Pernikahan Kontrak Dengan Mafia Kejam

Mereka pun segera bergerak. Arabella mengikuti dua pelayan senior di depannya. Melihat mereka bergerak ke sayap kanan mansion, lalu mereka keluar. Berjalan mengarah ke sebuah bangunan kayu, dimana lumbung kuda berada. Mereka masuk, dan Arabella melihat wanita wanita itu membuka sebuah pintu rahasia yang mengarahkannya ke lorong bawah tanah.

Lorong itu agak gelap, dingin, dan lembab. Arabella menahan nafas. Jantungnya berdebar, tetapi ia tahu tidak boleh menunjukkan keraguan sedikitpun.

Ia berjalan dengan langkah mantap, mengikuti kedua pelayan yang tampaknya sudah sangat terbiasa dengan rute itu.

"Tenang Arabella.. Kau sudah sejauh ini. Sedikit lagi.. " Bathinnya menguatkan diri.

Setelah berjalan beberapa menit, lorong itu berujung pada sebuah pintu besi besar yang di jaga oleh dua pria bersenjata. Pelayan senior mengangguk ke arah mereka, memberikan kode yang membuat para penjaga membukakan pintu tanpa banyak bicara. Arabella mencoba menundukkan wajahnya, membiarkan bayangan topi menyembunyikan identitasnya.

"Hati hati di jalan. Jangan lakukan kesalahan atau nyawa kalian taruhannya.! " Kata salah satu penjaga itu.

Begitu melewati pintu besi, mereka tiba disebuah bangunan di wilayah luar mansion. Bangunan itu seperti rumah peternakan dengan mobil mobil yang siap pakai di garasinya.

Tiga mobil hitam terparkir disana. Salah satu pelayan menunjuk ke sebuah mobil yang berada di tengah.

"Kau pakai yang itu.! " Katanya singkat pada satu pelayan lain.

"Aku pakai mobil sebelah kanan. Katryn, kau pakai yang sebelah kiri. "

Arabella mengikuti tanpa protes. Ia masuk ke mobil yang ditunjuk. Mendapatkan mobil dan mulai mengikuti mobil yang di depan.

Di sepanjang jalan, pikiran Arabella mulai dipenuhi kekhawatiran. Bagaimana jika Charles kembali dan menyadari apa yang sedang ia lakukan. Bagaimana jika salah satu pelayan mengenalinya. Namun ia segera menepis ketakutannya.

"Kau tidak boleh gagal sekarang.! " Ucap Arabella mengingatkan dirinya sendiri.

Setelah perjalanan selama 20 menit, mobil di depannya berbelok ke area pertanian. Arabella memacu mobilnya lurus ke arah jalan yang berbeda dalam kecepatan tinggi.

"Jangan berhenti Arabella.! Entah kematian datang menjemputmu, itu lebih baik daripada harus menjadi tahanan pria itu.! " Ucap Arabella pada dirinya.

"Ayo! Pergi sejauh mungkin Arabella.! Sebelum mereka dapat menemukanmu.! "

Sekitar 30 menit berlalu, mobilnya kehabisan bensin. Rupanya mobil itu hanya diisi bahan bakar untuk perjalanan ke pertanian saja demi meminimalisir kecurangan.

Beruntungnya mobil berhenti di sekitar jalan terbuka dimana kota utama sudah terlihat. Arabella bergegas turun dan lari.

"Lakukan secepat mungkin Arabella! Jangan sampai kau tertangkap lagi.! " Teriaknya di dalam hati.

Mobil itu Arabella tinggalkan disana, ia berjalan cepat menuju halte. Meraih selembar uang dua puluh dolar yang ia curi dari Charles, dan langsung bergabung dengan banyak orang di bus.

Arabella tidak tahu kemana tujuannya. Ia hanya duduk di kursi dan menunggu bus itu sampai di tujuannya.

Tahu tahu saja Arabella sudah berada di sebuah kota kecil yang tenang dari hiruk pikuk kota. Arabella berjalan di trotoar seperti zombie, ia kelelahan dan sangat kelaparan. Ia terus berjalan tak tentu arah. Ia melihat beberapa rumah kecil di depan sana dan mendapati dirinya sudah terhuyung dan hampir jatuh ke atas pasir di sisi jalan.

"Bertahanlah Arabella.! Jangan pingsan disini.! " Arabella mencoba menguatkan dirinya.

Akan tetapi Arabella tidak dapat menjaga kakinya agar tidak goyah. Uang 20 dollar miliknya telah habis untuk ongkos dan membeli air. Dan sekarang ia benar benar lelah dan sangat kelaparan.

