NovelToon NovelToon
Love Me, Again

Love Me, Again

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak / Perjodohan / Patahhati
Popularitas:8.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: embunpagi

Hampir separuh dari hidupnya Gisell habiskan hanya untuk mengejar cinta Rega. Namun, pria itu tak pernah membalas perasaan cintanya tersebut.

Gisell tak peduli dengan penolakan Rega, ia kekeh untuk terus dan terus mengejar pria itu.

Hingga sampai pada titik dimana Rega benar-benar membuatnya patah hati dan kecewa.

Sejak saat itu, Gisel menyerah pada cintanya dan memilih untuk membencinya.

Setelah rasa benci itu tercipta, takdir justru berkata lain, mereka di pertemukan kembali dalam sebuah ikatan suci.

"Jangan sok jadi pahlawan dengan menawarkan diri menjadi suamiku, karena aku nggak butuh!" ucap Gisel sengit

"Kalau kamu nggak suka, anggap aku melakukan ini untuk orang tua kita,"

Dugh! Gisel menendang tulang kering Rega hingga pria itu mengaduh, "Jangan harap dapat ucapan terima kasih dariku!" sentak Gisel.

"Sebegitu bencinya kamu sama abang?"

"Sangat!"

"Oke, sekarang giliran abang yang buat kamu cinta abang,"

"Dih, siang-siang mimpi!" Gisel mencebik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 3

Dengan malu-malu Gisell menyatakan cintanya untuk Rega. Wajahnya tampak merona, entah karena panasnya matahari atau memang karena rasa malunya.

Sedetik, dua detik, tiga detik, Rega tak memberi respon apapun terhadap pernyataan cinta Gisel barusan. Pria itu hanya memasang wajahnya datar, sebelum akhirnya tergelak.

"Hahaha, kamu itu ada-ada aja, dek!" Rega mengacak rambut Gisel gemas. Remaja yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri tersebut memang selalu berhasil membuat ulah untuk mencari perhatiannya.

"Aku serius, abang," ucap Gisel, yang mana langsung membuat tawa di bibir Rega perlahan meredup.

Rega menghela napasnya. Ia menoleh ke sekeliling, di beberapa penjuru kampus, para mahasiswa sedang menyaksikan adegan di lapangan tersebut layaknya menonton sebuah drama. Bahkan, banyak yang bersorak menyemangati Gisel namun dengan nada mengejek.

"Wah, bocil jaman sekarang, ya. Pada pintar cari cowok yang good looking, tapi keren sih, cil. Pepet terus, tuh Rega, si kanebo kering!" celetuk salah satu mahasiswa.

"Te...rima, te...rima, te...rima!" sebagian besar berteriak seolah sedang mmeberikan dukungan kepada club sepak bola kesayangan mereka.

Rega merengkuh bahu Gisel, "Kita neduh ke sana, dik. Di sini panas sekali," ucapnya mengajak Gisel ke sebuah tempat yang teduh dan sepi. Ia tak ingin Gisel menjadi bahan bullian teman-temannya.

"Huuuuuuuu!!!!" seru mereka saat melihat Rega mengajak Gisel pergi. Rega sama sekali tak mempedulikan sorakan mereka.

"Abang nggak jawab," ucap Gisel setelah mereka sampai di tempat yang tak ada satu orang pun melihat tersebut.

Lagi, Rega menghela napasnya dalam. Ia menyentuh kedua bahu Gisel, "Kamu itu adik abang, Dek. Jadi, mana mungkin kita saling jatuh cinta. Lagian, kamu masih terlalu kecil, kenapa punya ide seperti ini, sih? Kamu..."

"Aku beneran cinta sama abang, bukan sebagai adik. Tapi aku mau abang sayang sama aku sebagai seorang cewek," Gisel memotong kalimat Rega yang belum selesai.

Entah bagaimana Rega harus menanggapinya, yang jelas, ia tak mungkin menerima gadis remaja itu sebagai kekasih. Yang benar saja, Gisel baru kelas dua SMP.

Rega tersenyum," Udah, nggak usah bahas cinta-cintaan. Belajar aja yang rajin. Katanya mau jadi designer yang hebat," ucapnya mengacak rambut Gisell.

Gadis itu menunduk, "Abang nggak cinta sama aku? Abang nggak sayang,"

"Sayang, tentu saja abang sayang kamu. Mana mungkin abang nggak sayang adik abang ini. Kalau nggak sayang, selama ini nggak mungkin abang perhatian sama Gisel,"

"Kalau begitu, ayo pacaran, Abang?" ucap Gisell.

Rega mengusap wajahnya kasar, "Kenapa harus gini, sih," gumamnya.

"Abang nolak aku, kan?" tembak Gisel langsung.

