu long nữ
Yang bilang cuma buat anak-anak aja baca cerita, pasti belum nemu karya-karya kayak ini.
Chimer02609: betul /Ok/
total 1 replies
art_zahi
Ngakak ampe terbahak-bahak. 🤣
Chimer02609: Seseru itu kah Kak 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!