NovelToon NovelToon
My Husband Om-Om

My Husband Om-Om

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat
Popularitas:39M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lautan Biru

Ayana Malika Ifana, harus rela menjadi pekerja terselubung demi membayar uang sekolah, dirinya bekerja disebuah perusahaan sebagai cleaning servis karena usianya yang belum genap 17 tahun, jadi dirinya dipekerjakan diam-diam oleh tetangganya yang bekerja bebagai kepala bagian, dan karena membutuhkan uang AMI panggilan nama singkatan miliknya, rela menjadi pekerja terselubung untuk mendapatkan uang.


Dan dirinya juga harus terjebak dengan pria yang dia panggil OM, pria itu yang sudah membuat dirinya kehilangan semua mimpinya.


Bagaimana Ayana Malika Ifana, bisa melalui ujian hidupnya, dan dipertemukan dengan pria yang sudah matang untuk usianya yang belum genap 17 tahun.


Yukk ah, kepoin ceritanya, hanya di NovelToon, jika terdapat cerita yang sama maka itu adalah plagiat, karena saya hanya membuat karya ini hanya di NovelToon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keputusan Allan

Suara motor besar terdengar sampai ke dalam rumah, Raya segera keluar untuk melihat siapa yang datang.

"Ami.." Gumam Raya yang melihat putrinya turun dari motor besar. Raya masih berdiri dibalik gorden jendela.

"Maksih kak, tumpangannya." Ucap Ami tersenyum sekilas.

Zian tidak melepas helm nya hanya membuka kaca nya saja. "Sama-sama, yaudah gih masuk gue mau balik." Ucap Zian tersenyum di balik helm yang dia pakai, dan Ami melihatnya dari pergerakan mata Zian yang menyipit.

"Hu'um." Ami mengangguk, "Hati-hati."

Zian hanya mengacungkan jempolnya, dan mengacak rambut Ami sebentar lalu pergi.

Ceklek

"Baru pulang."

"Ya Tuhan, bundaaa ngagetin aja sih." Ami sampai berjingkat karena kaget. "Bunda ngapain juga berdiri di situ? ngintip?" Ucap Ami menatap bundanya intens.

"Ck, gak usah liatin bunda kaya gitu." Raya mengusap wajah Ami dan berlalu pergi.

"Yeee,, tertangkap basah malu kali Yee.." Cibir Ami dengan bibir sengaja di menye-menye.

"Duduk, bunda mau bicara." Raya sudah duduk di kursi meja makan, menyuruh Ami duduk ketika melihat Ami ingin masuk kamar.

"Bunda kenapa? ada masalah?" Tanya Ami yang melihat Raya sedikit aneh, tidak seperti biasanya.

Ami pun menurut duduk didepan Raya.

"Lihat apa yang kamu lakukan." Raya melempar beberapa lembar foto didepan Ami. "Kamu tahu, karena foto itu acara pertunangan keluarga Adhitama batal, dan karena foto itu juga bunda harus menanggung malu didepan ibu Indira dan pak Allan, karena putri bunda melakukan hal memalukan seperti itu." Raya menatap Ami dengan perasaan sedih dan kecewa.

"Bunda ini tidak seperti yang bunda lihat." Ami menatap foto-foto itu dengan dada bergemuruh, tidak percaya akan ada yang mengambil gambarnya.

"Sudah jelas Ami, kalian melakukan hal yang tidak senonoh di tempat umum, dan kamu masih di bawah umur. Kamu tahu karena foto itu membuat malu kelaurga orang kaya dan kita orang tidak punya menanggung akibatnya, dua hari lagi kalian akan menikah."

Jedeerrr

Tiba-tiba suara petir menyambar keras di langit, langit gelap semakin berubah pekat, mungkin menggambarkan perasaan Ami.

"Bunda..ini_"

"Ya, dan bunda tidak bisa menolak permintaan itu, kalau tidak kamu tahu sendiri apa yang bisa mereka lakukan untuk keluarga kita." Raya menatap sendu putrinya. Dirinya tidak bisa berbuat apa-apa ketika masalah datang untuk keluarganya, bagaimana bisa putrinya melakukan hal yang merugikan orang lain, apalagi orang itu adalah orang terpandang di kota ini, Raya tidak habis fikir dengan apa yang mereka lakukan. Karena selama ini putrinya tidak memiliki teman dekat pria dan foto itu menambahkan lebih dari teman.

Ami menatap kosong langit yang gelap dengan hujan deras yang turun, hatinya merasa perih mendapat kenyataan yang datang pada dirinyalah, dari balik kaca Ami menenteskan air mata menatap turunnya hujan deras malam hari.

"Om mesum sialan, gara-gara dia gue kena sial terus." Ami mengumpati Nathan, pria tua itu selalu mencari masalah padanya, dan sekarang dia terjebak oleh kekakuan Nathan yang seenaknya.

Dua hari lagi kalian akan menikah.

Kata-kata bunda Raya selalu terngiang-ngiang di kepalanya membuatnya merasa sakit.

"Aarrgghh Om-om mesum sialan..!!"

.

.

Nathan mengusap rambutnya kasar, "Pah ini tidak mungkin, dia masih anak ingusan." Ucap Nathan dengan perasaan menggebu-gebu.

"Jika kamu tahu dia anak ingusan, kenapa kamu lakukan itu bahkan sampai tersebar." Allan menatap putranya dengan tatapan mengintimidasi. "Katakan alasnya kenapa kamu melecehkan gadis di bawah umur seperti itu, apa kamu lupa siapa kamu dan berapa usiamu?"

"Pah.." Nathan tidak bisa berkata lagi, ketika menatap mata papanya. Nathan juga tidak tahu kenapa dia melakukan hal itu, dan sekarang dia terjebak dalam masalah lagi yang lebih parah.

