Kim Tae-min, seorang maniak game MMORPG, telah mencapai puncak kekuatan dalam dunia virtual dengan level maksimal 9999 dan perlengkapan legendaris. Namun, hidupnya di dunia nyata biasa saja sebagai pegawai kantoran. Ketika dunia tiba-tiba berubah akibat fenomena awakening, sebagian besar manusia memperoleh kekuatan supranatural. Tae-min yang mengalami awakening terlambat menemukan bahwa status, level, dan item dari game-nya tersinkronisasi dengan tubuhnya di dunia nyata, membuatnya menjadi makhluk yang overpower. Dengan status dewa dan kekuatan yang tersembunyi berkat Pendant of Concealment, Tae-min harus menyembunyikan kekuatannya dari dunia agar tidak menimbulkan kecurigaan.
Di tengah kekacauan dan ancaman baru yang muncul, Tae-min dihadapkan pada pilihan sulit: bertindak untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran, atau terus hidup dalam bayang-bayang sebagai pegawai kantoran biasa. Sementara organisasi-organisasi kuat mulai bergerak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ex, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertarungan Sengit di Gunung Cheonggyesan
Di tengah hutan Gunung Cheonggyesan, angin berhembus dingin, menyapu ranting-ranting pepohonan yang mulai menghitam oleh aura gelap. Suasana semakin tegang saat Jang Soo dan Seol Min berhadapan dengan para cultis dari Black Crescent Cult. Tiga orang cultis berdiri di depan mereka, termasuk pria bertubuh jangkung dengan senyum licik di wajahnya seorang Dark Mage yang telah menebar jebakan di gunung ini.
"Kau tidak akan keluar dari sini hidup-hidup, Golden Lion." Dark Mage itu melangkah maju, tongkatnya bersinar redup dengan aura hitam yang mengelilingi ujungnya. Jang Soo mengepalkan tinjunya, tubuhnya yang kekar bersiap menyerang, sementara Seol Min berdiri di sampingnya, siaga dengan belati perak yang siap menebas.
"Sudah kubilang, jebakan kalian tidak akan berhasil. Aku tidak takut pada kalian," Jang Soo berkata dengan suara keras, menatap tajam lawannya.
"Sombong sekali..." si Mage itu terkekeh, dan dengan cepat mengangkat tongkatnya ke langit. Dari ujung tongkat, muncul gelombang energi gelap yang berdesir ke segala arah, merambat melalui pepohonan dan mengubah suasana hutan menjadi semakin kelam. Udara menjadi berat, seolah-olah kegelapan menyerap segala kehidupan di sekitarnya.
Jang Soo tak membuang waktu, ia melompat ke arah Mage itu dengan tinju mengarah ke kepala lawannya. Namun, Dark Mage tersebut cukup cepat dia memutar tongkatnya dan menciptakan perisai hitam yang menahan serangan Jang Soo. "Kau harus melakukan lebih dari itu jika ingin mengalahkanku."
Seol Min, yang melihat kesempatan, berlari dengan kecepatan kilat ke samping Mage, mencoba menebas perutnya dengan belati peraknya. Tapi Mage itu dengan cepat memutar tubuhnya, menghindari serangan Seol Min dengan gerakan gesit, lalu melemparkan bola energi hitam langsung ke arahnya. Seol Min berhasil menghindar dengan lompatan akrobatik ke belakang, namun bola energi itu menghantam pohon di belakangnya, menghancurkannya menjadi serpihan kayu yang beterbangan.
"Tidak buruk... Tapi kalian berdua masih jauh dari cukup kuat untuk melawan kekuatan kegelapan yang kumiliki," Dark Mage itu mengejek, matanya bersinar merah saat kekuatan magisnya semakin besar.
Jang Soo tidak terintimidasi. Dengan geraman, dia melesat maju, tinjunya terbalut energi, siap menghancurkan perisai Mage. Setiap pukulannya menghantam perisai energi gelap dengan kekuatan brutal, menyebabkan getaran di udara. "Hah, aku akan menghancurkanmu, dasar pengecut!"
