Bahira Isvara Aisyah, dia gadis cantik bercadar yang berkulit putih dan bermata lentik.
Aisyah di jodohkan oleh orang tua nya saat memasuki usia dua puluh tahun, saat dirinya baru menggelar status nya sebagai mahasiswa di fakultas negeri disalah satu kota metropolitan.
namun siapa sangka, suaminya yang bernama Abimana Satya Nugraha menolak mentah-mentah kehadiran Aisyah.
Lalu bagaimana dengan Cinta Aisyah?
Apakah Aisyah akan tetap menerima pria itu yang baru saja sah menjadi suaminya?
atau bahkan akan meninggalkan suaminya?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Cinta Aisyah By: Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
"Kenapa lo nggak ngomong dari tadi.. Gue tuh udah pusing dari tadi dan sekarang lo baru ngomong !" pekik Abi membuat Ricko heran.
Ternyata melihat Abi kebucinan dengan Aisyah membuatnya seakan ingin tertawa berguling-guling. Dulu yang sulit sekali di bujuk untuk mencari wanita, justru dia malah tak mau jauh dari wanita. Sungguh sangat lucu di mata Ricko.
***
Sudah saat nya kini untuk makan malam. Seperti biasa, di meja makan pasti akan ada drama antara mereka. Zaitun tidak memasak kali ini, karena semuanya di ambil alih oleh Aisyah. Aisyah kini sudah tahu bahwa suaminya tidak mau masakan orang lain selain dirinya.
Makanan sudah di siapkan di meja makan. Abimana, Ricko dan Zaitun sudah berada di meja makan. Aisyah mengambilkan nasi dan lauk untuk suaminya sesuai porsi biasanya.
"Mas Ricko silahkan ambil sendiri nggak apa kan ?" kata Aisyah yang tidak enak.
"Tidak apa Aisyah, aku sudah terbiasa melakukan semuanya sendiri." sahut Ricko dengan nada candanya.
Selesai makan malam, Ricko dan Abi berada di taman belakang untuk mengobrol sambil merokok. Sedangkan Aisyah dan Zaitun berada di ruang keluarga membicarakan tentang kuliah Aisyah yang sempat tertunda.
"Jadi kamu lebih memilih mengurus suamimu sekarang ?" kata Zaitun setelah membicarakan semuanya.
"Yaa begitulah, aku rasa mas Abi juga pasti akan keberatan jika aku melanjutkan kuliahku. Apalagi jurusanku sebagai Dokter. Akan sulit untuk mas Abi pertimbangkan." sahut Aisyah panjang lebar.
Saat sedang asik mengobrol, Abi dan Ricko datang menghampiri mereka berdua.
"Sayang, Ricko akan bermalam disini. Dia akan tidur di sini, di ruangan ini." ujar Abi yang masih berdiri dengan wajah datarnya.
"Mas Ricko akan tidur di ruangan ini ? Kenapa nggak tidur di kamar bang Ibra saja ? Kamarnya juga kosong. Aku rasa jika mas Ibra ada juga tidak akan keberatan." sahut Aisyah yang tidak enak jika tamunya tidur di ruang keluarga yang terbuka.
Abi tak menjawab ucapan Aisyah, ia justru melirik Zaitun memberi kode pada Aisyah, seakan bertanya Zaitun akan tidur dimana.
"Zaitun akan tidur di kamar tamu. Biar mas Ricko tidur di kamar bang Ibra saja. Asalkan jangan memindah barang-barang bang Ibra di kamarnya." kata Aisyah lagi dan di angguki oleh Abimana.
"Baiklah, bisa kau antar aku untuk mengantar Ricko ke kamar abangmu ?" tanya Abi dengan wajah datar.
"Baiklah, ayo Ais antar." Aisyah berdiri dan beranjak mengantar Abi.
Saat baru satu langkah, Zaitun bicara dengan Aisyah membuat langkahnya terhenti.
"Ais, aku juga mau tidur dulu yaa. Kita sekalian naik bersama." ujar Zaitun.
"Oooh, ya udah yuk." Aisyah kemudian menggandeng Zaitun berjalan menaiki tangga lebih dulu di susul Abi dan Ricko di belakangnya.
Kini semuanya sudah berada di kamar masing-masing. Abi dan Aisyah juga sudah berbaring di atas kasurnya. Kini keduanya mengobrol sejenak sebelum menutup matanya.
