Istri yang tak dihargai adalah sebuah kisah dari seorang wanita yang menikah dengan seorang duda beranak tiga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sulastri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hubungan Hesty dan Dody makin dekat
Hari itu, Hesti menghadapi masalah kecil di kosannya. Kipas angin yang selama ini membantunya tetap nyaman di tengah panasnya cuaca tiba-tiba mati. Dengan suhu yang semakin tinggi, dia merasa sangat tidak nyaman.
Karena Dody tinggal dekat dengan pasar, sementara kos-kosan Hesti cukup jauh dari sana, Hesti memutuskan untuk meminta bantuan Dody.
Hesti lalu mengambil ponsel dan menelepon Dody "Halo, Dody? Maaf mengganggu. Aku ada masalah kecil di kosan. Kipas angin di sini mati, dan suhu di sini sudah mulai nggak nyaman. Aku tahu pasar dekat rumahmu, jadi kalau kamu nggak keberatan, bisakah kamu belikan kipas angin untukku?"
"Tentu saja, Hesti. Nggak masalah. Aku bisa beli kipas angin dan kirimkan ke kosanmu. Kapan kamu butuhnya?"Dodi menjawab telpon Hesty dengan lembut
Hesti merasa lega "Kalau bisa secepatnya, aku mulai kegerahan di sini. Terima kasih banyak, Dody. Aku benar-benar menghargainya."
"Sama-sama, Hesti. Aku segera pergi ke pasar. Tunggu saja sebentar."
Dody segera bergegas ke pasar dan membeli kipas angin. Dengan penuh perhatian, dia memilih kipas angin yang sesuai, lalu membawanya pulang dan mengemasnya dengan hati-hati.
Di tengah perjalanan menuju kosan Hesti untuk mengantar kipas angin, Dody mengalami kecelakaan. Ketika mengendarai motornya, ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh, menyebabkan patah tulang pundaknya. Meskipun dia berusaha tenang, rasa sakit dan ketidaknyamanan membuatnya sulit bergerak.
Setelah beberapa saat, Dody dengan susah payah berhasil mengambil ponselnya dan menelepon Hesti.
Dengan suara yang penuh rasa sakit Dody menelpon Hesty "Hesti, maaf banget. Aku baru aja mengalami kecelakaan. Pundakku terasa sangat sakit, kayaknya ada yang patah."
Hesti terkejut dan khawatir "Dody! Kamu di mana sekarang? Aku segera datang."
Dody: "Aku di jalan dekat kosanmu. Tolong, bisa minta bantuan? Aku nggak bisa bergerak banyak."
Tunggu sebentar, aku akan segera ke sana. Jangan bergerak dulu."Sahut Hesty dengan nada khawatir
Hesti panik dan segera bergegas keluar dari kosannya. Dengan cepat, dia menuju lokasi kecelakaan sambil menelepon layanan darurat untuk meminta bantuan. Setibanya di tempat kejadian, dia melihat Dody terbaring di pinggir jalan dengan motor terbalik di sampingnya.
Hesti dengan hati-hati mendekati Dody dan berusaha memastikan dia dalam keadaan baik.
Hesti dengan cemas "Dody, kamu bisa dengar aku? Tolong jangan bergerak. Aku sudah memanggil bantuan."
Dody tersenyum lemah"Aku baik-baik aja. Cuma agak sakit. Terima kasih sudah datang."
Ambulans segera tiba di lokasi dan petugas medis membantu Dody dengan hati-hati. Hesti menemani Dody selama proses evakuasi, merasa cemas dan bersalah karena kecelakaan ini terjadi saat Dody membantunya.
Dody dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Hesti mengikuti ambulans dan terus menemani Dody, memberikan dukungan moral di tengah situasi yang sulit.
Hesti di ruang tunggu rumah sakit, dengan penuh perhatian Dody, kamu pasti akan cepat pulih. Aku minta maaf atas kejadian ini."
Dody: (menenangkan) "Nggak usah merasa bersalah, Hesti. Ini bukan salahmu. Yang penting aku sudah mendapatkan perawatan. Makasih sudah ada di sini."
Hari itu, Dody menjalani perawatan untuk tulang pundaknya yang patah. Hesti merasa bersyukur karena Dody mendapatkan bantuan medis yang diperlukan, namun dia juga merasa sangat terbebani oleh kejadian ini.
Keberadaan Hesti di sisi Dody selama masa-masa sulit menunjukkan betapa pentingnya dukungan emosional dalam hubungan mereka. Meskipun kejadian ini tidak terduga, ia semakin menguatkan ikatan antara mereka, dan Hesti bertekad untuk terus mendampingi Dody dalam proses pemulihannya.
Cuti dan Komitmen Hesti
Setelah kejadian kecelakaan yang menimpa Dody, Hesti merasa bertanggung jawab untuk merawat dan menjaga Dody selama proses pemulihan. Dia memutuskan untuk meminta cuti dari pekerjaannya di restoran agar bisa fokus mendampingi Dody di rumah sakit.
Hesti menghubungi manajernya di restoran dan meminta cuti darurat.
Halo, Bu Ratna. Maaf mengganggu. Saya perlu meminta cuti darurat. Ada kejadian tidak terduga, dan saya harus merawat seseorang yang sangat penting bagi saya."
Bu Ratna adalah manajer di Restoran tempat Hesty bekerja
"Oh, Hesti. Apa yang terjadi? Apakah semuanya baik-baik saja?" Suara Bu Ratna dengan prihatin
"Salah satu teman saya, Dody, mengalami kecelakaan dan saat ini harus dirawat di rumah sakit. Saya perlu waktu untuk mendampingi dan merawatnya."
Bu Ratna memahami "Tentu, Hesti. Kami akan mengatur jadwal dan mencari pengganti untuk shift kamu. Semoga temanmu cepat sembuh. Jangan khawatir tentang pekerjaan, fokus saja pada pemulihan temanmu."
"Terima kasih banyak, Bu Ratna. Saya akan kembali secepat mungkin."
Setelah mendapatkan persetujuan cuti, Hesti kembali ke rumah sakit untuk menemani Dody. Dia memastikan semua kebutuhan Dody terpenuhi dan berusaha untuk memberikan dukungan emosional dan fisik yang dibutuhkan selama masa-masa sulit ini.
Dody merasa sangat terbantu dengan kehadiran Hesti. Meskipun dia mengalami rasa sakit akibat kecelakaan, dukungan Hesti membuat proses pemulihan terasa sedikit lebih mudah.
"Aku akan terus di sini sampai kamu merasa lebih baik. Kita akan melewati ini bersama."kata Hesty yang bertekad untuk merawat dody.karena sebelumnya Hesty tau kalo Dody dan istrinya sedang dalam masalah dan Hesty juga merasa bersalah dan harus bertanggung jawab karena Dody kecelakaan saat hendak mengantar kan kipas angin permintaan nya
Dody tersenyum lembut "Terima kasih, Hesti. Kehadiranmu sangat berarti. Aku merasa lebih baik hanya karena kamu ada di sini."
Selama periode cuti, Hesti dan Dody semakin dekat. Hesti memanfaatkan waktunya untuk mendampingi Dody, membantu kebutuhan sehari-hari, dan menguatkan hubungan mereka. Meski situasinya tidak ideal, kehadiran Hesti membantu Dody merasa lebih kuat dan bersemangat untuk pulih.
Dody merasa sangat berterima kasih kepada Hesti atas dukungannya, dan Hesti juga merasa puas bisa memberikan dukungan yang dibutuhkan Dody pada saat-saat sulit.