Perisai Mage mulai retak, tanda bahwa pertahanan Mage itu hampir runtuh. Sementara itu, Seol Min bergerak dengan lincah, menyerang dengan cepat dan presisi, mencoba membuka celah di pertahanan lawan mereka. Serangan demi serangan dari belatinya menghantam sisi perisai yang rapuh.
Dark Mage mulai kewalahan menghadapi serangan ganda dari Jang Soo dan Seol Min. Keringat mulai mengucur di dahinya. "Bajingan... kalian memang keras kepala. Tapi aku tidak bermain sendirian." Sebuah senyuman jahat kembali muncul di wajahnya.
Tiba-tiba, dari balik pepohonan, terdengar suara langkah kaki berat, diiringi oleh gemerisik ranting yang patah. "Saatnya pesta dimulai." Suara itu terdengar dalam dan menakutkan.
Salah satu anggota Black Crescent Cult yang lain, seorang Summoner, keluar dari balik bayang-bayang hutan. Tangannya bergerak dengan cepat, membuat segel di udara, dan tak lama kemudian, sebuah lingkaran sihir besar muncul di tanah. Dari dalam lingkaran itu, terdengar suara raungan seram, dan perlahan-lahan, tanah mulai retak.
"Summon: Dark Legion!" Summoner itu mengucapkan mantra dengan penuh kemenangan.
Dari dalam lingkaran sihir, muncul monster-monster menyeramkan undead yang penuh dengan tulang-belulang, monster zombie dengan mata kosong, dan sosok-sosok hitam yang tampak seperti roh terkutuk. Mereka mengerang dengan suara mengerikan, siap untuk menyerang.
Jang Soo dan Seol Min terkejut melihat jumlah monster yang tiba-tiba muncul. Mereka terdesak. "Sial, mereka punya Summoner juga!" Jang Soo menggeram.
Dark Mage itu terkekeh melihat kebingungan di wajah lawan-lawannya. "Lihat? Kami bukan hanya sekumpulan penyihir biasa. Kami membawa pasukan kematian bersama kami!"
Undead-Undead itu mulai bergerak, menyerang Jang Soo dan Seol Min dengan keganasan tak terkendali. Jang Soo berusaha menghancurkan mereka satu per satu, tinju berbalut energi menghancurkan tulang belulang mereka, tetapi jumlah mereka terlalu banyak. Seol Min, di sisi lain, berlari menghindar, menyerang dengan gerakan cepat, tapi monster-monster itu terus berdatangan tanpa henti.
"Mereka terlalu banyak, Jang Soo!" Seol Min berteriak sambil menebas satu zombie yang mendekat padanya.
"Kita tidak bisa mundur sekarang, Min! Kita harus selesaikan ini!" Jang Soo berteriak kembali, mencoba memberi semangat, namun dalam hatinya dia tahu, situasi ini mulai tak terkendali.
Pertarungan berlangsung sengit. Setiap kali mereka berhasil menghancurkan satu undead, dua lagi muncul menggantikannya. Dark Mage dan Summoner itu hanya berdiri di belakang, tertawa puas melihat usaha sia-sia dari para hunter Golden Lion.
Namun, dalam kegigihannya, Jang Soo berhasil mendekati Mage itu lagi. Dengan teriakan penuh amarah, dia melepaskan serangan terakhirnya, menghancurkan perisai energi gelap yang melindungi Dark Mage. "Ini untuk semua hunter yang kalian jebak!" Tinjunya menghantam tubuh Mage itu, memecahkan tulang rusuknya dan membuatnya terlempar ke belakang, terkapar di tanah.
Dark Mage itu batuk darah, namun dia masih tertawa pelan. "Kalian... mungkin berhasil sejauh ini, tapi ini belum selesai."
Sebelum Jang Soo bisa merespon, dia merasakan sesuatu menusuk punggungnya. Dia terkejut, matanya membelalak, lalu perlahan-lahan menunduk. Sebilah tombak kegelapan menembus tubuhnya dari belakang, menancap dalam.
"J-Jang Soo!" Seol Min menjerit, melihat darah mengalir dari tubuh rekan setimnya.
