Membunuh istri seorang Mafia???
Begitulah yang terjadi pada Disha si reporter Indonesia saat berada di kapal pesiar. Dia terjebak dalam situasi sulit ketika dia terpergok memegang sebuah pistol dengan jasad wanita di depannya yang merupakan istri tercinta dari seorang mafia bernama Noir Mortelev.
Mafia Rusia yang terkenal akan hati dingin, dan kejam. Mortelev adalah salah satu diantara para Mafia yang berdarah dingin, dan Noir merupakan keturunan dari Mortelev sendiri.
Kejadian di kapal pesiar sungguh membuat Disha hampir mati di tangan Noir saat pria itu ingin membunuhnya setelah mengetahui kematian istrinya, namun dia bersumpah akan membunuhnya secara perlahan lewat siksaan batin dan jeratan pernikahan.
“Akan aku berikan neraka untukmu sebagai balasan kematian istri dan anakku yang belum lahir. You understand!”
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AM'sLL — BAB 02
BALASAN YANG SETIMPAL
Tidak pernah terpikirkan oleh Disha bahwa dia dan kakaknya akan berakhir seperti ini. Dengan penuh rasa bersalah, wanita cantik itu menatap sendu ke Sandy.
“Kenapa kamu melakukan itu?” lirih Disha yang masih meneteskan air matanya lalu menoleh menatap pria bernama Noir yang masih berdiri angkuh.
“Haruskah aku menjawabnya?” pria itu menatap tajam dan dingin.
“Aku tidak membunuhnya. Aku bahkan tidak tahu siapa yang membunuhnya.” Ucap Disha menatap dengan nanar.
Mendengar itu sungguh menaikkan amarah Noir. Pria itu yang sejak tadi membawa pistol di tangan kanannya, dengan kesal langsung menarik kasar lengan Disha yang terluka dan menodongkan senjata itu tepat ke leher jenjangnya.
“Tidak ada pembunuh yang selalu mengaku. Apa kamu bisa membuktikan dirimu setelah pistol yang digunakan ada di tanganmu HAH?” sentak Noir dengan wajah yang begitu dekat sampai Disha berpaling dan memejamkan matanya dengan gemetar.
Sementara ujung pistol Noir menyentuh kulit lehernya.
“Si-siapapun bisa mem-memakai pistol yang sama.” Balas Disha sedikit gugup dan gemetar, namun dia berani menatap mata biru Noir yang berkilat marah.
“Si-siapapun bisa melakukan kesalahan. Kamu membunuh kakak ku di-di saat aku tidak membunuh istrimu,” jelas Disha yang mulai menahan isak tangisnya yang mengingat kejadian penembakan itu dan juga kematian kakaknya yang seorang autis.
Mendengar itu Noir menyeringai tak percaya hingga dia menarik rambut Disha. “Hentikan omong kosong itu sialan! Stop it!” gertak Noir yang menekan ujung pistolnya ke leher Disha.
Wanita itu menutup mata dan pasrah. “Kalau begitu kamu bisa membunuhku.” Ucap Disha yang benar-benar pasrah.
Wanita itu kembali membuka matanya saat kontak mata mereka saling bertemu. Sekilas, Disha menatap ke arah jasad kakaknya sembari tersenyum miris. “Aku tidak punya tujuan hidup setelah kepergiannya! Dan aku turut berdukacita atas kematian istrimu Tuan!” ucap Disha menatap Noir.
Sungguh! Setelah semuanya yang terjadi, pria itu menekan pelatuk pistolnya, namun tak ada peluru yang keluar hanya sebuah gertakan saja.
“Kamu tahu. Kamu memudahkan ku untuk berpikir— ” Noir mendekati wajah Disha dengan sangat dekat tanpa melepaskan cengkraman rambutnya.
“Menyiksamu. Aku tidak akan membunuhmu.”
Wanita itu menatap bingung sekaligus heran dan berdebar kencang. Setelah terbunuhnya Sandy apalagi yang pria itu inginkan?
“Kamu sudah membunuh kakak ku, lalu APA LAGI YANG KAMU INGINKAN??? Apa?” Disha tak kuasa hingga menunduk lelah dari nada tinggi ke rendah.
Terlihat kedua mata biru Noir merah berair. Pria itu menyeretnya dan mendorongnya kasar sampai tersungkur tepat ke perut istri Noir yang terkena tembakan.
“Apa kamu pikir hanya satu orang yang meninggal?”
Deg!
Disha terkejut mendengarnya, dia memberanikan diri menatap ke arah perut wanita yang tertembak.
“Dua anakku ada di sana, dan kamu pikir aku akan membunuhmu dengan mudah?” Noir meletakkan pistolnya dan mendekati istrinya yang tak bernyawa.
Sementara Disha mulai menangis merasa sedih atas terbunuhnya wanita malang yang tengah hamil itu. Dia benar-benar merasa bersalah karena tidak bisa menolongnya lebih awal.
