Hijrah Cinta Annisa
Karena Tak semua Kata, Bisa mewakili rasa, Maka biarlah hati ini menentukan Pilihannya, Diantara Suka,Duka, dan Air Mata.
***
Aku yang di tolak oleh calon suamiku, tepat di hari pernikahan kami, demi wanita masa lalu yang tiba tiba datang untuk memintanya kembali.
Namun Disaat Bersamaan Aku dipertemukan dengan jodoh yang tidak ku duga sebelumnya, Meminang ku, dan Menikahi Ku di waktu yang sama.
Ya. Dia Seorang CEO Emran Company, CEO dingin dan Arogan.
Akankah Cinta bersemi diantara kami.
Nantikan Kisahnya hanya di HIJRAH CINTA ANNISA !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Kepulangan Annisa
Bandara Internasional Dubai (DXB). Waktu setempat.
Pagi sekali Annisa telah siap, karena setelah sholat subuh, Annisa segera menyiapkan dirinya. Mengenakan Gamis berwarna Lilack dengan sedikit aksen Payet payet di sana, mengenakan hijab dan cadar dengan warna senada, Annisa terlihat begitu anggun dan mempesona.
Menumpangi Taksi yang telah di pesan sebelumnya untuk mengantarkan Gadis 27 tahun tersebut ke Bandara.
"Bismillah" lirih Annisa dengan melangkah kan kaki menyusuri lorong-lorong bandara menuju pintu keberangkatan.
Keyakinan Annisa telah bulat untuk meninggalkan Negara tersebut, meski ada keraguan dalam hati, yang entah karena sebab apa hal itu dia rasakan.
Berat.
Sudah pasti, karena disini merupakan tempat yang memiliki kesan tersendiri di hati Annisa. Tidak kurang waktu tiga tahun Annisa habiskan Di Negara tersebut untuk menuntut ilmu. Selain untuk bekerja dan mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya.
Tidak butuh waktu lama Annisa telah tiba di Dubai Internasional Airport, kembali dengan mantap Annisa menapaki setiap jalan menuju pintu masuk bandara.
Jarak tempuh dan waktu yang tidak sedikit akan Annisa habiskan di dalam Pesawat yang akan membawanya ke tanah air tercinta.
***
Soekarno Hatta Internasional Airport
Waktu menunjukan 20.30 wib
Menempuh perjalanan ber jam-jam, akhirnya Annisa tiba di Indonesia dengan selamat. Meski sedikit mengalami beberapa kendala selama perjalanan namun hal itu tidak Begitu berarti bagi Annisa Setelah melihat kedua orang tuanya melambaikan tangan menyambut kedatanganya.
Begitu juga dengan Ummi Fatimah dan Abi Ali yang telah siap menanti kedatangan sang putri dengan perasaan bahagia.
Terlihat dari kejauhan, dengan berbatas dinding kaca Annisa melihat kedua orang tuanya menantikan dirinya dengan binar bahagia.
Annisa berjalan dengan sedikit berlari, menyeret sebuah koper berukuran sedang, melambaikan tangan pada Ummi dan Abi nya.
"Assalamualaikum Abi, Ummi " Ucap Annisa setelah berada tepat di depan orang tuanya.
"Waalaikumsalam" Jawab Abi Ali dan ummi Fatimah bersamaan
Setelahnya Annisa meraih tangan kedua orang tuanya dan mencium punggung tangan tersebut dengan takzim.
Abi Ali meraih koper berukuran sedang yang sebelumnya di bawa sang putri, dan mengambil alih koper tersebut untuk dia bawa.
"Abi. Annisa bisa sendiri" tolak Annisa dengan sopan.
Abi Ali hanya tersenyum, dan tetap meraih koper tersebut, setelahnya Ummi Fatimah meraih tangan sang putri dan menggandengnya dalam genggaman.
Annisa pun menurut dan mengikuti langkah kaki kedua orang tuanya.
Ketiganya berjalan menyusuri lorong-lorong bandara menuju pintu keluar.
"Maaf ummi, Annisa tidak bawakan oleh-oleh untuk Abi Dan Ummi " sesal Annisa kemudian
Ummi Fatimah tersenyum sumringah "Apa itu yang kami harapkan ?. Melihat Putri Ummi di sini sudah merupakan oleh-oleh terbaik" Jawab ummi Fatimah dengan senyum bahagia.
Annisa pun tersenyum dari balik cadar yang dia kenakan. Sederhana, namun hal itu mampu membuat Annisa merasa bahagia dengan banyaknya cinta dari kedua orang tuanya.
