Perjalanan kisah dari anak Patriak Klan Ning yang bernama Ning Wie dalam menempuh kultivasi menjadi kultivator terhebat di Kerajaan Jing di benua Biru.
Di bantu dengan dua Spirit yang telah menjadi patnernya yaitu Spirit Pheonix Api dan Spirit Pheonix Es yang tinggal di lautan Spiritualnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wiwiek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chap 11
"Huh..Ternyata susah juga untuk menemukannya padahal sudah pasti ada di kawasan ini! Tapi kenapa sampai sekarang belum juga ketemu?"
KRAAK KRAAAK KRAAK
Ning Wie yang semula merasa mulai putus asa, tiba-tiba mendengar sayup- sayup suara burung dari tempatnya berada. Hal itu tentu saja membuat bocah cilik itu kembali bersemangat.
" Ahh... Suara burung! Haha... Ada jejak baru nich! Benar ada di sekitar sini! Hehe.. Kalau jodoh tak akan kemana. Aih...Sarang burung Pheonik aku dataaaang! "
Ning Wie jelas senang mendengar suara itu, Ia pun mempertajam pendengarannya. Setelah yakin dari mana asal suara, segera saja bocah cilik anak Patriak Klan Ning itu bergegas menuju asal arah suara.
KRAAK KRAAAK KRAAK
Dengan mengikuti suara burung yang makin lama makin terdengar jelas dan keras, akhirnya Ning Wie menemukan sebuah gua. Dengan hati berdebar- debar bocah cilik itu melangkahkan kakinya masuk ke dalam gua.
DEEEEG DEEEEG
Mulut gua tidaklah besar tetapi ketika masuk ke dalam ternyata lumayan luas. Dengan hati yang berdebar- debar Ning Wie menyusuri lorong gua dan makin masuk ke dalam. Entah berapa meter pusat sarang burung Pheonik itu dari mulut gua.
Yang jelas jubah biru Ning Wie pakai yang terlapis oleh formasi anti api sudah tidak begitu berguna lagi. Sebab bocah cilik itu bisa merasakan tubuhnya seperti terbakar.
"Ahh.. Panas! Uhh... Panas sekali! Gila! Rasanya aku sudah tidak kuat lagi!" Keluh Ning Wie. "Ahhh.......!" Walau dia mengeluh tapi dia masih tetap saja melangkah maju. " Ck, udah tanggung! Sudah di sini! Masak mau menyerah...! Ihh.. Itu bukan diriku, Lagian tanggung juga."
Tanpa sadar Ning Wie makin bertekad tidak mau menyerah dengan keadaan. Secara tidak langsung melatih mental dan kegigihannya dalam meraih apa yang diinginkan.
Buru- buru dia menepuk tas penyimpanannya dan dengan sangat cekatan tangan kanannya mengambil tabung kuning berisi pil Giener dan juga tabung coklat terisi ramuan warna kuning.
Segera saja Ning Wie menelan satu butir pil Giener agar staminanya kembali dan dengan cepat menuang ramuan warna kuning pada sekujur tubuhnya. Sehingga panas yang sempat dirasakan kini lumayan berkurang. Bocah cilik itu melanjutkan lagi penelusurannya.
******
Sementara itu sisi dunia Spirilam yang lain telah menunjukkan peristiwa yang terjadi dengan peserta nomer 38 yang bernama Chan Yue dari Klan Chan.
WHUUS WHUUUS
TAP-------
Chan Yue saat ini sedang bertarung dengan Spirit Beruang Bulu Duri. Anak kecil itu melawan nya dengan sekuat tenaga. Dengan susah payah berusaha menghindari serangan.
Akan tetapi serangan dari spirit Beruang Bulu Duri teramat kuat dan cepat. Tidak heran bila Chan Yue pontang panting menghadapi ke agresifan dan keganasan spirit itu.
" Ahh... Aku sudah tidak kuat! Bagaimana ini ? Aku tidak sanggup lagi!"
GRRRTTT
Spirit itu menggeram dengan mata menyala. Spirit Beruang Bulu Duri itu makin mempercepat extensitas serangannya. Spirit itu seolah ingin segera mengakhiri pertarungannya.
HOOSH HOOSH
WHUUUUS BRAAAK
Dengan nafas yang sudah mulai tak beraturan karena tenaga yang terus terkuras menghadapi gempuran terus menerus dari spirit itu membuat Chan Yue tidak bisa lagi menghindar dari pukulan Spirit Beruang bulu duri.
