NovelToon NovelToon
Takdir Cinta

Takdir Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Model / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sebuah Kata

Berawal dari sahabatnya yang fans sekali dengan seorang Gus muda hingga mengadakan seminar yang akan diisi oleh Gus yang sedang viral dikalangan muda mudi itu.

Dari seminar itulah, Annisa menemukan sosok yang selama ini dikagumi oleh banyak orang salah satunya Bunga, sahabatnya sendiri.

Awalnya, menolak untuk menganggumi tapi berakhir dengan menjilat air ludah sendiri dan itu artinya Annisa harus bersaing dengan sahabatnya yang juga mengagumi Gus muda itu.

Lantas gus muda itu akan berakhir bersama Annisa atau Bunga?

Ketika hati telah memilih siapa yang dia cintai tapi takdir Allah lebih tau siapa yang pantas menjadi pemilik sesungguhnya.

Aku mencintai dia, sedangkan dia sudah bertemu dengan takdir cintanya dan aku masih saja menyimpan namanya didalam hati tanpa tau bagaimana cara untuk menghapus nama itu.

Bukan hanya aku yang mengejar cinta, tapi ada seseorang yang juga tengah mengejar cinta Allah untuk mendapatkan takdir cinta terbaik dari yang maha cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sebuah Kata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melupakan Yang Bukan Takdir 2

Sudah berbulan-bulan nama itu bertahta dihatinya. Banyak cara yang sudah gadis itu lakukan untuk tidak mengingat tentang pria idaman itu. Mulai dari mengblock semua sosial medianya dan sosial media para fans yang mungkin akan nge-update tentangnya.

Setiap hari gadis itu memohon kepada sang pencipta untuk membantunya melupakan sosok yang kini masih bertahta kuat dihatinya. Gadis itu terkadang menangis diatas sajadah mengadu betapa beratnya menyimpan rasa terhadap seseorang yang bukan halal untuknya. Begitu berat dirinya menyimpan sesak yang entah kemana akan dirinya lepas.

Kegundahan hati akan hal itu semakin bertambah dengan gosip yang kian bermunculan, dimana saat itu Bunga menangis menghampirinya ketika dan kampus sedang kosong.

Saat itu Annisa dan Bunga sedang berada dalam satu kelas yang sama namun berbeda jarak. Jika Annisa memilih duduk dibagian belakang maka Bunga lebih memilih duduk disudut kiri dekat jendela.

Gadis yang terkenal dengan tingkat kepedean dan selalu mengakui jika dirinya akan menjadi istri dari Gus muda viral itu kini mengusap matanya kasar dan bangkit dari tempat duduknya. Dia berjalan menuju Annisa yang sedang sibuk dengan note kecil dihadapannya. Dikelas itu hanya ada mereka berdua karena yang lain memilih pulang atau hanya sekedar ke kantin.

Bunga menarik kursi dan duduk didepan Annisa dengan mata yang berkaca-kaca dan nafas yang memburu. Melihat itu membuat Annisa sedikit terkejut, iya hanya sedikit, "Kamu kenapa?" tanyanya.

Bukannya menjawab, gadis itu malah memajukan ponselnya kedepan wajah Annisa dimana ponsel Bunga sedang menampilkan vt tiktok tentang pria yang saat ini menguasai hatinya.

Deg,

Saat melihat video yang ada di tiktok itu membuat nafas Annisa menjadi sesak dan matanya juga ikut memanas. Namun, sebisa mungkin dirinya tahan agar Bunga tidak mengetahui tentang dirinya yang juga terkejut akan hal itu.

"I-itu benaran?" tanyanya sedikit terbata.

Bunga mengangguk, "Benar, Ichaa.. Sakit hati aku, kenapa takdir selalu jahat sama aku?" Bunga kembali menangis mengingat jika sebentar lagi gus Habibi akan melepas masa lajangnya dengan seorang ning yang tentunya luar biasa jauh dibandingkan dirinya yang hanya butiran debu.

Annisa mengulum bibirnya, menahan sesak yang kian mendera, ketika Bunga menyebutkan calon sang Gus, "Sesakit inikah tuhan?" batinnya menangis.

"Ichaa, apa tuhan itu memang kek gini?" tanya Bunga yang entah apa ada diotak gadis itu hingga beraninya bertanya hal seperti itu.

Annisa menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan, dia menggeleng, "Kek gini gimana?"

"Allah itu hanya menakdirkan sesuatu sesuai takarannya, Cha! Contohnya saja gus Habibi yang dijodohkan sama Ning, kan mereka sama-sama sholeh dan berasal dari keluarga yang taat agama juga. Contohnya lagi kek orang kaya yang nikah sama orang kaya juga, padahal mereka udah kaya dari kecil." ucap Bunga mengembu-gebu.

"Bunga, kamu gak boleh kek gitu, Allah lebih tau apa yang terbaik untukmu. Jika Allah tidak menakdirkan kamu dengan gus Habibi mungkin saja Allah ingin kamu lebih mencintai dirimu dan lebih mendekatkan diri kepada-Nya, setelah itu baru Allah hadirkan seseorang yang pantas untukmu. Allah maha mengetahui sedangkan kita tidak, Bunga." jelas Annisa yang ditujukan untuk dirinya juga.

