NovelToon NovelToon
LOVED THE OSIS CHIEF

LOVED THE OSIS CHIEF

Status: tamat
Genre:Tamat / Ketos / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Idola sekolah
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Banggultom Gultom

Nadia, seorang siswi yang kerap menjadi korban bullying, diam-diam menyimpan perasaan kepada Ketua OSIS (Ketos) yang merupakan kakak kelasnya. Namun, apakah perasaan Nadia akan terbalas? Apakah Ketos, sebagai sosok pemimpin dan panutan, akan menerima cinta dari adik kelasnya?

Di tengah keraguan, Nadia memberanikan diri menyatakan cintanya di depan banyak siswa, menggunakan mikrofon sekolah. Keberaniannya itu mengejutkan semua orang, termasuk Ketos sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Banggultom Gultom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Setelah kejadian itu, Cici semakin menunjukkan sisi gelapnya. Di depan teman-temannya, ia terus melancarkan ejekan dan hinaan terhadap Nadia, memastikan gadis itu merasa kecil dan tak berdaya. Dalam setiap kesempatan, Cici menggunakan pengaruhnya untuk mengisolasi Nadia, bahkan menghasut siswa lain untuk ikut membencinya.

Suatu siang di kantin, Nadia yang sedang duduk sendiri mendapati makan siangnya dilempar oleh salah satu teman Cici. Gelak tawa memenuhi ruangan ketika Cici berjalan mendekat dengan senyum angkuh.

"Apa rasanya duduk sendirian, Nad? Bukankah lebih baik kamu pindah sekolah saja? Di sini, tidak ada tempat untuk orang sepertimu," kata Cici dengan nada mengejek.

Nadia menggenggam erat sudut mejanya, berusaha menahan tangis. Namun, sebelum ia sempat menjawab, suara Steven terdengar dari belakang.

"Cukup, Cici!" Steven berdiri tegap, wajahnya penuh kemarahan. "Kamu sudah melewati batas. Kalau kamu pikir bisa lolos hanya karena ayahmu punya uang, kamu salah besar."

Cici menoleh dengan senyum licik. "Oh, Steven, selalu jadi pahlawan, ya? Sayangnya, tidak ada yang peduli dengan drama murahanmu. Ingat, sekolah ini ada karena dukungan keluarga saya."

"Tidak ada alasan untuk membenarkan tindakanmu!" balas Steven dengan tegas. "Aku sudah cukup melihat kelakuanmu. Kalau kepala sekolah tidak mau bertindak, aku akan memastikan semua ini sampai ke pihak luar."

Cici mendengus, tapi sorot matanya menunjukkan kekhawatiran. "Berani sekali kamu menantang keluarga Arhan. Siap-siap saja kalau hidupmu jadi lebih sulit, Steven."

Steven menatapnya tajam. "Aku tidak peduli seberapa kaya keluargamu, Cici. Apa yang kamu lakukan salah, dan aku tidak akan berhenti sampai kamu mendapatkan hukuman yang pantas."

Nadia memandang Steven dengan mata berkaca-kaca. Untuk pertama kalinya, ia merasa tidak sendirian. Steven mengangguk ke arahnya sebelum membawa Nadia keluar dari kantin.

Setelah kejadian di kantin, Nadia berjalan pulang dengan langkah pelan. Di sepanjang jalan, pikirannya penuh dengan kejadian yang baru saja terjadi. Meski Steven membelanya, rasa malu dan sakit hati akibat perlakuan Cici masih membekas.

Setibanya di rumah, Nadia membuka pintu dengan perlahan. Rumahnya kecil dan sederhana, jauh dari kesan mewah seperti milik Cici. Ibunya sedang duduk di ruang tamu, menyulam sebuah kain. Begitu melihat Nadia, ia tersenyum hangat, tetapi senyumnya memudar begitu melihat wajah putrinya yang tampak lelah dan murung.

"Nadia, ada apa, Nak? Kamu terlihat tidak baik," tanya ibunya dengan nada lembut.

Nadia menggeleng, mencoba menahan air matanya. "Tidak apa-apa, Bu. Hanya hari yang berat."