"Arabella.! " Katanya mencoba menyadarkan diri.

Ia berpegang pada tekadnya untuk tetap sadar selama beberapa detik sebelum ia benar benar terhuyung dan jatuh ke atas pasir.

Tak jauh dari tempat Arabella jatuh, ada seorang wanita tua berjalan cepat menghampirinya.

"Ya Tuhan! Ada gadis pingsan disini.!" Ucap wanita itu setengah berteriak. Tak lama kemudian datang tiga orang pria menghampirinya.

"Ada apa nek.? "

"Ada gadis pingsan.! Bantu aku mengangkatnya.! "

"Apa kau mengenalnya.? "

"Tidak, tapi aku akan meminta kalian membawanya ke rumahku. Ayo! Kalian tahu rumahku dekat dari sini.! "

Flashback Off.

Charles benar benar marah ketika mengetahui gadis tawanannya melarikan diri saat ia tidak ada di mansion.

"Sial.! Bagaimana bisa Arabella melarikan diri padahal keamanan sudah diperketat dua kali lipat.!? "

"Kenapa ini bisa terjadi, hah.! " Bentak Charles dengan wajah yang marah.

Kepala pelayan menunduk dalam, ketakutan setengah mati.

"Maafkan kami tuan. Kami yakin nona berada di dalam kamarnya, nona sempat meminta obat tidur." Jelas nya.

"Kapan kau menyadarinya melarikan diri.? "

" Saat aku berniat memastikan nona sudah tidur. Tetapi tempat tidurnya kosong. Aku berpikir mungkin nona tertidur di tempat lain karena beberapa hari terakhir nona sering tidak bisa tidur. "

"Tidak bisa tidur.? Itu hanya alasannya, dia hanya ingin memantau keadaan. Kenapa kalian bodoh sekali, brengsekkk! "

Pelayan itu hanya diam ketika Charles memaki maki. Leo membuka suara untuk menenangkan sang tuan.

"Aku sudah mengecek aktifitas beberapa hari terakhir. Dan mendapati bahwa beberapa pelayan malam ini pergi untuk mengambil bahan makanan dan kami menemukan salah satu pelayan itu tidak berdaya di kamarnya karena obat tidur lengkap dengan barang bukti. Lalu kami mendapat telpon dari para pelayan itu bahwa Katryn melarikan diri. Mereka tidak tahu kalau itu Arabella. "

"Arabella membawa mobilku.? " Leo mengangguk.

"Kami sedang melacaknya. "

Charles menoleh ke arah leo dengan tatapan gelap dan dinginnya.

"Apa yang sebenarnya kalian lakukan disini.? Kenapa gadisku bisa melarikan diri.? Apakah disini ada penghianat.? "

"Aku rasa tidak tuan. Nona merencanakan ini sendiri. " Ucap Leo mengangkat pandangan. Charles tertawa sinis.

"Dia cukup cerdik. Aku tidak salah memilihnya. Tapi.. Aku ingin dia didapatkan lagi. Bagaimana pun caranya.! "

Arabella membuka matanya perlahan. Pandangan matanya kabur dan tubuhnya terasa lemas sekali.

Hal yang pertama Arabella sadari adalah langit langit kayu yang terlihat tua diatasnya. Dan aroma hangat sup menguar di udara memenuhi indera penciumannya, membuat perutnya bergemuruh karena lapar. Arabella berusaha mengangkat tubuhnya, namun otot otot nya terasa seperti menolak perintah. Ia lemas sekali.

"Kau sudah bangun.? " Suara wanita terdengar lembut.

Arabella menoleh perlahan. Ia melihat seorang wanita berusia sekitar 70 an duduk di kursi goyang. Memegang semangkuk sup yang mengepul nikmat.

"Isi perutmu dengan ini dulu. " Ujar wanita itu sambil mendekatkan mangkuk sup tersebut ke meja kecil di sisi tempat tidur.

"Kau pasti kelaparan. "

Arabella menatap wanita tua itu dengan pandangan penuh curiga. Tubuhnya masih lemah, tetapi pikirannya bekerja cepat, mencari alasan kenapa ia berada di sebuah ruangan asing. Ingatan tentang pelariannya kembali menyeruak. Mobilnya, halte, bus, uang terakhirnya yang habis untuk sebotol air. Kemudian semua nya gelap.

HAPPY READING♥

Jangan Lupa Like, Komen, Subscribe Sayangku♥