Hidup tanpa kebahagiaan itu bagai sayap tanpa bulu,sebuah kemustahilan yang tidak dapat masuk logika,setidak berguna sayap pada ayam yang tidak bisa terbang,setidaknya sayap itu masih memiliki bulu yang indah,begitu pun juga dengan kehidupan,seburuk-buruknya hidup,akan ada setitik cahaya kebahagiaan didalamnya,namun semua itu tidak berlaku pada kehidupan yang di jalani oleh sesorang remaja cantik bernama aleza,sebesar apa memangnya penderitaan hidup yang gadis itu alami?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mohammad Alfarizi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menolong seorang gadis
Eza menatap semua teman kerjanya dengan senyuman tipis,namun beberapa saat kemudian senyuman itu menghilang, eza menatap jari tangannya.
"Aku benci hari ulang tahunku." Lirih eza sambil mengeratkan kepalan tanganya.
Lenguhan kecil mulai tersengar dari mulut seseorang gadis yang kini tangah tertidur pulas di atas sofa restoran.
"Shhhhh, aduhhhhh, ini sudah jam berapa." Lenguh eza yang baru saja terbangun dari tidurnya.
"Kau sudah bangun eza?." Tanya della yang sumber suara berasal dari dapur restoran.
"Aku dimana?." Lirih eza lagi, sepertinya gadis itu masih linglung.
"Kau lupa ya?, saat makan-malan tadi kau tertidur,sedangkan angota yang lain sudah pulang." jelas della sambil berjalan ke arah eza dengan handuk dipundaknya.
Ahhh,sekarang eza meningatnya,dirinya tertidur setelah menghabiskan semua makanan karena kantuk yang sudah ditak bisa lagi di tahan,eza kita dia hanya akan tidur sebentar,tapi....
"Ini sudah jam berapa?."
"Sudah jam dua belas malam,kau tidur sangat lama." balas della sambil mengeringkan rambut basahnya menggunakan handuk.
"Akhhh....,sepertinya aku memang tertidur sangat lama,baiklah aku akan segerah pulang,terimah kasih karena sudah menemaniku ya kak." Tutur eza sambari beranjak bangkit.
"Kau yakin?, bukankah kontrakan mu jauh?, jam segini mana ada bus dan taksi, kau akan kesulitan pulang menggunakan kendaraan, di tambah hujan begitu detas malam ini, kau dengan sendiri guntur yang bergemuruh di luar."
"Hujan?." Eza tersenyum tipis, hujan memang selalu ada di kalah eza berulang tahun, jadi eza tidak pernah heran.
"Yah....., lalu akh harus gimana dong?."
"Kau tidur saja disini,di kamar ku,aku kan tidur di sini,kau bisa meminjam baju ku jika mau,bentuk tubuh kita tidak terlalu berbada." celetuk della.
"Apa tidak apa-apa?, bagaimana hika kak danz marah?." tanya eza balik,della terkekeh pelan.
"Dia tidak akan marah,kau ingin mendengar suaru cerita tidak,ini sangat lucu kau tahu." Eza menyatukan kedua alisnya,bersiap mendengar penuturan della selanjutnya.
"Dahulu aku kan tinggal di sini secara sembunyi-sembunyi, dan kau tahu jika aku sering menginap di sini?, wah, dia sangat marah padaku, dia bahkan memakiku tanpa ampun, namun aku harus momohan padanya,aku juga membuat penawaran,jika dia mengizikan ku tinggal disini, aku akan selalu membantu pekerjaannya di setiap malam,dan kau tahu apa?, sebulan kemudian dia membuatkan ku kamar khusus di sini,dan mulai saat itulah aku tinggal di sini." gadis di hadapan eza ini terkekeh pelan.
"Itu sudah empat tahun berlalu,aku tak menyangkah nya,hehe." Eza tersenyum mendengar penuturan dari della.
"Jadi selama ini kakak tinggal disini, kakak sering berduaan sama kak danz?." tanya exa secara sepontan,bum..., pipi della tiba-tiba saja memerah, eza menarik sebelah alisnya ke atas.
"Y-yah, kalau dia banyak pekerjaan dan pulang malam aku bisa membantunya, tapi jika dia pulang lebih cepat aku selalu sendirian disini." Jelas della sedikit gagap,eza tersenyum tipis.
"Maaf, kalau aku lancang ya kak, apakah kakak tidak mempunyai tempat tinggal?atau keluarga?."
"Aku anak yatim-piantu,ahh entahlah, bahkan aku tak tahu dimana keberadaan orang tuaku, mereka meninggalkan ku sedari aku bayi, jadi aku menganggap mereka mati,aku hidup selama delapan belas tahun dipanti asuhan,dan empat tahun silam,aku pun memutuskan untuk hidup sendirian dan mulai bekerja disini,itulah perjalananku."