"Dengerin abang, dik. Kamu itu masih belum paham apa itu sebenarnya yang dinamakan cinta. Kamu tahu dengan apa yang kamu katakan tadi? Kamu itu masih terlalu kecil untuk mengenal cinta. Nanti, akan ada saatnya kamu mengerti, saat kamu dewasa,"

"Intinya, abang nolak aku kan?" tanya Gisel dengan mata berkaca-kaca. Ia tak tahu bagaimana rasanya patah hati, yang ia tahu saat ini dadanya sakit.

Rega melihat ke sekitar, memastikan tak ada orang yang melihat, ia merengkuh Gisel ke dalam pelukannya, "Adik abang jangan nangis dong. Masa gini aja nangis sih, yang penting kan abang sayang sama Gisell. Kamu akan jadi adik abang yang paling abang sayang," ucapnya.

Rega bukanlah perayu ulung, apalagi untuk menenangkan gadis remaja yang baru saja patah hati karenanya tersebut. Ia hanya melakukan seperti biasanya yang ia lakukan terhadap Gisel ketika gadis itu merajuk.

" Abang jahat sama Gisel. Gisel ngak mau cuma jadi adik abang. Gisell nggak mau keduluan kak Dira yang mau nembak abang. Pasti abang terima dia kalau dia menyatakan cinta sama abang. Abang kan meskipun jutek tapi nggak tegaan. Apalagi kak Dira mau di lapangan nembak abang pakai toa kayak Gisel tadi, panas-panasan. Gisel nggak ridho, nggak boleh pokonya,"

Entah ke berapa kali Rega menghela napasnya dalam. Memang gadis bernama Dira itu menyatakan cinta kepadanya, tapi tidak seperti yang di katakan oleh Gisel, Dira melakukannya di tempat yang cukup sepi, di bawah pohon rindang yang ada di kampus. Mana mungkin gadis itu mau panas-panasan di lapangan. Dan Rega menolak gadis itu. Mungkin sekarang gadis itu sedang menangisi kegagalannya mendapatkan cinta Rega.

"Dengar, dik. Kalau soal perasaan dan hati, abang nggak akan terpengaruh. Hanya karena nggak tega, lalu abang terima? Tentu saja enggak begitu konsepnya. Lagian, nggak ada yang akan nembak abang, kok," jelas Rega yang berdusta di akhir ucapannya. Jika ia jujur, Nandira sudah menembaknya tadi, tapi bukan di lapangan apalagi memakai toa, sudah di pastikan Gisel akan mengamuk.

"Seperti yang abang lakukan sama Gisel? Nggak cinta makanya tega!"

"Suatu saat nanti, saat kamu dewasa, kamu akan mengerti, dik," kata Rega di akhir percakapan mereka saat itu.

Meski di tolak oleh Rega, namun hal itu tak pernah menyurutkan semangat Gisel. Hari-hari, bahkan tahun-tahun selanjutnya ia justru semakin semangat untuk mengejar cinta Rega.

Hingga ia duduk di bangku kuliah, semangatnya tak pernah surut memperjuangkan perasaannya tersebut. Namun, Rega masih sama. Tak membalasnya. Meski hubungan mereka senagai kakak adik tetap terjalin, tapi Gisel juga tak menyerah mengejar cinta Rega.

Ada saja tingkah yang di lakukan oleh Gisel demi mendapat perhatian lebih dari Rega. Padahal, tanpa di mintapun, pria memng selalu perhatian dengannya, namun selalu saja bersalih sebagai abang. Dan itu sering kali membuat Gisel kecewa.

Pernah suatu hari, saat Rega melakukan kegiatan bakti sosial di daerah yang terdampak musibah bencana alam gempa bumi, Gisell menyusul pria yang sudah berprofesi sebagai dokter sejak usia muda karena kecerdasanya tersebut.

Semua orang tak mengijinkannya pergi, tapi ia kekeuh ingin pergi hanya karena ia tahu dalam kelompok bakti sosial itu ada mahasiswi calon dokter yang naksir dengan Rega. Tentu saja hal itu membuatnya kebakaran jenggot dan bertekad menyusul ke daerah rawan bencana tersebut.

Sebagai orang tua, Alex dan Anes tentu saja merasa khawatir, takut akan ada gempa susulam yang membahayakan putri semata wayang mereka. Alhasil, Gisel nekad kabur menjadi relawan yang diadakan oleh kampusnya dengan kedua sahabatnya menuju ke tempat dimana Rega berada.

Merasa cemas dan khawatir, Alex pun menyuruh Gavin untuk menyusul saudara kembarnya.

"Ayolah, dad. Kenapa harus Gavin, sih? Kakak kan juga bisa, atau suruh siapa gitu, bawahan daddy kan banyak," tolak Gavin.