Menikahi bocah yang masih sekolah yang benar saja, Nathan pun tidak ada pikiran untuk menikahi gadis belia seperti Ami.

"Papa dan mama sudah tentukan hari, kamu tidak perlu melakukan apapun, karena pernikahan kalian akan berjalan dengan tertutup, mengingat calon istrimu masih seorang siswi." Sindir Allan mengatakan siswi dengan penuh penekanan.

"Papa harap, kamu tidak lagi bikin malu kelaurga untuk kedua kalinya." Allan pergi setelah mengatakan hal itu. Dirinya sengaja datang ke apartemen Nathan untuk membicarakan masalah pernikahan keduanya.

"Aarghh, sial..!!"

Nathan menghempaskan tubuhnya disofa, ingatannya kembali ketika Ia mencium bibir Ami secara paksa, Nathan memang sempat menikmati benda kenyal nan lembut itu, untuk pertama kali.

Ya, Nathan memang belum pernah mencium bibir lawan jenis, Nathan juga tidak pernah melakukan hal yang menjerumus bau dewasa. Nathan memang menjaga dirinya, meskipun pernah hidup di luar negeri tapi Nathan tetap bisa menjaga dirinya dengan baik, karena ingat nasehat Mamanya.

Begitupun dengan Aileen l, meskipun sebagai model, Aileen juga bisa menjaga batas pergaulannya, meskipun berpacaran tapi Aileen menjaga barang berharga miliknya, untuk suaminya kelak.

Mama Indira lah yang mengajarkan hal itu kepada dua anak-anaknya, karena kehidupan yang sekarang begitu bebas mengenai pergaulan diluar sana, dan gaya pacaran pun sudah bebas tanpa adanya larangan.

"Bagaimana pah?" tanya Indira yang menunggu suaminya di rumah.

Allan mendatangi Nathan ke apartemen nya sendiri.

"Beres, sudah senang kamu sekarang." Allan memeluk Indira dan mencium keningnya.

"Belum kalau mereka belum menikah." Ucap Indira dengan senyum.

Allan mengehela napas, "Jangan lama-lama papa sudah menahanya dari kemarin." Allan memanggut bibir istrinya sekilas.

"Ish, papa harus berhasil dulu buat mereka menikah, karena mama sudah memulai dari awal, jadi papa harus menyelesaikannya." Ucap Indira mengelus dada Allan.

"Ck, kenapa kamu suka sekali bikin masalah, dan aku yang harus membereskan." Allan menatap Indira dengan alis terangkat.

"Kalau tidak begitu mama tidak bisa membuat mereka menikah, dan lihat ide mama berhasilkan." Indira menaik-turunkan alisnya dengan senyum.

"Tapi kamu melakukan hal ekstrim mah."

Allan tidak menyangka jika sang istri memiliki rencana di acara pertunangan putranya, dimana Indira menyuruh orang untuk membuat gaduh pesta dengan foto yang senagaja Indira ambil dan langsung menyebarkan nya, Allan hanya bisa pasrah ketika harus membereskan kekacauan yang istrinya perbuat.

"Dan papa meminta imbalan yang sepadan." Tanpa lama Allan segera menyatukan bibirnya, menyesap dan melumatt bibir yang masih selalu membuatnya candu. Allan tidak akan pernah bosan untuk menjamah sang istri, istri yang sudah menemaninya puluhan tahun.

"Bang, emph." Indira meleguh ketika bibir Allan bermain di sekitar lehernya, dan kedua tangan besar Allan mulai aktif di kedua dadanya.

"Abang mau jatah." Allan langsung mengendong tubuh yang masih saja tetap ramping itu menuju ke kamar.

Allan tidak perduli jika ada art yang melihatnya menggendong Indira, yang jelas durinya sudah tidak bisa menahan gejolak yang dia tahan sejak kemarin.

"Ahh Abang.." Indira mendesahh tertahan ketika gelayar hasrat semakin membuatnya menginginkannya.

"Aku mencintaimu sayang."

Ahhh

1
Sakinaa Sakinaa
umur 23 kok panggil om 🤨🤨
Berdy Ruliani
Luar biasa
Athallah Linggar
aku☝️☝️
Athallah Linggar
knp ibuny ami jd kya anak kecil sih,ga mau kalah sm anaknya. Lebayyy bngt. 😤😤😤😤😤😤😤😤
Athallah Linggar
Lah itu mah artis turki thor,aku aja liat sinetron serkan dan eda ko😀😀
Athallah Linggar
ya iyalah,loh siapa tiba2 aja muncul ga ada angin ga ada hujan kya penyakit 🙄🙄🙄🙄🙄😏😏😏😏😏
Athallah Linggar
Nathan CEO bodoh,pny kuasa masa kya gitu aja ga tau. Akhirnya istri yg terdzalimi gara2 kamu yg btindak ga waras
Athallah Linggar
mimpi loh ketinggian dokter gadungan😂😂
Athallah Linggar
keberatan tp nyosor ga keberatan,preeeett dasar bujang lapuk🙄🙄
Athallah Linggar
Loh si diam aja,akhirnya si momod sm ortunya nyengir kuda kan😏😏🙄🙄
Athallah Linggar
Dokter gadungan nihh si momod🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Fitri Yani
❤️❤️❤️
ana
Luar biasa
ana
Lumayan
prima yanary
Luar biasa
yetiku86
🤭
yetiku86
🤣🤣🤣go Rio...Rio...VS natadecoco😅
yetiku86
Nathan jadi bocil 🤣🤣🤣
yetiku86
diam tak berkutik Nathanthecoco 😅
yetiku86
cuma selisih 7 th , masih sangat aman.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!