Awalnya Zhea berpikir bahwa perasaannya selama ini kepada dokter tampan putra sulung Will dan Alea—Nathan Willy Coopers hanya perasaan kagum biasa. Namun kenyataannya Zhea salah!
Perasaan itu nyatanya adalah perasaan cinta sejak pertama kali mereka bertemu. Dan siapa sangka seiring berjalannya waktu, perasaan cintanya malah semakin tergila-gila untuk mendapatkan balasan cinta dari dokter nan dingin bernama Nathan itu.
“Aku sudah tergila-gila mencintaimu, Dr. Nath! Dan aku akan berjuang untuk mendapatkan cintamu dan membuatmu berhenti menganggapku sebagai anak kecil. Bahkan meski aku harus bersaing dengan wanita yang kau cintai!” ~Zheara Zaen Xavier~
Akankah Zhea berhasil mendapatkan balasan cinta dari Nathan? Ataukah Zhea harus merelakan cintanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21. Tidak Akan Menyerah Terhadapmu!
...“Aku tahu, Kak Nath! Aku akan mengurus perasaanku sendiri, jika pada akhirnya aku gagal mendapatkan cintamu. Tapi bisakah Kak Nath membiarkan aku memperjuangkannya sedikit lagi.”...
“Kenapa kau harus mempersulit keadaan, Zhea?”
Nathan sudah hilang kesabarannya, dia benar-benar tidak mengerti mengapa Zhea begitu bersikeras untuk mengejar cintanya. Padahal dia sudah jelas menolak perasaan Zhea, kini sudah jelas tengah mempersiapkan pertunangan dan bahkan pernikahannya dengan Giselle tapi Zhea sama sekali tidak mau menyerah sedikitpun.
“Seharusnya aku yang bertanya seperti itu padamu, Kak Nath!” balas Zhea dengan tatapan yang tak pernah putus dari tatapan mata Nathan, “Kenapa kau harus memilihnya, sementara kau dihadapkan dengan wanita yang jauh lebih baik sepertiku ini?” sambungnya.
“Karena perasaan tidak bisa dibeli ataupun dipaksakan, Zhea! Kau harus mengerti itu.” Nathan menekankan.
“Ck, jika sejak awal memang bisa dibeli maka aku akan membelinya, bahkan jika bisa di paksakan maka sudah aku lakukan dari awal. Karena aku mengerti hal itulah mengapa aku bersikeras ingin memanfaatkan kesempatan itu untuk membuat perasaanmu beralih padaku. Membuatmu bisa melihatmu sebagai seorang wanita, bukan seorang adik kecilmu,” cecar Zhea yang masih saja bisa membalas apapun yang Nathan katakan.
“Dengar, Kak Nath! Aku tidak akan pernah menyerah terhadapmu, mungkin kejadian hari ini cukup disayangkan tapi aku pastikan ini yang pertama sekaligus terakhir kalinya Grandpa dan Daddy terlibat dalam permasalahan kita berdua,” ujar Zhea menekankan, “Bersiap-siaplah, caraku untuk mendapatkan mu baru saja akan di mulai. Hari ini hanya pemanasan saja, tapi tidak untuk besok dan seterusnya.” Lanjutnya.
“Zhea kau ….”
“Selesai! Sekarang sebaiknya Kak Nath beristirahat dengan baik dan jangan lupa mimpikan aku ‘yah!” Ucapan Zhea berhasil memotong perkataan Nathan, “Selamat malam dan semoga mimpi indah.” Sambungnya.
Cup …
Tidak lupa sebuah kecupan manis tepat di bibir Nathan Zhea daratkan yang berhasil membuat Nathan terdiam bagaikan patung. Setelah melakukan aksinya, Zhea segera melarikan diri dari kamar tersebut dengan degup jantung yang tidak beraturan, wajah memerah seperti tomat karena terlalu malu dengan apa yang baru saja dia lakukan.
“Haish, kenapa aku tidak bisa menahan diri dan malah langsung menciumnya seperti itu,” geram Zhea pada dirinya sendiri, “Ck, bahkan aku langsung melarikan diri. Seharusnya aku menciumnya lebih lama lagi, kalau perlu sampai Kak Nath tidak memikirkan wanita bernama Giselle itu.”
Ehmm, sepertinya cara pikir Zhea lebih menurun dari Lucia dibandingkan dengan Levi.