"Sayang, besok pagi sekali aku harus ke jakarta." ujar Abi yang sungguh berat meninggalkan Aisyah meski hanya satu hari.
"Kenapa mendadak sekali ?" tanya Aisyah mendongakkan kepalanya yang berada di bawah dagu Abimana.
"Akan ada meeting dari jepang, ini sudah di rencanakan sejak enam bulan yang lalu. Jika aku tidak hadir, tender nggak akan jatuh ke tanganku dan perusahaan bisa jatuh." jelas Abimana agar Aisyah mengerti.
"Mas Abi akan menginap ?" tanya Aisyah.
"Nggak. Aku nggak akan menginap, mungkin aku akan pulang sampai sini malam hari." ujar Abi dengan wajah lesu.
"Yaa sudah tidak masalah jika memang harus seperti itu." sahut Aisyah.
"Iyaa, tapi masalah besar bagiku sayang."
Aisyah yang mendengar ucapan Abimana mengerutkan dahinya heran. Bagaimana bisa masalah besar baginya ? Justru harusnya bahagia karena akan memenangkan tender kali ini.
"Kenapa begitu ?" tanya Aisyah penasaran.
"Yaahh, karena aku akan jauh darimu satu hari." sahut Abi membuat pipi Aisyah bersemu merah.
Abi yang tak mendapat jawaban langsung melihat Aisyah yang berada di bawah dagunya. Ia memiringkan kepalanya menatap sang istri.
"Sayang, bolehkan malam ini aku.."
Aisyah yang paham langsung menenggelamkan wajahnya ke dada bidang suaminya karena malu. Satu hari sibuk mendampingi Ricko membuat Abi merindukan Aisyah. Begitu juga dengan Aisyah, dia juga sangat merindukan suaminya setelah seharian bersama Zaitun.
Malam ini pasangan suami istri yang sedang bucin-bucinnya kembali melakukan malam panas nya untuk melepas kerinduan.
***
Tengah malam Abimana terbangun karena merasa lehernya sangat kering. Ia beranjak menuju kamar mandi lebih dulu untuk membuang hajatnya, dan berlalu pergi keluar untuk mengambil minum di dapur.
Setelah sampai di dapur Abi begitu terkejut saat melihat Zaitun juga berada di sana. Abi langsung menghentikan langkahnya dan berbalik ingin kembali ke kamarnya namun langkahnya terhenti karena mendengar Zaitun bicara dengannya.
"Jangan menghindariku. Aku juga tidak akan mungkin merebut mu dari Aisyah. Aku memang menyukaimu, tapi aku tidak berfikir untuk mengambil hatimu darinya." ujar Zaitun mengutarakan perasaanya.
Abimana tak menjawab perkataan Zaitun. Dia masih berdiri di posisinya tanpa memandang Zaitun. Zaitun yang tak mendapat jawaban segera pergi meninggalkan Abimana disana.
Namun siapa sangka, keberadaan keduanya tak luput dari pandangan Aisyah yang baru setengah menuruni tangga. Aisyah yang melihat Zaitun akan kembali ke atas segera berlari menaiki tangga menuju kamarnya sebelum keberadaannya di ketahui oleh Zaitun.
Aisyah menutup pintunya perlahan agar tak menimbulkan suara. Aisyah kemudian berbalik menyandarkan punggung nya di pintu kamar.
"Ternyata benar apa yang dikatakan mas Abi, Zaitun menyukai**nya" gumam Aisyah namun masih bisa di dengar oleh dirinya sendiri.
Aisyah kemudian melepas pakaian dan cadarnya lalu kembali berbaring dan menutup matanya seakan tidak terjadi apa-apa. Setelah mendengar pintu kamar terbuka, jantung Aisyah semakin berdegup kencang tak karuan.
Setelah mendapati Abi yang kembali berbaring di sampingnya sambil memeluk, Aisyah membuka matanya perlahan dan membalas pelukan suaminya dengan begitu erat, seakan tak ingin kehilangan suaminya.
Abi yang tahu sikap Aisyah berbeda langsung memiringkan kepalanya terheran.
"Kau kenapa bangun sayang ? Apa aku mengganggu tidurmu ?" tanya Abi sembari mengecup dahi Aisyah yang masih dipelukannya.
"Jangan tinggalkan aku meski banyak wanita yang ingin merebutmu dariku mas." sahut Aisyah semakin membuat Abi tak mengerti.