Summoner itu berdiri di belakang Jang Soo dengan senyum sinis, tombak kegelapan di tangannya berlumuran darah. "Kami tidak akan kalah dari kalian. Sekarang giliranmu."
Jang Soo terhuyung-huyung, darah mengucur deras dari luka di punggungnya. Dia berusaha tetap berdiri, meskipun nyawanya sudah berada di ujung tanduk. Seol Min berlari ke arahnya, matanya dipenuhi kekhawatiran.
"Lari... Min... Cepat!" Jang Soo berbisik dengan suara yang hampir hilang, tubuhnya mulai melemah.
"Aku tidak bisa meninggalkanmu!" Seol Min menangis, menahan air mata yang mulai mengalir deras di pipinya.
"Tidak... kau harus selamat... kabur sekarang...!" Jang Soo memaksakan suaranya, merasakan sisa-sisa kekuatannya mulai hilang. Dengan sisa tenaganya, dia menghantam undead terakhir yang mendekatinya, memberikan ruang bagi Seol Min untuk kabur.
Dengan berat hati, Seol Min berbalik dan berlari secepat mungkin, meninggalkan Jang Soo yang jatuh berlutut di tanah, tubuhnya berlumuran darah. Air mata mengalir di wajahnya saat dia meloloskan diri, mendengar suara tawa mengerikan di belakangnya yang semakin jauh.
Dark Mage merogoh saku jubahnya dan mengeluarkan sebuah botol kecil yang berisi cairan hijau cerah healing potion. "Tak kusangka aku harus menggunakan ini," gumamnya pelan, menyesap potion itu dengan ekspresi jijik.
Begitu potion itu mengalir ke tenggorokannya, luka-luka di tubuhnya mulai menutup, dan kekuatannya kembali pulih secara bertahap. Sambil mengusap mulutnya, Dark Mage melepaskan desahan lega. "Aku akan menyusul Seol Min. Jangan buang waktu terlalu lama di sini."
"Kejar dia," Summoner itu berkata dingin tanpa menoleh, tatapannya terkunci pada Jang Soo yang masih terkapar di tanah. "Aku akan mengurus yang satu ini. Setelah selesai, aku akan menyusulmu."
Dark Mage mengangguk dan mulai bergerak dengan lebih cepat, energinya pulih setelah menenggak potion. Dengan langkah lebih mantap, dia melesat menuju arah Seol Min yang semakin jauh.
Suara langkah Seol Min semakin menjauh, dan Jang Soo hanya bisa mendengarnya samar-samar. Tubuhnya seolah terjepit di antara hidup dan mati, tapi dia tahu ini belum selesai. Napasnya berat, darah yang mengalir dari luka-luka di tubuhnya mulai meresap ke tanah. Namun, semangat juang Jang Soo belum pudar. "Jika aku mati... aku akan mati dengan penuh perlawanan."
Summoner, yang berdiri beberapa meter darinya, tertawa dengan dingin. "Perlawanan?" ejeknya, menyeringai sambil melangkah pelan mendekati tubuh Jang Soo yang tak berdaya. "Kau bahkan tak bisa berdiri, Jang Soo."
Tangannya bergerak pelan, menciptakan lingkaran sihir gelap di bawah kaki Jang Soo. Aura hitam yang mengerikan menghisap energi dari tubuhnya, seperti jaring laba-laba yang perlahan merenggut kehidupan mangsanya.
Jang Soo meringis, otot-ototnya menegang saat energi hidupnya perlahan ditarik keluar. Namun, ia masih berusaha. Ia tahu bahwa menyerah hanya akan membuat kematiannya sia-sia. "Aku... tidak... akan mati seperti anjing!" Dengan tangan gemetar, dia meraih sebongkah batu besar di dekatnya dan melemparkannya ke arah Summoner.
Batu itu menghantam wajah Summoner dengan keras, menyebabkan hidungnya patah seketika. "ARRGGHHH!" Teriakan penuh amarah meledak dari mulutnya, dan darah mulai mengalir deras dari hidungnya. "Kau berani sekali... SIALAN!"