Malam hari jalanan begitu lengang, tidak seperti ketika Abi Ali dan Ummi Fatimah berangkat tadi.
Kurang dari dua jam akhirnya ketiganya telah sampai di kota tujuan Abi Ali. Tanah kelahiran Annisa dan kedua saudaranya.
***
Di langit yang berbeda dan waktu yang tidak sama.
Emran tengah begitu kacau, berusaha menenangkan putrinya, yang begitu menginginkan bertemu dengan Annisa malam itu juga.
Segala cara telah Emran lakukan untuk membujuk putrinya agar tidak terus meminta sesuatu yang sulit untuk Emran penuhi.
Namun tetap saja Yasmine tetap pada pendiriannya, yang ingin bertemu dengan Annisa secepatnya. Tidak mempan dengan bujukan yang di tawarkan oleh Emran.
Setelah semua cara Emran lakukan, namun Yasmine tetap tidak menuruti nya, akhirnya Emran pun mengalah, dan berjanji akan mengabulkan permintaan sang putri semata wayang.
Emran pun menjanjikan pada sang putri akan mempertemukan keduanya esok hari ketika di kantor.
Mendengar hal itu Yasmine begitu senang, hingga di tengah gelap nya malam Yasmine melompat dan berlari dengan penuh rasa bahagia.
Begitu juga dengan kedua pengasuh Yasmine yang merasa bahagia setelah nona kecilnya mendapatkan kebahagiaanya.
Emran hanya tersenyum tipis melihat kegirangan sang putri.
Setelah drama panjang, yang membuat Emran kalah, akhirnya Yasmine tidur dengan nyenyak malam itu, dengan di temani oleh dua pengasuh ya yang selalu setia menjaga nya.
***
Kedatangan Annisa malam itu disambut dengan penuh kehangatan oleh keluarga dan beberapa santri yang sengaja menunggu kedatangan Annisa.
Selain cantik, baik, dan memiliki sikap dewasa dan keibuan. Annisa merupakan figur sosok yang tengah banyak di kagumi oleh para santri putri di pesantren yang di kelola oleh keluarganya tersebut.
Setelah acara penyambutan juga syukuran kecil-kecilan yang di tujukan pada Annisa selesai. Annisa menuju kamar pribadinya.
Berada di kamar yang memiliki luas 3x4 itu Annisa merasa nyaman dan tenang, terlebih dekat dengan kedua orang tuan dan dua saudaranya membuat Annisa merasa cukup dengan kebahagiaan tersebut.
tok tok tok
Suara ketukan pintu dari balik kamar Annisa.
"Masuk tidak di kunci" Jawab Annisa dengan mengenakan cadarnya kembali.
Ceklek.
Menampakkan sosok Aisha, yang tidak lain merupakan kakak kandungnya , Anak ke dua dari Abi Ali dan Ummi Fatimah.
"Belum tidur Nis" Sapa Aisha dengan melenggang masuk menghampiri Annisa.
"Belum mba, Mba Ais sendiri kenapa belum tidur ?" tanya Annisa kemudian.
"Mba kangen sama kamu Nis" Ucap Aisha. Annisa pun kembali melepas cadar yang dia kenakan, dan tersenyum manis pada sang kakak.
Memeluk satu-satunya kakak perempuannya dengan lembut, Annisa merasa sangat bahagia, terlahir di tengah keluarga yang begitu memanjakannya dengan kasih sayang.
"Nis " panggil Aisha yang masih dalam dekapan sang adik
Mendengar namanya di sebut, Annisa mengurai pelukan keduanya "Iya mba ?" Jawab Annisa
"Kamu pasti sudah mendapatkan kabar bukan ?, soal perjodohan itu ?" Tanya Aisha dengan hati-hati.
Mendengar pertanyaan sang kakak, Annisa seketika tertunduk. Setelahnya menganggukkan kepala pelan.
Aisha pun membetulkan posisi duduknya menghadap sang adik yang terlihat berbeda dari sebelumnya.
"Kalau memang kamu tidak siap , kamu tidak perlu menerimanya" Ucapan Sang kakak menatap lekat sosok Annisa di hadapannya.
Aisha begitu menyayangi sang adik, Aisha pun tahu sosok seperti apa yang akan di jodohkan dengan adiknya. Sejujurnya tidak ada masalah atau kekurangan dari calon yang di pilihkan sang Abi.
Seseorang yang akan di jodohkan dengan Annisa adalah sosok yang baik. Zyan Malik Abdulah, merupakan sosok lelaki yang baik akhlaknya dan baik wajahnya, meski tidak dengan kedua orang tuanya.
