Nawang sangat mencintai Rafli namun karena suatu hari Nawang tidur seranjang dengan Aiden kakak dari Rafli membuat kedua orang tua Aiden menikahkan dengan Nawang sering cekcok apakah rumah tangga keduanya akan bertahan atau akan cerai di tengah jalan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa sangat cantik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gue Mau Keluar Dari Kamar
Nawang semakin membenci Aisyah sang sahabat setelah mendengar pengakuan dari Rafli yang mengatakan bahwa Rafli mencintai Aisyah, Nawang langsung menjambak rambut Aisyah, membuat Aisyah berteriak meminta di lepaskan.
Rafli langsung melepaskan tangannya Nawang yang ada di rambut Aisyah, rasanya Nawang ingin sekali membuat rambutnya Aisyah gundul atau botak lewat tangan Nawang sendiri.
Nawang langsung pergi meninggalkan Aisyah dan Rafli, namun sebelum pergi Nawang sudah memutuskan persahabatan dirinya dengan Aisyah, bahkan Nawang mengatakan membenci Aisyah selamanya, karena Aisyah telah merebut pria yang di cintai Nawang.
Setelah kepergian Nawang membuat Aisyah menangis sesenggukan, Rafli berusaha menenangkan Aisyah supaya tidak menangis, Rafli juga mengatakan akan membujuk Nawang supaya tidak membenci Aisyah dan tidak memutuskan tali persahabatan dengan Aisyah.
Aiden langsung pulang ke rumah saat baru pulang dirinya mendengar suara orang menangis, ternyata suara itu adalah tangisan dari Nawang.
Aiden mengira Nawang bersedih karena di tolak oleh Rafli, namun menurut Nawang kini Nawang menangis bukan cuma karena di tolak oleh Rafli namun Nawang merasa di tusuk dari belakang oleh Aisyah sahabatnya sendiri.
Sementara di tempat lain Arda baru terbangun dari tidurnya, setelah Arda menggempur Renata sampai lemas, namun Arda tak sadar telah merenggut mahkota Renata, mungkin karena efek pusing yang di rasakan.
Arda mulai membuka kedua matanya, lalu Arda syok dan kaget saat melihat dirinya telanjang di atas ranjang, Arda tambah syok lagi saat Arda melihat ada seorang wanita yang sama telanjang seperti dirinya sedang memunggungi dirinya.
Arda melihat ada bercak noda merah di sprei, Arda kini baru menyadari kalau dirinya habis merenggut mahkota seorang wanita, kini Arda mencoba mengingat kejadian saat dirinya melakukan hubungan intim dengan Renata, Arda mengepalkan kedua tangannya karena emosi.
"Renata, ngapain kamu bawa aku ke sini ?" bentak Arda menatap punggung mulus Renata, sementara Renata langsung membuka kedua matanya setelah mendengar suara yang sangat familiar di telinganya.
"Arda, memangnya kenapa kalau aku bawa kamu ke sini ?" bukannya menjawab pertanyaan yang terlontar dari mulutnya Arda, malah Renata balik bertanya kepada Arda.
"Renata, harusnya kamu ngga usah bawa aku ke sini, biar aku" perkataan Arda belum selesai namun Arda tak jadi meneruskan kalimatnya.
"Biar kamu apa Arda ?" tanya Renata dengan mata memicing ke arah Arda, padahal Renata sudah tahu yang ada di otaknya Arda, namun Renata berpura pura bertanya kepada Arda.
Arda tak mungkin mengatakan kepada Renata untuk membiarkan Arda masih ada di restorant tersebut, supaya Arda bisa melakukan hubungan intim dengan Nawang.
Kini Arda langsung beringsut berdiri setelah dirinya mengambil sebuah handuk yang tergantung di sebelah ranjang, lalu Arda berkata.
"Renata, lupakan kejadian hari ini, anggap aku sama kamu ngga pernah melakukan hubungan intim" ucap Arda dengan nada tegas tanpa menoleh ke arah Renata.
"Tapi Arda, kalau aku hamil gimana ?" tanya Renata cemas dan panik, apalagi tadi Renata dan Arda tak memakai pengaman, bahkan sperma Arda masuk ke dalam apem miliknya Renata, otomatis Arda telah menyemburkan benih ke rahim Renata.
