kehadirannya tak pernah di harapkan. kelahirannya di anggap kesalahan besar dan bencana.
ia lahir karena sebuah kesalahan.
Dia...
seorang anak haram dari seorang pengusaha terkenal.
Ryicki Mahendra Setiawan Ananta.
dia lahir dari rahim seorang wanita malam yang sengaja di jadikan jebakan untuk menghancurkan nama baik sang pengusaha.
mampukah ia menjalani kehidupannya dengan baik,
setelah hal buruk juga perlakuan buruk tanpa keadilan kerap kali ia terima dalam setiap jengkal langkahnya.
dalam setiap hembusan nafasnya,
hanya hinaan yang ia terima.
dialah gadis cantik berwajah dingin...
Maurelia Agastya prameswari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 31 quality time dengannya.....
Akhtar memeluk posesif pundak Maura ketika keduanya hendak keluar dari ruangan itu.
Maura mencebik menatap Akhtar yang seolah tak mau melepaskan dirinya.
Tak lupa ia juga terus berusaha menyingkirkan lengan pemuda itu dari pundaknya.
Tapi bukan Akhtar namanya jika ia mau menyerah begitu saja.
Ia tahu Maura bukan gadis seperti yang lain, yang akan lunak hanya dengan sebuah kata kata manis.
Maura gadis keras kepala yang bertemperamen kasar.
Semakin Maura mencoba melepaskan diri darinya, Akhtar akan semakin mengeratkan dekapannya.
" menyingkirlah...aku bisa jalan sendiri, dasar mesum " omel Maura sambil berusaha mendorong tubuh Akhtar agar menjauh dari dirinya.
Ia merasa risih di perlakukan seperti itu oleh pemuda itu.
" mesum kau bilang...?! " tanya Akhtar yang seolah tak percaya dengan pendengarannya sendiri, seseorang mengatai dirinya mesum
" apalagi memangnya jika bukan mesum, kau masih kecil tapi otakmu sudah di penuhi dengan pikiran pikiran kotor "
" kecil kau bilang....?! " sergah Akhtar lagi.
" kemari....." katanya sambil menarik tubuh Maura yang berhasil sedikit menjauh darinya dan kemudian membawanya berdiri di depan kaca.
" kau lihat, siapa yang kecil....tinggimu hanya sampai ketiakku kau bilang aku kecil....?!
Dasar botol obat sirup " ejek Akhtar di telinga Maura sambil matanya terus menatap wajah Maura yang sudah mulai memerah lagi karena marah.
" tapi baiklah, terserah kau mau bilang aku kecil atau apa....
Tapi ingat, aku yang kau bilang kecil ini telah berhasil memuaskanmu dan membuatmu mendesah nikmat di bawahku....
Jangan bilang kau lupa itu..."
bughh.....!!!
" menjijikkan ...." umpat Maura sambil memukul keras perut Akhtar dengan sikunya.
Sungguh bukan itu maksud Maura, maksudnya adalah...usia mereka masih terbilang kecil.
Tapi pemuda itu sudah bicara hal urusan ranjang begitu.
Dasar tak tahu malu...
Tapi Maura lupa, usia Akhtar yang tentu lebih tua darinya.
Karena saat ini, pemuda itu sedang menjalani program masternya.
Akhtar bukan mahasiswa biasa dengan usia yang hampir sama dengannya.
" aawww......sakit Ra,
Kdrt kamu...." jawab Akhtar sambil meringis menahan sakit.
Tubuhnya melengkung memegangi perutnya.
Maura tak menggubrisnya, kemudian ia melangkah hendak keluar ruangan itu.
Tapi lagi lagi Akhtar kembali merangkul pundaknya.
" ckk...lepaskan aku, kau bisa berjalan sendiri kan ?! " sentak Maura.
" tentu saja, tapi aku ingin seperti ini..." jawab Akhtar cuek.
berhadapan dengan gadis itu, jika di buat serius maka ia akan gila sendiri.
" cari siapa kamu, kenapa celinguk celinguk begitu ?! " jawab Akhtar dengan raut wajah tak suka ketika ia melihat Maura sempat melihat ke sana kemari seperti mencari seseorang.
" bukan urusanmu...." jawab Maura ketus,
yang sebenarnya ia sedang mencari Lana.
" aku sudah memintanya pergi, kau sudah bersamaku " kata Akhtar seolah tahu siapa yang tengah Maura cari.
Maura menoleh dan menatapnya tak suka.