Abi bangkit dan menatap Aisyah yang berada di bawahnya merasa heran. Kenapa tiba-tiba Aisyah berkata seperti itu ? Apa dia bisa menerawang saat dirinya berada di dapur bersama Zaitun tadi pikirnya. Abi yang tak ingin Aisyah berfikir macam-macam menjawab perkataannya.
"Hatiku akan selalu menjadi milikmu. Aku juga akan selalu menjadi suamimu. Seumur hidupku, aku tak akan pernah meninggalkanmu." ujar Abi memberikan senyum hangatnya dan mengecup bibir Aisyah singkat. "Tidurlah, masih terlalu malam untuk kita bicara." tambah lagi Abi kembali memeluk Aisyah dengan erat.
***
Pagi harinya Abimana dan Ricko sudah dalam perjalanan menuju jakarta. Tak lama ia juga akan segera sampai di perusahaannya. Dengan serius Abi terus mengutak atik laptopnya untuk menyelesaikan materi saat meeting nanti agar tidak mengulur waktu.
Setelah sampai, Abi melangkahkan kakinya lebar di sepanjang lorong perusahaan menuju lift. Dengan wajah dingin dan datar Abi menganggukkan kepalanya menyahut beberapa karyawan yang menyapanya.
Abi dan Ricko juga Pras sudah berada diruang meeting dengan beberapa kliennya dari jepang. Semuanya disana membahas yang seharusnya di bahas. Hingga kini meeting telah usai dan Abi menyelesaikan pembicaraannya.
"Baiklah meeting selanjutnya akan di hadiri asisten pribadi saya. Terimakasih." ujar Abi menjabat tangan para kliennya dari jepang.
"Terimakasih, tidak kecewa kami memilih perusahaan pak Abimana. Semoga kerjasama kita akan terus berjalan lancar." kata klien tersebut.
"Amin terimakasih. Baiklah saya permisi dulu. Silahkan di lanjutkan dengan bapak Eri Pras Setiawan (Pras)." kata Abi kemudian beranjak pergi di dampingi Ricko di sampingnya.
Abi dan Ricko kini berjalan tegap berdampingan menuju ruangan Abimana. Saat sedang melangkah santai, tiba-tiba ada yang memanggilnya dari belakang.
"Abiii..." panggil wanita itu berlari kecil menghampiri Abimana.
Abi berbalik menghentikan langkahnya dan melihat siapa wanita yang memanggilnya. Dengan begitu seenaknya wanita itu memeluk Abimana di kantor.
"Abii, aku sangat merindukanmu. Kau kemana saja selama ini ?" ujar Bella bergelayut manja mendongakkan kepalanya lalu menyandarkan dagunya di dada Abimana.
Abi yang mendapat perlakuan seperti itu langsung melepas pelukan Bella. Sedangkan Ricko yang tak ingin ikut campur memilih pergi ke ruangan Abi lebih dulu.
"Jangan seperti ini Bel, malu di lihat banyak orang. Ini kantor bukan dirumah." sahut Abi melepas pelukan Bella dengan kasar.
"Kau ini kenapa ? Kau berubah Abi. Kau tidak seperti dulu." kesal Bella yang lagi-lagi mendapat penolakan dari Abimana.
"Aku sudah menikah Bel, aku nggak sendiri lagi. Dan kau juga sedang apa disini ?" ujar Abi menjelaskan statusnya pada Bella agar dia mengerti.
"Aku ikut papa kemari. Dan kau juga menikah karena di jodohkan oleh Om Adam kan ? Itu tanda nya kau.."
"Aku mencintai istriku ! B-e-l-l-a..!" bentak Abi memotong ucapan Bella dan menekan namanya agar dirinya mengerti lalu pergi meninggalkan Bella begitu saja.
Bella yang mendengar Abi bahwa dia sudah mencintai istrinya membuat Bella tak terima. Ia geram, merasa miliknya di rebut oleh wanita lain yang baru kemarin di kenalnya. Sedangkan dirinya yang sudah mendampingi Abimana sejak SMP di lupakan begitu saja.
"Aku nggak rela kau pergi begitu saja dariku Abimana ! Aku pastikan kau akan menjadi milikku lagi !" gumam Bella mengepalkan tangannya menatap punggung Abi yang kini telah menghilang dari pandangannya.
...----------------...
Bersambung...
kk hadiah satu cawan kopi ☕ utk Rahma