Cerita ini Mengisahkan Seorang Guru Fisika Bernama Yayan, dan Guru Kimia bernama Ribca Yang Berjodoh karena Dijodohkan oleh Siswa-siswi di sekolah tempat mereka mengajar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon All Yovaldi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12: Sebuah Harapan di Ujung Jalan
Setelah ujian akhir yang menegangkan, suasana di SMAN 5 Buntok mulai terasa lebih ringan. Para siswa tampak lebih ceria, meskipun masih ada bayang-bayang ketidakpastian tentang hasil ujian yang akan keluar. Alsa, Sapina, dan Yovaldi, bersama dengan teman-teman sekelasnya, sering berkumpul untuk membahas rencana mereka setelah ujian dan saling mendukung.
Pada suatu sore, mereka memutuskan untuk mengadakan piknik di taman sekolah. “Kita perlu merayakan usaha kita selama ini,” kata Alsa, bersemangat. “Setelah semua ujian yang berat, saatnya kita bersenang-senang!”
“Setuju! Kita bisa membawa makanan dan main games,” saran Sapina, sambil memikirkan camilan favorit mereka.
Yovaldi menambahkan, “Mari kita ajak semua teman-teman. Ini momen kita untuk bersatu dan menghabiskan waktu bersama.”
Dengan semangat yang tinggi, mereka mulai merencanakan piknik, mengumpulkan daftar makanan yang akan dibawa, dan membagi tugas untuk setiap orang. Hari itu pun dipenuhi tawa dan harapan baru.
---
Hari Piknik
Ketika hari piknik tiba, taman sekolah dipenuhi dengan kebahagiaan. Semua siswa berkumpul, membawa makanan, dan menyiapkan area piknik. Alsa, Sapina, dan Yovaldi menjadi panitia kecil yang mengatur semuanya.
“Siapa yang mau bermain permainan tradisional?” tanya Yovaldi, memegang tali untuk permainan tarik tambang.
“Saya! Saya! Saya!” teriak beberapa siswa, bersemangat.
Permainan demi permainan pun dimulai, dan suasana semakin meriah. Mereka tertawa, bercanda, dan saling memberikan semangat satu sama lain. Melihat semua siswa bersenang-senang, Pak Yayan dan Bu Ribca tidak bisa menahan diri untuk ikut serta.
“Bolehkah kami bergabung?” tanya Pak Yayan, dengan senyum lebar.
“Pastinya! Ayo, Pak Yayan dan Bu Ribca!” jawab Sapina, sambil tersenyum.
Kedua guru tersebut segera ikut dalam permainan. Bu Ribca dengan lincah melawan para siswa dalam permainan tarik tambang, sementara Pak Yayan menunjukkan keahliannya dalam permainan lompat tali. Para siswa bersorak-sorai, memberikan dukungan kepada guru mereka.
---
Momen Tak Terduga
Di tengah keseruan, tiba-tiba Roni, yang sebelumnya terlibat konflik, datang mendekat. Melihat keceriaan yang terjadi, dia merasakan kerinduan akan kebersamaan. “Bolehkah aku ikut?” tanyanya ragu-ragu.
Semua siswa menatap Roni, namun Alsa dengan cepat menjawab, “Tentu saja! Semakin banyak teman, semakin seru!”
Roni tersenyum, merasa diterima. Dia segera bergabung dengan permainan dan menemukan kesenangan baru. Hari itu menjadi momen yang berharga baginya untuk melupakan segala kesedihan yang selama ini menghantuinya.
Setelah beberapa jam bermain, semua orang berkumpul di bawah pohon besar untuk makan siang bersama. Makanan yang dibawa bervariasi, mulai dari nasi goreng, kue, hingga buah-buahan segar. Semua menikmati hidangan sambil berbagi cerita dan tawa.
“Jadi, setelah ujian ini, apa rencana kalian?” tanya Yovaldi sambil menyendok nasi goreng ke dalam piringnya.
“Aku ingin melanjutkan ke universitas terbaik!” jawab Alsa penuh semangat.
“Saya juga! Dan berharap bisa mendapatkan beasiswa,” sambung Sapina. “Aku ingin mengejar mimpi menjadi dokter.”
“Bagus! Mari kita saling dukung!” Roni menimpali, merasa semakin dekat dengan teman-temannya.
Semua sepakat untuk terus mendukung satu sama lain, tidak hanya dalam belajar tetapi juga dalam mencapai impian masing-masing.
---
Perubahan di Hati Roni
Setelah piknik, Roni mulai merasakan perubahan dalam dirinya. Dia lebih terbuka kepada teman-temannya dan berusaha lebih keras untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Selama beberapa hari ke depan, dia berusaha mendekati Alsa, Sapina, dan Yovaldi, meminta bantuan dalam belajar.
“Hey, aku butuh bantuan kalian. Bisa nggak kita belajar bareng?” tanya Roni suatu hari setelah pelajaran.
“Of course! Kami senang bisa membantu,” jawab Sapina, bersemangat.