"Ikuti kata hatimu, Dan saran mba Istiqomah lah, Agar semuanya tampak terang dan jelas setelahnya" Ucap Aisha lembut.
Mengusap punggung sang adik yang tertunduk dengan pikiran yang entah apa saat ini.
Annisa menganggukkan kepala, dengan penuturan yang di sampaikan sang kakak.
Aisha hanya berharap kebahagiaan dari sang adik, semoga dengan istikharah Annisa akan menemukan jawaban dari keraguan yang dia rasakan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mensyariatkan umatnya agar mereka memohon pengetahuan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam segala urusan yang mereka alami dalam kehidupan mereka, dan supaya mereka memohon kebaikan didalamnya. Yaitu, dengan mengajarkan kepada mereka shalat istikharah sebagai pengganti bagi apa yang biasa dilakukan pada masa jahiliyyah, berupa ramal-meramal, memohon kepada berhala dan melihat peruntungan.
Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu ‘anhu, dia bercerita ; ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengajarkan istikharah kepada kami dalam (segala) urusan, sebagaimana beliau mengajari kami surat dari Al-Qur’an. Beliau bersabda.
إِذَ هَمَّ أَحَدُ كُمْ بِاْلأَمْرِ، فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيْضَةِ، ثُمَّ لْيَقُلْ : اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ (ا َوْ قَالَ: عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ) فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ (أَوْ قَالَ: فِيْ عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ) فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ قَالَ : وَيُسَمِّي حَاجَتَهُ
“Jika salah seorang di antara kalian berkeinginan keras untuk melakukan sesuatu, maka hendaklah dia mengerjakan shalat dua rakaat di luar shalat wajib, dan hendaklah dia mengucapkan : (‘Ya Allah, sesungguhnya aku memohon petunjuk kepada-Mu dengan ilmu-Mu, memohon ketetapan dengan kekuasan-Mu, dan aku memohon karunia-Mu yang sangat agung, karena sesungguhnya Engkau berkuasa sedang aku tidak kuasa sama sekali, Engkau mengetahui sedang aku tidak, dan Engkau Maha Mengetahui segala yang ghaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini (kemudian menyebutkan langsung urusan yang dimaksud) lebih baik bagi diriku dalam agama, kehidupan, dan akhir urusanku” –atau mengucapkan : “Baik dalam waktu dekat maupun yang akan datang-, maka tetapkanlah ia bagiku dan mudahkanlah ia untukku. Kemudian berikan berkah kepadaku dalam menjalankannya. Dan jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk bagiku dalam agama, kehidupan dan akhir urusanku” –atau mengucapkan: “Baik dalam waktu dekat maupun yang akan datang-, maka jauhkanlah urusan itu dariku dan jauhkan aku darinya, serta tetapkanlah yang baik itu bagiku di mana pun kebaikan itu berada, kemudian jadikanlah aku orang yang ridha dengan ketetapan tersebut), Beliau bersabda : “Hendaklah dia menyebutkan keperluannya” Diriwayatkan oleh Al-Bukhari.
Sholat istikharah merupakan sholat sunah yang dikerjakan ketika seseorang dihadapkan dengan dua pilihan yang berat dan mendesak. Dengan sholat istikharah, kita akan mampu membuat pilihan yang benar dan terbaik menurut petunjuk Allah.
"Di antara kebahagiaan anak Adam adalah merelakan atas yang diputuskan oleh Allah, dan di antara kesedihan anak Adam adalah meninggalkan dalam ber-istikharah kepada Allah (memohon kebaikan), dan di antara penderitaan Anak Adam adalah ia membenci atas segala yang diberikan oleh Allah".
Baik menurut kita, belum tentu baik menurut Allah. Sedangkan, baik menurut Allah sudah pasti baik untuk kita. Walaupun kebaikan itu tidak atau belum tampak oleh kita.Kenyataannya, banyak hal yang sebelumnya kita anggap buruk, namun pada akhirnya kita mendapatkan perkara baik dari yang kita anggap buruk.
Sungguh, kebaikan itu tidak bisa diukur dengan hanya menggunakan akal manusia yang terbatas.Kebaikan itu tidak harus tampak dan dapat kita rasakan dengan segera.
Kenaikkan tersebut merupakan sesuatu yang bersangkutan dengan masa depan yang jauh, tidak hanya untuk hari ini atau saat ini saja. Kebaikan adalah sesuatu dari Allah.
***