"Renata, kalau kamu hamil, mending kamu gugurkan, kalau kamu ngga mau menggugurkan kandungan kamu bakal aku buat perusahaan kedua orang tua kamu bangkit" ancam Arda menaikkan ratusan juta miliar oktaf, sementara Renata Renata bungkam sungguh hatinya Renata bagai tertimpa batu yang sangat besar mendengar omongan Arda.
Tanpa menunggu jawaban dari Renata, kini Arda langsung bergegas ke kamar mandi, bertelanjang dada karena Arda saat ini hanya melilitkan handuk.
Setelah Arda masuk ke dalam kamar mandi, kini Renata langsung menangis sesenggukan sungguh Renata sedih, karena Renata kata kata Arda masih terngiang di otaknya.
"Hiiiiikkkks hiiiiikkkks hiiiiikkkkks Arda, kamu tega banget menyuruh aku menggugurkan bayi yang aku kandung seandainya aku hamil, kenapa kamu ngga mencoba membuka hati buat aku yang mencintai kamu ? apalagi Nawang wanita yang kamu cintai sudah menikah dengan Aiden" batin Renata sambil menangis sesenggukan, Renata berkali kali menghapus semua air mata yang menetes di kedua pipinya dengan tangannya.
Di kamar mandi Arda berteriak kencang, sungguh Arda tak menyangka dirinya telah merenggut mahkota dari Renata, padahal niat Arda ingin melakukan hubungan intim dengan Nawang, dan Arda juga merencanakan merekam adegan saat Nawang dan Arda melakukan hubungan intim.
Setelah itu Arda berniat mengirimkan rekaman saat Arda dan Nawang melakukan hubungan intim kepada Aiden suami Nawang, hal itu bertujuan supaya Aiden marah kepada Nawang karena selingkuh dari Aiden, lalu Aiden pasti menceraikan Nawang, saat Nawang sudah menjadi janda Arda akan menikahi Nawang.
Namun semua rencana Arda tak berjalan mulus, karena wanita yang di renggut oleh Arda bukan Nawang malah Renata, sungguh Arda emosi saat ini melihat kenyataan yang terjadi.
Nawang masih menangis sesenggukan sementara Aiden hanya duduk di sofa, sambil menatap Nawang yang menangis.
"Nawang, lo jangan berisik dong dari tadi menangis terus, nanti air mata lo habis kalau lo menangis terus, lagian percuma lo menangis karena air mata lo ngga bisa jadi mutiara dan ngga bisa di jual" ucap Aiden sambil menatap penuh iba kepada Nawang, sementara Nawang langsung menghapus semua air mata yang menetes di kedua pipinya.
Kini Nawang melototkan kedua matanya ke arah Aiden, sementara melihat wajah Nawang yang seperti itu membuat Aiden gemas, bahkan Aiden rasanya ingin memakan Nawang dan meminta haknya kepada Nawang saat ini juga.
Namun Aiden tak mau meminta jatah kepada Nawang sekarang karena Aiden tak mau tubuhnya penuh cakarn tangan Nawang, gara gara sikap bar bar Nawang.
"Aiden, kalau lo ngga mau dengar suara gue menangis, mending lo keluar dari kamar ini, air mata gue ngga bakal habis karena bakal gue daur ulang supaya ngga habis, gue bukan putri duyung jadi air mata gue ngga bisa jadi mutiara dan ngga bisa di jual" bentak Nawang sambil mengepalkan kedua tangannya.
Aiden beringsut berdiri lalu berjalan keluar kamar, namun langkahnya terhenti saat Aiden mendengar suara yang sangat familiar, yaitu suara yang berasal dari Nawang sang istri.
"Aiden, lo mau kemana ?" tanya Nawang dengan nada berteriak, sementara Aiden langsung berkata.
"Nawang, gue mau keluar dari kamar, katanya lo tadi menyuruh gue buat keluar dari kamar" jawab Aiden sambil menatap lekat Nawang, sementara Nawang mendengus sebal ke arah Aiden.
"Aiden, lo jadi pria tega banget, masa lihat gue yang statusnya jadi istri lo menangis, malah lo bukannya menghibur gue supaya ngga menangis, malah lo mau keluar dari kamar" jawab Nawang dengan nada berteriak, sementara Aiden tersenyum menyeringai, menurut Aiden Nawang itu gengsi padahal dirinya ingin di hibur oleh Aiden.