" lancang sekali kamu...." omel Maura
" sudah ayo, jangan marah marah saja...." potong Akhtar sambil mengajak Maura beranjak dari sana.
Akhtar meraih jemari Maura dan memasukkannya kedalam saku hodie yang kini sedang ia pakai.
Tak ia hiraukan Maura yang terus meronta dan mencoba menolaknya.
Tak lama keduanya nampak memasuki privat room yang ada di sebuah kafe.
Menunggu makanan, Akhtar tak lepas menatap Maura yang sibuk dengan ponselnya.
" ponsel baru ?! " tanya Akhtar,
Ia tahu itu pasti ponsel baru Maura atau ponsel lain gadis itu.
karena ponsel Maura yang lain beserta tasnya masih berada di tangannya.
Tapi Maura diam tak menjawab, ia hanya sibuk dengan ponselnya.
Merasa di abaikan, Akhtar tiba tiba menyahut ponsel itu dan memasukkannya ke dalam saku celananya.
Maura mendelik dan menatapnya marah.
" balikin nggak...?! " sentak Maura.
" nggak....!! " jawab Akhtar cuek sambil terus menatap Maura tak berkedip.
" balikin...."
" nggak...."
" apa sich maumu....ngrecokin aja...." rutuk Maura geram.
" gak ada...makan dulu " jawab Akhtar masih santai, bersamaan dengan itu makanan datang.
" balikin ponsel ku...."
" makan dulu..."
Maura menghela nafas kasar,
Tapi akhirnya ia pun mengisi piringnya dengan makanan juga.
Jujur ia juga sudah sangat lapar saat ini.
Tak lama, Maura mulai menyuap makanannya. Tak lupa ia menaikkan satu kakinya ke atas tempat duduknya.
Akhtar menatap tak berkedip kelakuan gadis itu.
" turunkan kakimu...tidak sopan makan dengan sikap seperti itu " katanya pada akhirnya kepada Maura.
Apa Maura mendengarkannya ?!
Tentu saja tidak....
" terserah ku....kaki kaki aku sendiri, nggak minjam kaki kamu.
Kalau nggak suka, tinggalkan aku sendiri...
Tapi jangan lupa bayar dulu makanannya. Aku tak bawa uang.
Uangku ada di tas yang di bawa Lana tadi " jawab Maura cuek.
Akhtar menghela nafas.
Baru kali ini ia bertemu gadis seliar ini.
Akhtar menggeser tempat duduknya dan lebih mendekat kepada Maura,
Kemudian ia menurunkan kaki Maura dan menindihkan satu kakinya ke atas pangkuan gadis itu.
Maura lagi lagi sontak melotot kepadanya.
" apa sih kamu...turunin nggak kaki kamu ?! " bentak Maura marah,
tapi Akhtar cuek saja, pemuda itu kini malah mulai menyuap makanannya.
Setiap kali Maura hendak menurunkan kakinya yang kini berada di atas pangkuan gadis itu. Atau ia bergerak berupaya melepaskan dirinya.
Maka ia akan semakin menekan kakinya agar Maura tak bisa bergerak.
Maura menggeretakkan giginya karena marah.
" makan...atau kamu mau aku suapi dengan caraku ?! " tawar Akhtar sambil nyengir.
" sialan kamu...." umpat Maura sambil menatap Akhtar dengan nyalang.
tapi percayalah...gadis itu hanya berani mengumpat di dalam hati.
Tak lama,
Ia kembali terlihat menyuap makanannya meski dengan wajah masam dan sangat tidak enak dilihat.
Akhtar sesekali melirik ke arah Maura,
Entah kenapa hatinya terasa begitu tenang dan damai berada di sisi gadis itu.
Selama ini ia hanya bisa melihat dan menatap gadis itu dengan pemikiran dan perasaan tak menentu.
Ia tak tahu apa yang sebenarnya ia rasakan kini kepada Maura.
Tapi yang jelas....
Ia ingin menggenggam jemari gadis itu.
Menjadikan dia hanya miliknya.
serrraaaangngng....🔫🔫🗡️🗡️💣💣
btw, majikanmu masih hidup jadi perjuangin... kalau perlu minta tolong sama kakek nenek Maura. mereka kayaknya udah mulai sayang sama Maura.
biar Ricky nyesel udah nyia-nyiain anak kandung sendiri demi anak orang.
anak yang kata-katain anak pelacur malah anak gadis baik-baik. justru yang dianggap istri yang baik malah seorang wanita murhn