Hanaya, wanita cantik yang harus rela menjual tubuhnya dengan pria yang sangat ia benci. Pria yang telah melukai hatinya dengan kata-kata yang tak pantas Hana dengarkan.
Mampukah Hana hidup setelah apa yang terjadi padanya?
Atau bagaimana kah nasib pria yang telah menghina Hana saat tahu kebenaran tentang Hana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon momian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
"Aku butuh uang itu. Dan apapun akan aku lakukan asal tuan memberikan uang itu." Ucap Hana.
Elang membuka jas kerjanya dan melemparkan jas itu tepat ke wajah Hana.
"Pakai dan tutupi tubuhmu yang terbuka itu." Pinta Elang.
"Tapi aku...."
"Berapa yang kau butuhkan?" tanya Elang tanpa menatap lagi wajah Hana, karena kini Elang membalikkan dirinya. Entah kenapa ada perasaan yang sulit Elang artikan saat melihat wajah Hana.
"Sesuai dengan apa yang tuan bilang pada malam itu."
Dan tanpa fikir panjang, Elang pun langsung mengirimkan pesan pada Roy agar segerah datang.
"Tunggu aku." Kata Elang dan langsung pergi meninggalkan Hana seorang diri.
Beberapa saat kemudian Elang sudah mengatur semuanya kepada Roy. Dan setelah mendapatkan titah dari Elang kini Roy pun langsung menghampiri Hana.
"Nona Hana." Sapa Roy dengan lembut. "Tidak usah berdiri, duduklah." Lanjut Roy saat Hana berdiri saat dirinya menyapa tadi.
"Bacalah." Kata Roy sambil memberikan Hana selembar kertas.
"Aku tidak butuh ini, aku butuh uang." Ucap Hana.
"Bacalah dulu nona Hana. Ini adalah perjanjian yang harus nona setujui jika mengingikan uang ini." Kata Roy sambil memperlihatkan koper yang berisi uang.
"Tidak usah." Dan Hana pun langsung menandatangani selembaran kertas perjanjian tersebut tanpa membaca isi dari persyaratan yang Elang berikan.
Kenapa Hana menandatangani berkas itu tanpa membaca terlebih dahulu? Karena jawabannya Hana tidak ingin membuang waktu. Saat ini ayah Hana sedang butuh pertolongan.
"Tanyakan pada tuan Elang. Sudah aku tanda tangani. Kalau begitu aku pamit dulu" Ucap Hana dan langsung menarik koper yang berisikan uang.
"Tapi nona." Tegur Roy
"Terima kasih tuan." Ucap Hana dan langsung berjalan dengan sangat cepat.
"Ayah kuat lah, bertahanlah ayah. Hana sudah mendapatkan uangnya." Batin Hana.
"Nona, anda belum baca dan langsung menandatangani berkas ini." Gumam Roy sambil menggelengkan kepalanya saat melihat lembaran yang sudah di setujui oleh Hana. "Aku harap nona bisa menjalani isi dari perjanjian ini." Lanjutnya.
Di rumah sakit..
"Selamatkan ayahku.. Tolong selamatkan ayahku." Ucap Hana sambil memberikan koper yang berisikan uang kepada pihak administrasi.
"Hana, bagaimana?" tanya Widia sambil menghampiri Hana. "Apa yang terjadi denganmu Han?" Widia memperhatikan tampilan Hana.
"Widia, bagaimana dengan ayah? Ayah baik-baik saja kan?" jawab Hana dengan pertanyaan.
"Saat ini ayah sedang di tangani oleh dokter. Hana kau belum menjawab. Apa yang terjadi Hana?"
"Aku baik-baik saja. Asal ayah juga baik-baik saja."
"Dari mana kau dapatkan uang itu?"
"Itu tidak penting dari mana. Asal ayah bisa sehat." Jawab Hana dan langsung menuju ruang operasi.
••••••
"Hahahahahahah, akhirnya." Ucap Elang sambil tertawa dengan saat puasnya, saat melihat berkas sudah di tanda tangani oleh Hana.
"Tuan, bagaimana jika nona Hana tidak terima?"
"Maka dia harus mengganti sepuluh kali lipat dari apa yang telah aku beri." Elang menaikkan sudut bibir atasnya.
"Dia sudah masuk kedalam perangkapku. Sok jual mahal, tapi akhirnya datang dengan sendirinya menawarkan dirinya."
"Tapi tuan. Nona Hana saat ini sedang...."
Elang menaikkan tangannya memberi tanda agar Roy tidak melanjutkan lagi ucapannya.
"Aku tidak mau tahu apa yang terjadi padanya. Aku hanya ingin memberinya sedikit pelajaran."
"Terserah dirimu tuan." Batin Roy.
Kini Elang bisa tertawa dengan puasnya. Karena sebentar lagi, hari-harinya akan lebih menyenangkan dengan kehadiran mainan baru di dalam hidupnya. Mainan yang ia beli dengan sangat mudahnya.
semangat terus thor
pediih tau
Karena bagi yang tidak mengetahui rasa sakitnya Hana, pasti akan mudah luluh dg perlakuan sepele Elang