Sejak saat itu, mereka menjadi kelompok belajar yang solid. Roni belajar banyak dari teman-temannya, dan dia pun mulai berani berbagi cerita tentang latar belakangnya. Dia menceritakan tentang keluarganya yang mengalami kesulitan ekonomi dan harapannya untuk mendapatkan beasiswa agar bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
“Kalau aku tidak dapat beasiswa, aku tidak tahu harus bagaimana,” ungkap Roni, suaranya pelan.
“Jangan khawatir. Kita semua berusaha bersama,” jawab Alsa, menepuk bahunya. “Kita bisa saling mendukung.”
---
Hari Pengumuman Hasil Ujian
Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Hari pengumuman hasil ujian akhir. Semua siswa berkumpul di aula, suasana penuh ketegangan dan harapan. Para guru, termasuk Pak Yayan dan Bu Ribca, berdiri di depan, siap mengumumkan hasil tersebut.
“Selamat datang, anak-anak! Hari ini adalah hari yang sangat penting bagi kita semua,” kata Pak Diano, dengan nada ceria. “Kami ingin mengucapkan terima kasih atas usaha dan kerja keras kalian selama ini.”
Bu Ribca melanjutkan, “Setiap dari kalian telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa. Kami bangga dengan semua usaha kalian.”
Satu per satu nama siswa dipanggil untuk menerima hasilnya. Ketika nama Alsa disebut, dia melangkah maju dengan hati berdebar. “Semoga hasilnya sesuai harapan,” bisiknya.
Saat menerima kertas hasil, Alsa melihat nilainya dan terharu. “Saya berhasil!” teriaknya, membuat teman-teman di sekitarnya bertepuk tangan.
Sapina, Roni, dan Yovaldi mengikuti, mendapatkan hasil yang memuaskan. Kegembiraan meluap-luap, semua siswa merayakan keberhasilan masing-masing.
Namun, saat semua orang merayakan, Roni merasakan cemas. Dia menunggu namanya dipanggil dengan gelisah. Ketika akhirnya nama Roni disebut, dia maju ke depan dengan harapan tinggi.
---
Harapan yang Terwujud
Roni membuka amplop hasilnya dengan penuh ketegangan. Saat melihat nilainya, dia tidak bisa mempercayai apa yang dia lihat. “Aku lulus! Aku lulus!” teriaknya, air mata haru mengalir di pipinya.
Teman-teman Roni segera mendekatinya, memberikan pelukan hangat. “Kami tahu kamu bisa, Roni!” kata Alsa, bahagia untuk sahabatnya.
Pak Yayan dan Bu Ribca juga merasa senang melihat semua siswa berhasil. “Ini adalah hasil dari kerja keras kalian. Jangan berhenti berjuang, teruslah berusaha meraih impian,” ujar Pak Yayan, bangga.
Setelah pengumuman, para siswa berkumpul di luar aula. “Apa rencanamu selanjutnya, Roni?” tanya Sapina, masih merasa gembira.
“Aku ingin melamar beasiswa. Aku ingin melanjutkan ke jurusan psikologi,” jawab Roni, merasa percaya diri.
“Kita akan membantumu menyiapkan semua berkasnya,” kata Yovaldi. “Kita akan belajar bersama lagi, ya!”
---
Rencana Masa Depan
Beberapa minggu setelah pengumuman hasil ujian, Roni dan teman-temannya mempersiapkan diri untuk mendaftar ke universitas. Mereka berkumpul setiap sore di rumah Roni, membuat rencana dan mempersiapkan dokumen yang diperlukan.
“Jadi, kita perlu mengisi formulir pendaftaran ini,” kata Alsa, sambil menunjukkan berkas kepada Roni.
Roni tampak lebih percaya diri. “Aku akan melakukannya! Terima kasih atas dukungannya, teman-teman. Tanpa kalian, aku tidak tahu apa yang harus dilakukan.”
Setiap hari, mereka belajar bersama, saling menguatkan dan menginspirasi satu sama lain. Momen-momen itu membuat hubungan mereka semakin erat. Roni mulai merasa menjadi bagian dari kelompok yang lebih besar, dan dia tidak merasa sendirian lagi.
---
Pagi yang Cerah
Suatu pagi, Roni menerima kabar baik. Dia berhasil mendapatkan beasiswa yang telah dia impikan! Roni berlari menuju rumah Alsa, Sapina, dan Yovaldi untuk memberi tahu berita gembira itu.
“Teman-teman, aku dapat beasiswa!” teriak Roni dengan penuh semangat.
Mereka segera berkumpul di rumah Roni, merayakan pencapaian yang sangat berarti bagi Roni. “Ini adalah hasil kerja kerasmu, Roni. Kami sangat bang
...----------------...
Jadi Kunci Kebahagiaan itu adalah bagaimana kita Bisa saling bersatu dilingkungan kita, Cerita ini bukan hanya tentang percintaan, namun Juga mengisahkan kebersamaan Yang lebih Harmonis antar Sesama, Baik guru maupun siswa.
Yaudah guys Next aja yaaa🥲 ngak kerasa sudah mau lulus aja...!
btw.. semngat ya kak author nya/Chuckle/