Pata hati terbesar seorang Ayana, ketika dirinya masih pertama kali mengenal cinta dengan seorang pria dewasa yang begitu membuatnya bahagia dan berasa menjadi wanita yang paling dicintai. Tapi sayang kisah cinta yang sudah berjalan lama harus berhenti karena sang kekasih yang merupakan anak dari keluarga berada, harus menerima perjodohan dengan wanita yang setara dengannya. Hal itulah yang membuat Ayana menjadi pata hati dan sulit membuka hati untuk pria lain. Tapi? Enam tahun setelah kejadian itu Ayana yang berprofesi sebagai seorang guru, harus dihadapkan dengan seorang murid yang pendiam dan murung tidak seperti murid lainnya, sejak saat itu pula Ayana mulai mendekati anak tersebut dan tanpa di sadari anak perempuan itu merupakan anak dari sang mantan. Apakah kisah cinta mereka akan bersemi kembali??? Temukan jawabannya hanya Manga Toon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Polisi mulai melacak keberadaan Mawar melalui nomor handphone yang masih aktif, saat ini para aparat semakin gencar menyebar anak buahnya, untuk mencari gadis yang sudah melakukan tindak kekerasan terhadap anak di bawah umur itu.
Keberadaannya sudah di temukan, para aparat pun mulai menuju tempat yang sudah terdeteksi keberadaannya, Mawar yang sedang menikmati makan malamnya harus di urungkan karena melihat mobil polisi yang sedang berhenti di depan rumahnya, segera gadis itu berlari lewat pintu belakang.
"Hah! Polisi," ujarnya sambil lari dengan melewati pintu belakang.
"Braaakkk." Pintu langsung di gebrak.
"Saudara Mawar jangan mencoba untuk kabur tempat anda sudah kami kepung," ucap sigap polisi sambil menggerakkan senjatanya ke arah berlawanan.
Saat ini para aparat sudah mulai menggeledah tempat tersebut, lalu dari salah satu polisi ada yang menemukan kalau pelaku sedang keluar lewat pintu belakang.
"Lapor Komandan, pelaku tengah kabur lewat pintu belakang," ucapnya lalu dengan sigap polisi mulai berbagi tugas mengejar gadis tersebut.
Mawar pun mulai berlari sampai nafasnya terdengar ngos-ngosan, gadis itu berhenti sejenak karena merasa lelah, apalagi dirinya mempunyai riwayat asma, sehingga tidak bisa dibuat lari terlalu kencang.
"Sial asma ku pake Kambu lagi," gerutu Mawar sambil duduk sejenak untuk istirahat.
Ketika asmanya mulai agak mendingan Mawar mencoba untuk bangkit dari duduknya, tapi ketika hendak berjalan tiba-tiba saja polisi berhasil meringkus tangannya dari belakang.
"Anda tidak bisa kabur lagi saudara Mawar," ucap polisi tersebut dengan tegas.
Mawar langsung syok ketika tahu tangannya di cekal oleh polisi, tubuhnya langsung bergetar begitu saja, asma yang tadi sudah mereda tiba-tiba datang kembali.
"Pak, saya mohon jangan tangkap saya," ucap Mawar.
"Saudara harus mempertanggung jawabkan atas tindakan anda terhadap anak di bawah umur," terang polisi tersebut sambil meringkus tersangka.
"Aku tidak mau di penjara Pak, tolong aku tidak salah, hanya anak itu saja yang terlalu bandel dan susah untuk di bilangin!" teriak Mawar yang tidak terima.
******
Saat ini mereka sedang makan dengan suasana yang hening karena memang tidak ada obrolan di antara ketiganya, tiba-tiba saja handphone Andre berbunyi lalu pria tersebut langsung mengangkatnya.
"Hallo, selamat Malam Pak Andre," ucap suara dari arah seberang.
"Gimana Pak, ada kabar apa?" tanya Andre.
"Begini Pak, pelaku yang bernama Mawar sudah berhasil kita ringkus," jelas polisi tersebut.
"Oh baiklah kalau begitu saya serahkan tugas ini kepada Bapak, dan sekali lagi saya ucapkan banyak-banyak terima kasih karena sudah cepat menangani kasus ini," ucap Andre yang merasa begitu lega akhirnya pelaku kekerasan terhadap anaknya tertangkap juga.
"Sama-sama Pak Andre," sahut polisi tersebut lalu mengakhiri panggilan teleponnya.
"Gimana Pak, apa polisi sudah berhasil menemukan pelaku?" tanya Hanna.
"Benar Bu Hanna polisi sudah berhasil meringkus pelaku," sahut Andre dengan sumringah.
"Baguslah dan mudah-mudahan kejadian ini tidak terulang kembali," tutur Hanna.
"Iya Bu," sahut Andre.
"Bijaklah dalam memilih pengasuh, dan sedikit saran saja, jangan serahkan sepenuhnya kewajiban anak kepada pengasuh, karena biar bagaimanapun anak masih kewajiban kita sebagai orang tuanya," pesan Hanna.
Sejenak ucapan itu mengingatkan Andre dengan Ayana yang waktu itu juga menasehatinya seperti itu, namun sayang, perempuan itu sekarang memilih untuk diam, meskipun sekarang Aya menyaksikan sendiri kalau Mawar sudah tertangkap.
