NovelToon NovelToon
Silhouette

Silhouette

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Erchapram

"Aku memacari Echa, hanya karena dia mirip denganmu. Aku gak akan bisa melupakanmu Inayah. Jadi dengarkan aku, pasti... pasti aku akan memutuskan Echa apabila kamu mau kembali padaku!" Terdengar lamat-lamat pertengkaran Catur dengan mantan kekasihnya yang bernama Inayah dihalaman belakang sekolah.


Bagai dihantam ribuan batu, bagai ditusuk ribuan pisau. Sakit, nyeri, ngilu dan segala macam perasaan kecewa melemaskan semua otot tubuhnya. Echa terjatuh, tertunduk dengan berderai air mata.


"Jadi selama hampir setahun ini aku hanya sebagai pelampiasan." monolog gadis itu yang tak lain adalah Echa sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alasannya

Semalam aku susah terlelap karena mendengar pertanyaan konyolnya itu. Dengan rasa sakit aku langsung tutup tanpa mau mendengar dia bicara lagi. Bahkan aku non aktifkan telp seluler ku hingga pagi. Sengaja aku berangkat ke Sekolah lebih awal dari biasanya. Karena pasti kak Catur akan datang menjemput untuk berangkat bersama. Dan aku belum siap bertemu muka dengan dia.

Terlalu melankolis mungkin, aku pun tidak tahu. Biarkan saja begini dulu untuk sementara. Menghindar bertemu itu lebih baik. Bukan maksud untuk lari dari masalah.

Sesampainya di dalam kelas, aku langsung merebahkan kepala dalam lipatan tangan diatas meja. Benar dugaanku, dia datang dengan nafas yang memburu. Mungkin dia mengendarai motornya sangat kencang, lalu berlari untuk sesegera mungkin bertemu dengan ku. Sekarang dia menghampiri dan menepuk pelan pundak ku supaya terbangun dari posisiku. 

"Dek, kenapa tadi malam teleponnya langsung dimatikan. Ketika aku mau telepon balik, justru hape kamu tidak aktif. Lalu kenapa juga tadi berangkat sendiri tanpa mau menunggu aku datang menjemput?"

Dengan malas aku beranjak bangun, ku pandangi wajah tampannya yang beberapa hari ini sangat ku rindukan.

"Ada yang ingin kakak bicarakan, atau ada yang kakak lupakan?" Bukannya menjawab pertanyaannya, justru aku balik bertanya. Samar aku melihat ada luka memar di sekitar wajahnya.

Menghela nafas panjang, dia duduk dikursi samping tempat ku duduk. Dielusnya puncak kepala ku sayang.

"Maaf, nanti sepulang sekolah akan aku ceritakan semuanya. Sekarang kamu fokus belajar dulu ya. Jangan banyak pikiran. Kakak sayang kamu." Ujarnya sebelum akhirnya dia keluar dari kelasku.

Sesuai janji yang tadi diucapkan untuk memberikan penjelasan. Dan disinilah kami berdua berada. Di kursi taman belakang sekolah. Sudah sejak 5 menit yang lalu, tapi dia masih diam. Entah menunggu apa, namun helaan nafas terdengar begitu sering.

"Aku minta maaf ya dek." Kalimat pembuka itu akhirnya keluar juga dari mulut kak Catur.

"Bukan aku ingin ingkar janji, tapi ada sesuatu yang membuat aku tidak sempat berkunjung ke tempat kamu kemah." Lanjutnya.

Aku masih diam, tapi tidak dengan otakku. Mencerna maksud dari kata "sesuatu" yang sama sekali tidak menjelaskan apa-apa. Tapi hatiku berkata bahwa ada yang disembunyikan. Entah apa itu, tapi yang jelas aku sungguh kecewa. Ternyata 4 bulan hubungan ini terjalin, masih belum bisa menjadi alasan untuk saling terbuka. Masih ada banyak puzzle yang belum tersusun.

"Ya sudah gak apa-apa kak." Aku sengaja menutup pembicaraan tidak berguna ini. Daripada makin sakit hati, lebih baik segera pulang ke rumah.

"Kapan-kapan jika waktunya sudah tepat, aku akan ceritakan semuanya. Sekarang aku antar kamu pulang. Ayoo!" Digenggamnya tanganku menuju ke tempat parkir sepeda motor.

POV Catur

Flashback ON

Sore itu ketika aku berencana mengunjungi Echa, didalam perjalanan aku melihat seorang wanita sedang berdebat dengan seorang pria. Wanita itu sendiri tapi ada sekitar 3 pria yang mengelilinginya. Namun yang ku perhatikan hanya 1 pria saja yang tampak memakinya, sedang 2 orang lagi hanya diam. Mungkin teman lelaki itu.

