Elena Andrade gadis 19 tahun tumbuh diantara keluarga konglomerat yang penuh konflik....
Sang ayah menikah lagi dengan sahabat baik mendiam sang ibu,membuat Elena sering bertengkar dengan ayah nya itu,karna tidak terima sang ayah menikah dengan sahabat masa kecil ibu nya sendiri....
bagaimana kisah nya?
yuk mampir dan baca....
(boca harap minggir)🚩
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 10
Mathew berjalan melewati tubuh mayat yang berserakan dari lantai atas hingga bawa,sambil mengendong Elena yang bergantungan bak kuala itu....
Melihat kedatangan Tuan Nathan dan Mathew,parah pengawal pun membungkuk hormat....
"Selesaikan semuanya," perintah Mathew dingin,lalu membuka pintu mobil belakan,dan masuk.
Tuan Nathan pun ikut masuk kedalam mobil yang sama,dan duduk di kursi depan.dan mobil mereka pun bergerak pergi meningalkan tempat itu....
"Hhhmm...panas," desah Elena terus bergerak diatas pangkuan Mathew.
"Sssttsss...tenanglah,sebentar lagi kita sampai," bisik Mathew dengan lembut menggegam kepala Elena,lalu menyenderkan nya di dada bidan nya.
"Hhhmm...dingin,aku suka," bisik Elena mulai mencium leher Mathew dan membuka kancing kemeja Mathew.
Suara ciuman dan desahan Elena mengema di dalam mobil,membuat Mathew marah....
"Kencangkan,volume musiknya," perintah Mathew menatap kaca spion dengan tajam.
"I...iya,baik Tuan," sahut driver nya terbata-bata gugup,lalu menaikan volume musik.
Tuan Nathan yang di duduk di depan kursi kemudi,hanya diam tak bersuara,karna saat ini,dia sendiri pun takut untuk mendekati putri tunggal nya itu,dan membiarkan Mathew yang menangani nya....
Di belakan kursi penumpan,Elena semaking ganas menyerang leher,dada,telinga Mathew secara brutal.Mathew hanya pasrah dan membiarkan Elena melakukan nya,Mathew hanya bisa menahan diri agar tidak bereaksi,dan menyerang balik Elena....
Setelah tibah di mansion,Mathew langsung turun dan membawa Elena masuk menuju kamar Elena,dan diikuti Suzi dan tuan Nathan dari belakan....
"Mas,apa yang terjadi kepada Elena?" tanya Suzi dengan suara serak,akibat terus menangis sejak tadi.
"Dia sedang dalam pengaruh obat peransan,yang diberikan oleh para bajing*n itu," jawab tuan Nathan mengumpat marah.
Sektika Suzi syok dan menutup mulutnya dengan tangan."Ya Tuhan...mereka tega sekali...." lirih Suzi kembali menitikan air mata.
"Sssttsss...jangan menangis lagi,ayo kita masuk ke kamar Elena,dan menunggu paman nya memandikan dia dengan air dingin," bujuk tuan Nathan merangkul bahu Suzi,lalu berjalan masuk ke dalam kamar Elena.
Di dalam kamar mandi,tepatnya di bawa air shower,Elena terus meronta dan menyentuh dada bidan Mathew,sehingga Mathew pun tak bisa mengontrol diri lagi....
"Kau milik ku," bisik Mathew,lalu membalas ciuman Elena tak kalah rakus.
Tangan Mathew yang nakal,mulai merayap masuk ke dalam dalaman Elena,dan mulai menyentuh bibir goa Elena dan memainkan nya dengan jari-jari nya,membuat Elena semaking hilang kendali....
"Iya disitu,lebih cepat Om...." pinta Elena sambil menarik rambut Mathew yang kini sibuk melumat pucuk melon nya.
Nafas Mathew semaking memburu akibat hasrat nya yang kini semaking memuncak,dengan hati-hati,sala satu jari besar Mathew pun berhasil lolos dan masuk,membuat Elena memekik kaget,namun dengan cepat Mathew melumat bibir Elena,agar suara Elena tidak di dengar oleh tuan Nathan dan istri nya yang sedang menungu mereka di luar kamar mandi....
(1 jam kemudian)
Elena dan Mathew pun mencapai puncak masing-masing,membuat Elena langsung tertidur pulas di dalam pelukan Mathew,yang kini sudah setenga polos dengan tubuh yang dipenuhi bekas merah akibat keganasan Elena....
"Sudah selesai sayang,tidurlah," bisik Mathew mencium kening Elena dengan lembut,lalu meraih juba mandi milik Elena,dan menutup tubuh Elena yang basa kuyup.
Mathew pun kembali mengendong Elena ala bride style,berjalan keluar dari kamar mandi dengan tubuh basa kuyup....
"Bagaimana?" tanya Suzi khawatir saat melihat mereka berdua keluar dari kamar mandi.
"Dia sudah tidur,kakak ipar," jawab Mathew melangkah menuju kasur,lalu meletakan nya Elena diatas kasur dengan hati-hati,lalu menyelimutinya.
"Astaga putriku...." lirih Suzi berdiri di tepi ranjang,sambil mengelus wajah Elena yang sudah tertidur pulas sembari menangis.
"Mathew,terima kasih," ucap tuan Nathan tidak tau lagi harus menghadapi Mathew saat ini.
Apalagi melihat bekas merah yang memenuhi tubuh Mathew,membuat tuan Nathan semaking tidak memiliki muka....
"Santai saja,semuanya sudah berlalu dan Elena sudah tenang," jawab Mathew menepuk lembut bahu kekar sang Kakak angkatnya itu.
"I...iya," sahut tuan Nathan terbata-bata akibat malu.
"Kak,kakak ipar,aku menginap disini malam ini,karna aku sudah ngantuk," ucap Mathew berjalan keluar dari dalam kamar.
"Mas-"
"Tidak apa-apa sayang,Mathew tau batasan,dia tidak mungkin melakukan hal yang lebih kepada Elena," potong tuan Nathan yang tau,bagaimana Mathew menyayangi Elena sejak dulu hingga sekarang.
"Syukurlah," Suzi pun menjadi tenang,dan mengenggam tangan Elena dengan lembut.
"Semoga saja begitu,karna aku pun ragu,tapi aku tidak memiliki pilihan lain,selain mempercayakan putriku kepada Mathew," batin tuan Nathan menatap nanar Suzi dan Elena.
Mathew harus lebih hati² lagi dalam bertindak agar tidak ketahuan nathan
hoo yg lagi happy karena cintanya gk bertepuk sebelah tangan
duh dasar om nakal