"Kakakmu sedang sibuk lagian dia kan bisa di katakan sebagai pengantin baru, nggak mungkin daddy suruh ke tempat bahaya seperti itu. Kalau terjadi apa-apa, kasihan kakak iparmu, kamu sajalah, sekalian jadi relawan," ujar Alex.

"Terus, kalau Gavin yang kenapa-kenapa nggak apa-apa gitu? Mom, daddy pilih kasih nih!" adu Gavin pada Anes.

"Mas apaan sih, nggak boleh gitu. Kunlagi pusing ini, putriku minggat ke tempat bahaya , mas Alex Malah begitu," ucap Anes.

"Ya gimana, makanya punya pacar biar ada yang khawatir selain daddy dan mommy," ucap Alex.

Gavin hanya mencebik. Dan pada akhirnya ialah yang harus mengalah menyusul dan emmastika jika Gisel aman sentosa karena sang ratu alias mommy tercinta yang memintanya.

"Cepat Vin, susul adikmu, mumpung belum terlalu lama minggatnya," Ucap Anes Yang tidak bisa di tolak oleh Gavin, apalagi ia melihat raut kecemasan di wajah yang tetap cantik meski sudah memasuki usia senja tersebut.

.

.

.

"Gara-gara kamu nih, aku harus nyusul ke sini. Udah deh, nyerah aja kenapa sih, abang tuh cuma anggap kamu adik, kok sampai segininya kamu usaha," ucap Gavin saat dalam perjalanan dari tempat pengungsian satu menuju posko di mana Rega sedang menjalankan tugasnya sebagai dokter. Tak butuh waktu lama, hanya beberapa menit saja di tempuh dengan berjalan kaki dari pos tempat mereka tinggal.

" Aku tuh yakin kalau abang juga cinta sama aku. Karena dia nggak pernah nolak aku secara terang-terangan langsung. Buktinya dia juga nggak punya cewek sampai sekarang, karena memang dia jodoh aku," kekeuh Gisell.

"Bagaimana kalau itu cuma perasaan kamu saja? Mungkin abang nggak enak mau nolak kamu terang-terangan," entah berapa kali Gavin mengatakan hal itu.

"Nggak, ku yakin klau abang itu emang udah di gariskan jadi jodoh aku. Titik no debat!"

"Susah emang ya, ngomong sama batu. Keras. Nanti kalau patah hati baru tahu rasa!"

"Udah sering kalau itu mah, aku udah kebal," sahut Gisel. Yang mana membuat Gavin hanya geleng-geleng kepala.

"Lagian kamu itu cinta apa terobsesi, sampai apa-apa abang, dikit-dikit abang. Buat abang , demi abang, nggak ada gitu yang buat diri sendiri?" tanya Gavin.

Gisel menggeleng, "Karena duniaku itu, ya abang, jadi mau gimanapun ya pusatnya abang lagi abang lagi,"

"Ampun deh, punya kembaran gini amat. Udah sampai!" kata Gavin menahan tangan Gisel supaya berhenti berjalan.

"Udah sampai ya?" ujar Gisel tanpa sadar mereka sudah sampai ke pos-pos kesehatan. Ia mengedarkan pandangan untuk mencari seseorang di sana.

"Abaaannng!" seru gadis itu saat melihat sosok yang ia cari. Pria itu memang selalu memesona dengan pakaian dokternya. Apalagi ketampanannya yang di atas rata-rata membuatnya lebih menonjol di banding yang lain.

"Kan, bagimana bisa ku tenang, anteng di rumah jika pesonanya nggak kaleng-kaleng gini," gumamnya.

...****************...

1
Yundari Gayosa
Luar biasa
Fajar Ayu Kurniawati
.
Kurnaesih
/Facepalm//Slight//Slight//Facepalm/
angkasa
Rega jadi cowok tidak tegas
Kurnaesih
mampir lanjut Ade nya elang penisirin 🥰
Keyko Khaka
sumpah smpe ckiet perutku gara2 ngakak baca di part nie , keren Thor , menghibur bngitz 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣👍
Katina
Luar biasa
gemini
la kok jadi betah
gemini
ya tuhan
Taris
Lumayan
maria handayani
/Shy/
Kunaenah
banyak typonya pembaca hrs pintar2 mencerna maksud dr othor😇😇😇😇😇😇😇
Mei Prw
luar biasa
Mindarsih 19
Luar biasa
JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊
antara lelaki paling nda guna d dunia novel🤣🤣🤣sendiri buka ruang buat Nadhira mendekat baru konon play victim 😌😌
Selvi Sitio
mampir kekaryaku ya teman-teman @Sipencuri hati mafia & @Jangan ikuti aku. Terimakasih💚
tuti sriyono
Luar biasa
Tiwi
keren
Khoirum Madinah
Luar biasa
Sri Siyamsih
lm" sikap gisel jg nyebelin.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!