Namun, ibunya tidak mudah dibohongi. Ia meletakkan sulamannya dan menarik Nadia untuk duduk di sampingnya. "Ceritakan pada Ibu. Apa yang terjadi di sekolah?"

Tak mampu lagi menahan beban emosinya, Nadia akhirnya menangis. Ia menceritakan semua yang telah terjadi bagaimana Cici terus-menerus merundungnya, bagaimana teman-temannya menjauh karena pengaruh Cici, dan bagaimana Steven berusaha membantunya meski menghadapi ancaman.

"Bu, kenapa hidup ini tidak adil? Kenapa orang seperti Cici bisa melakukan apa saja hanya karena keluarganya kaya?" Nadia berkata sambil terisak.

Ibunya mengusap punggung Nadia dengan lembut, matanya penuh dengan rasa pedih mendengar cerita putrinya. "Nadia, hidup memang tidak selalu adil, tapi itu bukan alasan untuk menyerah. Kamu adalah gadis yang kuat, dan kebenaran akan selalu menemukan jalannya, meskipun kadang butuh waktu."

Nadia mengangkat wajahnya, menatap ibunya dengan mata yang masih basah. "Tapi, Bu, aku lelah. Aku tidak tahu apakah aku bisa terus menghadapi ini."

Ibunya menggenggam tangan Nadia erat. "Kamu tidak sendirian, Nak. Selama ada orang seperti Steven yang berani melawan ketidakadilan, dan selama kamu tetap berpegang pada kebenaran, kamu akan selalu punya kekuatan untuk bertahan. Ibu ada di sini untukmu, dan kita akan menghadapi ini bersama."

Kata-kata ibunya memberikan Nadia sedikit ketenangan. Meski masih ada rasa takut dan cemas, ia merasa sedikit lebih kuat. Malam itu, ia memutuskan untuk mulai menuliskan semua yang telah dialaminya dalam sebuah buku harian bukan hanya sebagai pelampiasan emosi, tetapi juga sebagai bukti jika suatu saat diperlukan.

Ketika ia menutup buku itu, Nadia menatap langit malam dari jendela kamarnya. Dalam hatinya, ia berjanji bahwa ia tidak akan membiarkan Cici atau siapa pun menghancurkan dirinya. Karena seperti yang ibunya katakan, kebenaran akan selalu menemukan jalannya.

1
chipsz🌙
seruuu kak Gultom✨✨✨😆😆 semangattt nulisnya yaaa
chipsz🌙
astagaa😭😭😭 mana aku udah percaya td nadia beneran ktemu steven 😭😭 ternyata mimpi🫵🏻🫵🏻🫵🏻🫵🏻
chipsz🌙
eaaaa 😏😏😏
chipsz🌙
baikkk banget bu gurunya😭😭😭🌸✨
chipsz🌙
cobaaaa kasih tau ke Steven 😭😭😭
chipsz🌙
ingin menggeplak kepalaaa mereka satu2 🙂🙂🙂
chipsz🌙
biasa aja kali, Ci 🙄🙄 julid amat astagaa
chipsz🌙
nadia sakit kah🥺🥺
chipsz🌙
hai kak, aku izin baca 😊✨ sekalian temenan yuk
michiie
cici apaan? cacing kali? kasian woi nadia/Cry/
yanah~
mampir kak 🤗
michiie
kasian nadianya/Sob/
Akumanusiabaikhati
Jangan lupa yah min, singgah juga di cerita baru ku "MY CHOSEN FAMILY"
Akumanusiabaikhati
Lanjut min
semangat
Amira Octavia
ini sekolah ada perundingan yg parah kok g ada tindakan apa2...walau nadia banyak luka ditangan atau wajahnya masak ibunya biasa aja kok jadi sebel sendiri q maaf kk... pulang sekolah sapa ibu masuk kamar tidur pagi lagi hmmm maaf kk
Amira Octavia
jahat banget cici .. apa kau anggap nadia itu binatang... masak g ada yg tau semua kejadian yg menimpa nadia
Dian
Semangat thor, ayo saling dukung mampir jg ke karya aku “two times one love”
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!