'Ay, apa kau tidak ada niatan untuk menunjukkan kepedulianmu terhadap Gista, seenggaknya kamu bicara seperti teman di sampingmu ini,' ucap Andre di dalam hatinya.
Makan pun sudah selesai kini saatnya dua perempuan beda generasi itu pamit pulang. "Pak Andre kalau begitu kita ijin pulang dulu, dan terima kasih untuk traktirannya," ucap Hanna, lalu keduanya mulai beranjak dari kursi duduknya.
"Kau tidak mengucapkan sepatah kata pun untukku, apa perkataanku tadi begitu menyakiti hatimu," ucap Andre sambil menatap punggung Aya yang semakin menghilang dari pandangan.
******
Satu Minggu setelah kejadian itu, kini Gista sudah mulai masuk sekolah kembali, dengan di antar ayahnya, terlihat raut bahagia di rona gadis kecil itu, kenapa tidak semenjak kejadian itu Andre sekarang lebih memprioritaskan sang anak yang memang harus di jaga dengan ekstra, karena takut hal kemarin akan terulang kembali.
"Daddy, nanti anterin Gista sampai kelas ya," pinta Gadis kecilnya itu.
Sedangkan Andre masih enggan bertemu dengan Aya karena perempuan itu sekarang mulai membuang muka jika berpapasan dengannya. "Sayang lain kali saja ya, Daddy buru-buru," tolak Andre.
"Ya Daddy, hanya mengantar begitu saja masak tidak mau sih," protesnya dengan alis yang di tekuk.
"Sayang, jangan ngambek gitu dong, nanti cantiknya hilang," rayu Andre namun tidak membuat anaknya itu luluh.
Karena tidak ingin merusak mood anaknya di pagi hari akhirnya Andre memutuskan untuk menuruti permintaan Gista. "Baiklah Sayang, Daddy mau antar Gista sampai ke kelasnya," ucap Andre akhirnya.
Mobil sudah berhenti di depan sekolah, segera Andre turun dari mobil, lalu berjalan menuju ke kelas anaknya dengan keadaan hati yang sudah tidak karuan, di depan kelas ibu guru cantik itu sedang melakukan baris berbaris, sambil bernyanyi dan melakukan gerakan kecil yang mudah di ikuti oleh anak-anak, lihat saja Andre tidak berhenti memandang gadis yang sejak dulu berhasil mencuri hatinya itu.
"Dari dulu kau tidak pernah berubah Ay, selalu memukau," gumam Andre.
"Daddy, kenapa sih liatin Ibu Aya terus, suka ya," celetuk anaknya yang membuatnya gelagapan.
"Eng ... Enggak! Apaan sih kamu Nak," sanggah Andre yang merasa gugup karena merasa terciduk oleh anaknya sendiri.
"Ya sudah aku mau gabung dulu sama yang lainnya," pamit Gista.
Aya pun langsung gercep ketika melihat kedatangan Gista karena memang anak itu masih malu-malu jika di suruh baris berbaris seperti ini, tapi hari ini Gista menunjukkan suatu perubahan, dia langsung mengambil tempat tanpa di suruh oleh Aya, suatu perusahaan yang sangat membanggakan bagi Aya selalu wali kelasnya.
"Selamat pagi Ibu," ucap Gista dengan riang.
"Selamat pagi juga Sayang," sahut Aya lalu mulai memimpin gerakan kembali di depan anak-anaknya.
"Kau pura-pura tidak melihat padahal kau tahu aku ada di sini," gumam Andre, lalu memilih pergi.
******
Jam pelajaran sudah berakhir anak-anak pun mulai berhamburan untuk pulang, kali ini Gista sudah di jemput supir dengan tepat waktu, Aya pun merasa senang karena melihat Gista tidak semurung waktu itu.
"Akhirnya dengan kejadian itu Gista sudah mulai ceria kembali," gumam Ayana.
Gadis itu mulai melajukan motornya, tidak sengaja di tepi jalan dirinya berpapasan dengan Yusuf kembali dan laki-laki itu mencoba untuk mengajaknya berhenti sejenak.
"Aya, berhenti," ucap Yusuf yang masih terdengar oleh Aya.
"Ada apa Suf?" tanya Aya yang memang masih menanggapi Yusuf dengan baik.
"Gimana ajakanku tempo hari, apa kau tidak ada waktu senggang," ucap Yusuf.
"Eeemb gimana ya," pikir Aya.
"Ya elah, sulit banget ngajak ini anak," papar Yusuf.
Karena merasa tidak enak karena selalu menolak ajakannya, akhirnya Aya mulai memberikan jawaban yang membuat hati Yusuf senang.
"Baiklah aku mau, kira-kira kapan biar aku bisa mengatur waktunya," ucap Aya.
"Nanti Malam saja, kebetulan ada film bagus nanti," sahut Yusuf.
"Ya sudah lah kalau begitu," ucap Aya yang mengiyakan permintaan Yusuf.
'Akhirnya kau mau, kali ini aku tidak akan melepasmu Aya,' seringai Yusuf di dalam hatinya.
Catatan penulis:
Selamat siang Kakak-kakak semoga kalian suka ya dengan bab ini.
siapa ya yg coba memeras Bu Retno