Summoner menyeka darah dengan kasar dan menatap Jang Soo dengan mata merah penuh kebencian. "Aku akan menyiksamu sampai kau memohon untuk mati!"
Dengan satu gerakan cepat, Summoner memanggil tiga undead yang muncul dari tanah. Mereka berwujud manusia yang telah membusuk, dengan daging yang menggantung di tulang mereka, aroma kematian memenuhi udara. Cakar tajam mereka mengeluarkan suara berderak, siap untuk menerkam Jang Soo.
Jang Soo mencoba bangkit, tapi tubuhnya menolak untuk bergerak dengan sempurna. Sebelum dia bisa bereaksi, salah satu undead menyerangnya dari belakang, mencengkeram bahunya dengan cakar kotor mereka. Daging di bahunya tercabik, dan darah menyembur keluar seperti air mancur. "ARGGHHH!" Jeritan kesakitan keluar dari mulutnya.
Tidak berhenti di situ, dua undead lainnya langsung menyerbu, mencakar dan merobek tubuhnya seperti sekelompok binatang buas. Setiap cakar yang menghantam kulitnya meninggalkan luka yang menganga, dan darah terus mengalir. Satu undead mencengkeram lehernya, sementara yang lain mulai merobek perutnya. Isi perut Jang Soo perlahan keluar, menetes ke tanah dengan bau besi yang menusuk hidung.
Mata Jang Soo mulai kabur, tapi ia masih menolak untuk menyerah. Dengan satu pukulan terakhir, ia menghantam undead yang mencekik lehernya, menghancurkan tengkoraknya dengan tinju yang dipenuhi darah. "Aku... tidak... akan... mati seperti ini!" desisnya di antara napas terengah-engah.
Namun, tubuhnya sudah di ambang batas. Summoner yang berdiri tak jauh darinya, menatap pemandangan itu dengan senyum puas di wajahnya. "Kau hanya menunda yang tak terelakkan, Jang Soo. Matilah dengan damai... atau mungkin, dengan lebih menyakitkan?"
Summoner mengangkat tangannya ke udara dan mulai menciptakan pedang kegelapan dari energi sihir hitam. Pedang itu melayang di udara, menyerap kegelapan di sekitarnya, semakin besar dan tajam setiap detik yang berlalu.
Jang Soo, yang sekarang bersimbah darah, berusaha bangkit sekali lagi. Kakinya gemetar, hampir menyerah di bawah berat tubuhnya sendiri. Namun, dengan segenap tekad yang tersisa, dia berdiri tegak, menatap Summoner dengan tatapan penuh kebencian. "Jika aku harus mati, aku akan membuatmu menyesal," gumamnya pelan.
Summoner menggerakkan tangannya dengan ringan, dan pedang kegelapan meluncur menuju Jang Soo. Suara deru angin mengiringi pedang itu, seolah-olah maut datang untuk menjemputnya.
Dengan satu hentakan, pedang itu menembus tubuh Jang Soo, membelahnya menjadi dua bagian. Tidak ada jeritan kali ini, hanya suara daging yang terkoyak dan tulang yang patah. Tubuh Jang Soo terbelah rapi dari bahu hingga pinggang, darah menyembur dari setiap sudut luka. Setengah dari tubuhnya jatuh ke tanah dengan suara basah, dan yang tersisa hanya potongan tubuh yang tak lagi bisa dikenali.
Summoner menatap tubuh yang terpotong-potong dengan ekspresi puas. "Akhir yang layak bagi seekor anjing seperti kau, Jang Soo."
Dia berbalik, meninggalkan sisa-sisa tubuh Jang Soo yang tergeletak dalam genangan darah dan kegelapan. Suara langkahnya yang pelan menghilang di tengah hutan yang sunyi, hanya menyisakan kegelapan dan aroma kematian yang menyelimuti.
dah gitu aja.
kecuali.
dia punya musuh tersembunyi. demi nemuin musuhnya ini dia tetep low profile gitu. atau di atas kekuatan dia masih ada lagi yang lebih kuat yang membuat dunianya berubah makannya untuk nemuin harus tetep low profile dan itu di jelasin di bab awal. jadi ada nilai jualnya.