Entah apa yang sedang dibicarakan aku kurang jelas, karena posisiku lumayan jauh dari mereka. Tapi aku melihat dengan pasti siapa wanita yang sedang adu mulut itu. Ya dia Inayah, mantan pacar ku sekaligus teman sekelas. Kami putus sudah lebih dari setahun yang lalu.

Aku terpaksa mendekat, ketika aku melihat Inayah menangis karena tangannya ditarik-tarik salah satu dari para pria itu. Sepertinya mereka ingin membawa Inayah pergi dari situ.

"Apa yang kalian lakukan?" Tanyaku ikut campur.

"Cuih... Mantan datang nih mau jadi pahlawan kesiangan." Hina satu cowok bertubuh gemuk.

"Catur, tolong aku. Aku gak mau ikut mereka. Bawa aku pulang Catur." Sambil berderai air mata, Inayah merengek meminta aku melepaskan tangannya yang dicekal kuat itu.

"Lepaskan Inayah! Apa kalian gak malu main keroyokan dengan satu perempuan." Kataku mengintimidasi mereka.

"GAK USAH IKUT CAMPUR!"

BUG 

BUG

BUG

Tiba-tiba satu dari mereka menghantam wajahku dengan sangat keras, aku yang tidak siap langsung terhuyung kebelakang. Darah mengalir dari lubang hidungku. Aku pun membalasnya.

BUG

BUG

BUG

Satu lawan tiga, dengan aku yang sudah kalah diawal membuatku tumbang. Aku terkapar dijalan yang sepi. Setelah itu, aku tak lagi melihat mereka juga Inayah. Sepertinya mereka berhasil membawa Inayah pergi.

Flashback OFF

"Dek, sudah sampai nih. Jangan melamun terus, jangan terlalu jauh berfikir. Aku sayang kamu." Ucap kak Catur sambil mengecup ujung kepalaku sayang.

"Iya" Akhirnya aku luluh juga. Rasa sayang ini mengalahkan segala rasa yang tadi berkecamuk dalam hati. Senyum indah menghias wajah tampannya. Sungguh aku terpesona.

"Mau gak nanti sore kita jalan-jalan. Aku kangen kamu dek." Ajakan kak Catur yang tentu saja aku langsung iyakan. 

"Aku gak mau bohong, jika aku memang sangat merindukan kakak" Balasku.

"Jam 5 aku jemput, jangan dandan cantik-cantik. Aku gak mau jika banyak pasang mata lelaki diluaran sana yang ikut menikmati kecantikan wajahmu dek. Cukup aku saja yang boleh." Ucapnya posesif.

Bahagia tentu saja. Aku beruntung memiliki pacar seperti kak Catur. Aku sangat menyanyanginya. Bahkan kekecewaan ku kemarin menguap begitu saja. Apa aku yang gampangan, entahlah. Yang aku ngerti saat ini, aku gampang luluh hanya dengan melihat senyum tulusnya. Binar matanya yang teduh cukup membuat hatiku tenang.

Saat ini, aku sedang bersiap-siap untuk pergi jalan dengan kak Catur.  Meskipun sekarang hari Senin, tak apa. Sebagai ganti malam minggu kelabu ku kemarin. Aku sudah minta ijin dengan Ibu, Kakek dan Nenek ku. Bersyukurnya aku punya keluarga yang sangat pengertian. Mengerti dunia remaja seperti apa. Hanya satu pesan mereka, aku harus bisa jaga diri, jaga harga diri. Itu saja.

Jam 5 tepat, aku sudah menunggu kedatangan kak Catur di teras rumah. Gak sampai 5 menit aku duduk, kak Catur datang dengan sepeda sport hitam kesayangannya. Menggunakan kemeja kotak-kotak merah serta celana jeans biru tua menambah ketampanannya berkali lipat.

"Dek, bengong lagi. Kenapa aku ganteng banget ya?" Sambil menaik turunkan alisnya, memang kenarsisannya tiada duanya. Tapi aku suka.

"Ayo, kita malam Selasaan." Semangat ku ketika sudah naik diatas sepeda motor. Sambil memeluknya dari belakang aku berteriak bahagia.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Alhamdulillah bisa update banyak karena Othor sedang semangat. Semoga suka.

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara like, komen dan share cerita ini ke media sosial kalian. 

Biar tambah rame yang baca, tambah semangat juga yang nulis.

NO PLAGIAT!

Terima kasih.

By : Erchapram

1
Erchapram
cie cie /Smile/
Erchapram
makasih ya
Mahyum
cie ,,,,kak Catur lagi PDKT ma Echa....
Mahyum
semangat terus kak,,,💪💪💪 ceritanya bagus👍
Erchapram: Terima kasih kak
total 1 replies
Erchapram
Makasih banyak sudah mampir.
Celeste Banegas
Semua karakternya terasa hidup dan bikin saya kesemsem! Sukses kedepannya, author✨
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!