AAUUHHH
Pukulan itu dengan telak menghantam dadanya, tubuh bocah cilik itu terpental sejauh 10 meter. Tubuh nya terhempas menabrak pohon besar sampai tumbang. Chan Yue memuntahkan seteguk darah segar kemudian tubuh kecil itu terkulai tidak bergerak sama sekali.
Dengan adanya perbedaan kekuatan tidak heran apa bila Spirit Beruang bulu duri mengakhiri pertarungannya dengan cepat dan singkat. Dan Chan Yue telah tewas terbunuh oleh Spirit Beruang Bulu Duri.
Untungnya tewas di Spirilam bukanlah mati yang sesungguhnya yang bakal bertemu dengan Dewa Yama. Tewas di Spirilam sama juga dengan terusir atau terdepak secara kasar dari dunianya para Spirit. Karena tewas di alam Spirit hanya menunjukkan fakta kalau peserta itu gugur menjadi seorang kultivator.
******
Pelataran Paviliun Spirit
Keheningan dan kesunyian kini melanda kelompok anggota dari Klan Chan. Mereka semua sedih dan sangat menyayangkan kalau salah satu dari generasi muda favorite klan mereka telah gagal menjadi kultivator.
"Yue'er gagal!" Ratap Chan Niu dengan air mata mulai membasahi wajah.
"Sayang sekali Chan Yue (sambil geleng kepala) padahal kau kandidat yang paling diunggulkan." Desah Patriak Chan.
"Malang sekali kamu Cucuku Yue'er! Dewi keberuntungan telah meninggalkanmu pada hal kamu begitu pandai dan ada bakat."
"Semoga saja adikku Liwang'er tidak mengalami seperti Chan Yue." Harap- harap cemas dari pemuda jubah kuning.
Apa yang sedang dialami oleh kelompok Klan Chan beda lagi dengan sekelompok orang yang ada di depannya. Kelompok itu adalah anggota dari Klan Ling, mereka saat ini sedang gembira. Itu semua di sebabkan oleh salah satu anggota yang di kirim telah terlahir sebagai Kultivator.
"Haha.... Aku tahu Ling Sau pasti berhasil. Anak itu sangat berbakat!"
"Bagus Sau'er! Tidak sia- sia kau tekun berlatih. Kita semua telah melihat kemampuanmu itu."
"Panutua Ling Sasau, putramu berhasil jangan lupa traktir kami! Hehe..." Kata Panutua Ling Hauti merayu sahabatnya.
"Ohh... Tentu saja. Haha... Aku tidak lupa itu." Jawab Panutua Ling Sasau.
Sementara Patriak Ning Bing dan rombongannya Klan Ning saat ini sangat fokus melihat pada layar formasi Virsus. Mereka melihat pergerakan dari Putri Patriak Ning Bing.
******
Alam Spirilam
Setelah hampir dua jam lebih tanpa terasa Ning Wie akhirnya sampai pada pusat magma gunung berapi. Ia ada di dalam perut gunung berapi. Dan perjuangan Ning Wie akhirnya menemukan hasil. Sarang burung api merah telah ditemukan.
Ternyata burung Pheonik itu bersarang di pinggiran kawah. Kini bocah cilik itu berdiri di hadapan kawanan Pheonik yang menatapnya dengan tajam dan bengis. Dan ternyata bukan hanya api merah saja yang di temukannya saat ini.
DEEG GLEEEK
Ning Wie menelan ludah dengan susah payah karena takut dan tegang. Sedangkan detak jantungnya berdegup kencang. Tapi matanya jelalatan mencari Spirit yang lagi lengah atau bisa juga kalau ada benih Spirit-nya.
KRAAAK KRAAAK
WHUUUUS
Seekor burung Pheonik dengan api biru tiba - tiba saja membentangkan sayapnya dan kemudian menghempaskan ke arah tamu tak di undang.
HAP------- WHUUUUS
Kobaran api melaju cepat ke tempat Ning Wie berdiri. Serta merta bocah cilik itu menghindar. Dengan sigap mundur kebelakang tapi posisinya tetap terjangkau kobaran api. Rambut dan hanfunya jadi terbakar. Segera saja ia membuang tubuhnya ke samping dengan berguling- guling.
Saat berguling itulah api yang membakar bisa di padamkan. Ning Wie yang semula agak takut - takut kini jadi marah dan berani.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...