“Sudahlah, lain kali kalau ada kesempatan seperti ini lagi. Aku pasti akan mempergunakannya sebaik mungkin.” Zhea bertekad.
Sama halnya dengan Zhea, Nathan pun jelas merasakan degup jantungnya jauh lebih cepat dibandingkan biasanya. Rasa manis bibir Zhea bahkan masih Nathan rasakan pada bibirnya yang membuatnya tanpa sadar menyunggingkan senyuman. Sampai dia kembali teringat dengan pertengkarannya dengan Giselle sebelum dia babak belur seperti ini.
“Tidak! Aku tidak boleh merasakan perasaan seperti ini.” Nathan berusaha melupakan kecupan Zhea barusan.
“Ingat, Nathan! Kau sudah berjanji hanya akan mencintai Giselle dan menikahinya, menjadikan dia satu-satunya wanita dalam hidupmu. Jadi, jaga perasaanmu jangan sampai Zhea menerobos masuk dengan mudahnya.” Nathan berusaha mengingatkan pada dirinya sendiri untuk tidak goyah dengan apa yang Zhea lakukan padanya barusan.
Akhirnya kejadian malam itu selesai secara baik-baik, Nathan mendapat perawatan yang layak dari Zhea sementara Rayden dan Levi mendapat hukuman dari para istrinya. Pada akhirnya Rayden dan Levi benar-benar tidur di luar dengan berbekal bantal dan selimut, mereka harus tidur di karpet ruang keluarga. Sebab Zhia dan Lucia melarang keduanya untuk menggunakan kamar lain sebagai hukuman yang harus keduanya jalani.
...****************...
Keesokan paginya, semua orang mulai bersiap untuk melakukan aktivitas masing-masing. Namun, tidak dengan Nathan yang sepertinya tidak bisa melakukan aktivitasnya karena seluruh tubuhnya yang jelas terasa sakit, bahkan untuk sekadar duduk saja dia merasakan kesakitan.
“Ssshh, apakah ada tulang rusukku ada yang patah? Kenapa seluruh tubuhku terasa sakit sekali? Pukulan mereka memang tidak main-main, pantas saja musuh yang berhadapan dengan mereka pasti pindah alam. Apakah aku termasuk beruntung, karena tidak langsung pindah alam?” gumam Nathan setelah berhasil duduk dengan susah payah.
Tak lama kemudian, pintu kamarnya kembali terbuka. Perlahan Zhea masuk bersama salah satu pelayan yang membantunya membawakan makanan dan bahkan obat. Dapat Nathan lihat bahwa Zhea masih berjalan sedikit pincang, meski tidak terlalu parah seperti kemarin malam.
“Selamat pagi, Kak Nath! Aku membawakan sarapan dan obat untukmu, karena yang lainnya sedang sarapan makanya aku yang membawakan makanan ini untukmu,” ujar Zhea yang bersikap biasa saja seolah kejadian semalam dimana dia mencium bibir Nathan hanya bagian dari salah satu mimpi indahnya.
“Lalu kenapa kau ikut sarapan bersama mereka? ‘Kan pelayan yang bisa mengantarkan makanan ini sendirian, tanpa perlu kau ikut datang ke sini.” Nathan tahu bahwa ini hanya salah satu rencana Zhea untuk meluluhkan hatinya.
“Siapa tahu Kak Nath tidak bisa makan sendiri, karena itulah gunanya aku di sini. Bertugas untuk menyuapi Kak Nath.” Dengan santainya Zhea mengatakan itu.
“Aku bisa makan sendiri, Zhea! Lihat tanganku … Arggh …. Kenapa tiba-tiba terasa sangat sakit?” Baru mau memperlihatkan bahwa keadaannya baik-baik saja, tapi nyatanya memar di tangannya cukup besar dan membuatnya cukup kesakitan saat di gerakannya.
“Hmm, aku melihatnya dengan sangat jelas! Jadi, buka mulut saja biar cepat selesai.” Zhea mulai menyuapi Nathan, tapi belum sempat Nathan bereaksi tiba-tiba sendok ditangan Zhea diambil alih seseorang dari belakang.
“Biar Daddy saja yang menyuapi calon menantu Daddy yang tersayang ini.” Ya, orang itulah adalah Levi dan bahkan ada Rayden juga di sampingnya.
Bersambung....
Up yang banyak 🙏🙏🙏