Pria itu mengusap kepala istrinya dan menatapnya sendu. Sedangkan Disha yang mulai berfirasat buruk, dia mulai bergerak mundur dalam keadaan duduk.
“Akan aku buat neraka di hidupmu, sampai kamu akan merasakan kematian berulang kali.” Ucapan Noir yang begitu dingin benar-benar membuat napas Disha tak karuan hingga dia menggeleng panik dan berdiri lari ke arah pintu yang terkunci dari luar.
“BUKA PINTUNYA!! AKU MOHON!!” pinta Disha menggedor-gedor pintu tersebut namun dari belakang Noir menarik tangan kiri Disha ke belakang dan menahan tubuhnya ke pintu.
Tentu saja wanita itu panik dan tak karuan.
“Akan aku buat kamu menderita dalam pernikahan ini. Tidak ada yang bisa menolong mu sampai ajal menjemputmu.” Bisik Noir membuat Disha merinding dan bibirnya kembali gemetar saat dia memejamkan matanya yang kembali basah.
Tangan kiri Noir mengusap kasar rahang Disha hingga lehernya dan meninggalkan darah milik sang istri di sana dengan sengaja.
Aroma amis membuat Disha ingin muntah, tapi dia lebih ingin mati setelah mendengar keputusan pria itu.
Saat Noir melepaskannya dan melangkah ke arah lain. Disha menempelkan keningnya ke pintu seraya menangis dan pasrah. “Aku tidak membunuhnya...” Lirihnya pelan, sangat pelan namun tidak akan ada yang percaya.
Disha menatap ke arah wanita yang terbaring tak bernyawa di atas sofa dengan mata basah.
“FALCO!!!” panggil Noir dengan suara lantang yang berdiri membelakangi pintu.
Tak lama pria bernama Falco itu masuk bersama dua pria lainnya yang merupakan anak buah Noir juga.
“Ikat dia dan jangan biarkan dia kabur ataupun melihat keberadaan nya.” Pinta Noir tanpa melihat ke arah Disha dan anak buahnya.
Pria itu berjalan ke arah istrinya, sementara Falco(32th) segera mengerahkan dua pria yang bersamanya tadi hingga bergerak mengikat kedua tangan Disha ke belakang dan menutup kepalanya dengan kain hitam.
Tentu saja wanita itu hanya diam menatap lekat ke arah Noir dengan pasrah.
Tidak ada perlawanan dari Disha. Dia benar-benar sudah hancur dan tidak tahu lagi harus berbuat apa? Menyelematkan dirinya? Tentu saja itu sia-sia bukan. Bahkan dia yakin tidak ada yang bisa menolongnya dari pria bernama Noir Mortelev (33th).
Di saat Disha dibawa pergi dari kamar kelas atas tadi. Kini Noir menatap lekat wajah istrinya yang sudah pucat pasih.
“Semoga kamu tenang di sana, maafkan aku.” Gumam Noir benar-benar sedih dan tak kuasa harus kehilangan istri dan dua anaknya secara bersamaan.
“Tuan Noir!” panggil Falco selaku asisten pribadi nya yang turut berdukacita atas kematian istri dari bosnya itu.
“Cari tahu siapa komplotan wanita itu. Dan siapkan jet pribadi, juga pemakaman Dora.” Pinta Noir dengan suara parau.
“Ya, Tuan.” Falco mengangguk dan segera keluar dari kamar tersebut.
Sedangkan Noir memejamkan matanya saat dia harus melepaskan istrinya untuk selamanya.
...***...
Moscow, Russia — Mansion Lev
“Sangat disayangkan, Dora yang malang.” Gumam seorang wanita paruh baya bernama Sofiya Karamazov yang kini duduk diruang tamu bersama yang lain.
“Dan parahnya lagi seorang wanita yang membunuhnya? Rasanya aku ingin membunuhnya juga.” Ucap wanita cantik bernama Yoanna (28th) yang menatap tajam dan kesal setelah mendengar kabar kematian kakak iparnya, Teodora.
Sedangkan wanita lainnya yang duduk di kursi roda. Hanya diam dengan ikut bersedih mendengar kematian istri dari sepupunya.
Dan dua pria lainnya juga ikut terdiam di sana, sampai pria tua dengan brewok serta kumis putih mulai bangkit dari sofa seraya mengancingkan jas hitamnya. “Beberapa jam lagi, Noir akan kembali. Lakukan saja pemakamannya.” Pinta pria tua bernama Alon Karamazov si paman Noir.
Sofiya menatap kepergian suaminya dengan pasrah dan mengangguk setuju. “Lakukan saja, sebelum Noir marah.” Ucapnya.
apakah noir akan mengetahui kehamilan yohana..
dan nantinya apakah yelena berjodoh dng falco..
kita tunggu sj yah 🙂😂😍😋🤭🤗