Bunga menggeleng, "Kalau Allah tau apa yang aku butuhkan kenapa Allah gak jodohin aku sama gus Habibi aja? Aku kan butuhnya seseorang yang bisa bimbing aku kejalan yang benar. Kenapa gus Habibi dijodohin sama yang paham agama juga? Bukannya tugas suami nge bimbing istri? Trus kalau gus Habibi sama Ning itu nikah, yang ada gus Habibi gak nge bimbing istrinya. Seharusnya gus Habibi itu nikahnya sama yang masih bisa dibimbing, biar ibadahnya jalan trus." ucap Bunga dengan pemikiran seadanya, atau itu hanya pemikiran yang keluar saat hatinya sedang tidak terima jika idolanya menikah?

Apakah Bunga benar-benar mencintai Gus Habibi, atau hanya sekedar nafsu saja?

Annisa membuang nafasnya lelah, menjelaskan sesuatu kepada Bunga disaat sahabatnya sedang emosi seperti ini bukanlah hal yang tepat. "Jika selama ini kamu mencintai gus Habibi dengan melibatkan Allah, seharusnya kamu tau cara melepaskannya."

Bunga menggeleng, "Gak bisa!" tegasnya.

"Sesuatu yang ditakdirkan untukmu tidak akan pernah menjadi milik orang lain, dan sesuatu yang bukan ditakdirkan untukmu, sejauh apapun kamu mengejar, kamu tidak akan memilikinya." balas Annisa dan berlalu pergi meninggalkan Bunga yang tengah termenung didalam kelas.

Annisa berlari kecil menuju masjid yang ada disekitar kampusnya. Gadis itu butuh ketenangan saat ini. Dia tidak sekuat itu untuk tidak menangis, hatinya juga terluka saat mengetahui gus Habibi akan menikah. Pria yang beberapa bulan ini mengisi hatinya sebentar lagi akan menjadi suami orang.

Ucapan yang Annisa katakan pada Bunga itu hanya sekedar ucapan, gadis itu sendiri tidak tau bagaimana cara melupakan gus Habibi. Dia cukup lelah jika harus memaksakan semua cara untuk melupakan pria sholeh itu. Sungguh, ini takdir Allah yang entah kapan akan berhenti menjadi takdirnya.

Dia tak ingin mencintai seseorang yang bukan ditakdirkan untuknya.

Didalam masjid, gadis berhidung minimalis itu tersungkur diatas lantai masjid dengan kepala tertunduk dan bahu bergetar. Dirinya juga tidak tau mengapa Ia bisa seperti ini. Dia dan gus Habibi tidak pernah memiliki hubungan yang intens atau hanya sekedar bertukar kabar tapi mengapa rasa sakit dan sesak itu sampai separah ini?

"Hiks, hiks,,," isaknya yang tak tertahan lagi.

"Siapa yang menangis?" lirih seorang pria yang berada dishaf depan.

"Hiks, hiks,," isaknya lagi.

Karena rasa penasaran yang tinggi pria itu langsung membuka sedikit tirai pembatas antara perempuan dan laki-laki, "Kenapa dia menangis?" tanyanya heran ketika melihat seorang gadis tengah menangis dengan bertumpukan lutut dan kepala ditekuk kebahwa.

"Maaf Mba, kalau boleh tau, mba nya kenapa?" tanyanya memberanikan diri.

Tidak menjawab, Annisa malah memilih keluar dari masjid dan berjalan menuju tempat wudhu. Gadis itu mengambil wudhu dan setelahnya melaksanakan salat sunah dhuha. Sedangkan pria tadi, lebih memilih untuk tidak melanjutkan pertanyaanya dan kembali fokus pada kitab ditanganya.

Selesai salat, Annisa mengangkat kedua tangannya dan berdoa kepada sang rabb. Meminta ketenangan hati, "Ya Allah, tiada yang salah atas takdirmu. Ya Allah, hamba mohon, cabut lah rasa yang seharusnya tidak hamba simpan untuknya. Ya Allah, hamba tau engkau lebih mengetahui dari apa yang hamba harapkan. Hamba mohon ya rabb, jika dia bukan takdir hamba berikanlah kelapangan hati untuk hamba ikhlas menyaksikan dia dengan takdirnya dan berikan hamba keridhoanmu untuk tetap mencintai dakwahnya. Ya Allah, bohong, jika hamba mengatakan bahwa hamba tidak sesak mendengar berita itu, tapi lebih bohong lagi jika hamba mengatakan hamba mencintai dirinya karenamu akan tetapi hamba masih menyalahkan takdir yang tidak mempersatukan kami. Maafkan hambamu ini ya rabb. Maafkan Annisa ini yang telah lancang mencintai Habibi-Mu. Bantu hamba untuk ikhlas Ya Allah. Aamiin." Annisa mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan dengan air mata yang tak hentinya keluar.

Apa yang gadis itu tangisi?

Menangisi gus Habibi?

Apa haknya?

Pacar bukan, istri apa lagi

Dasar Annisa.

Hal yang paling menyakitkan adalah ketika rasa cinta itu tumbuh didalam hati seseorang namun mereka tidak saling mengenal bahkan tak pernah bertukar kabar. Cinta yang datang dengan pelantara doa dan harus melepas dengan keikhlasan dan selalu melibatkan Allah didalamnya juga merupakan defenisi cinta yang sesungguhnya.

Allah sang pemilik cinta, biarkan semua berjalan sesuai skenario darinya.

1
Zulfa Ir
Ceritanya mendidik untuk menerima takdir Allah
aca
hadeh sabar
aca
lanjut
Capricorn 🦄
k
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!