NovelToon NovelToon
Diam-Diam Sayang

Diam-Diam Sayang

Status: sedang berlangsung
Genre:Berbaikan / Diam-Diam Cinta
Popularitas:22.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nurul Widyastutik

Rivandra,, menjadi seorang penerus perusahaan besar membuatnya harus menjadi dingin pada setiap orang. tiba-tiba seorang Arsyilla mampu mengetuk hatinya. apakah Rivandra akan mampu mempertahankan sikap dinginnya atau Arsyilla bisa merubahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Widyastutik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 32

"Sampai kamu berjanji mau menunda keberangkatanmu!!" bentak Rivandra.

Tapi sedetik kemudian Rivandra merintih kesakitan sembari memegang perutnya.

"Kenapa Mas,," panggil Arsyilla pelan spontan sambil mendekat ke Rivandra.

"Aku mohon,, jangan pergi Syilla. Beri aku waktu." bisik Rivandra pelan.

"Apa Kak Rivan baik-baik saja?" tanya Shayna khawatir. "Syilla, kenapa diam saja? Bantu aku merebahkan Kak Rivan." lanjut Arsyilla.

"Tolong lepaskan tangan saya Pak." pinta Arsyilla.

"Sudah aku bilang, sampai kamu berjanji mau menunda keberangkatanmu!!" bentaknya.

Arsyilla mencoba melepaskan tangan Rivandra yang dengan erat mencengkeram pergelangan tangannya. Zaen mendekat dan menggantikan Shayna memapah Rivandra ke ranjangnya.

"Tidak bisakah kamu menuruti mentor favoritmu yang sedang sakit ini, Syilla? Kenapa kamu suka sekali menyiksanya? Apa kamu sedendam itu pada mentor favoritmu?" goda Zaen.

"Pak Zaen! Apa tidak bisa kalau gak membahas tentang itu lagi?" gerutu Arsyilla malas dengan masih berusaha melepaskan tangan Rivandra.

"Mas!!!" seru Arsyilla kesal.

Zaen dan Shayna saling berpandangan lalu tertawa lucu. "Mas??!"

"Sejak kapan kamu memanggil kakakku dengan sebutan 'Mas', Syilla?" goda Shayna lucu.

"Sepertinya,, kalian menyembunyikan sesuatu dari kami?" sindir Zaen.

Arsyilla menunduk keki. Apalagi Rivandra hanya tersenyum melihat ekspresi Arsyila.

'Ini semua gara-gara kamu, Mas. Kalau aku lebih lama berada disini. Entah apa aku bisa menahan perasaanku.' omel Arsyilla dalam hati.

"Berjanjilah!" kata Rivandra dengan nada melunak.

"Saya juga mau Pak Rivandra berjanji akan melupakan saya, dan melupakan perasaan Pak Rivandra pada saya. Dan mencintai tunangan Pak Rivandra dengan sepenuh hati."

"Syilla, itu terlalu kejam untuk Rivan. Kamu bisa semudah itu menyuruhnya berjanji karena kamu gak punya perasaan yang sama dengan Rivan." protes Zaen.

"Itu bukan urusan Pak Zaen." jawab Arsyilla

"Syilla, kamu memang temanku, tapi, dia kakakku, tolong berempatilah sedikit dengan kakakku. Aku sudah memintamu hal yang sama, setidaknya sampai Kak Rivan menikah. Kami hanya memintamu menunda keberangkatanmu. Apa aku juga harus memohon padamu?" kata Shayna meminta pengertian.

Arsyilla menghela nafas panjang. Benar-benar sangat menyesakkan dadanya. Harusnya dia tidak menuruti Zaen dan Shayna untuk ikut ke rumah Rivandra. Padahal berada di dekat Rivandra selalu membuatnya tersiksa dengan perasaannya sendiri.

'Berpura-pura tidak mempunyai perasaan yang sama itu lebih menyakitkan, Shayna, Pak Zaen.' batin Arsyilla.

"Akan lebih baik kalau kamu membunuhku saja, Syilla." keluh Rivandra pelan yang hanya terdengar Arsyilla.

"Aku bersedia menjanjikannya, tapi ijinkan aku menciummu."

"Tidak boleh!!" seru Arsyilla semakin kesal.

'Apa Mas Rivan lupa tadi dia sudah mencuri ciuman dariku? Aku sudah hampir lepas kontrol tadi.'

"Ada apa ini? Ayo kita makan." kata Valencia sambil masuk ke kamar Rivandra. Sudah tidak tahan melihat anaknya seolah sedang mengemis cinta pada pegawai biasa seperti Arsyilla. Meskipun di dalam hatinya, Valencia memang merasa lebih nyaman berada di tengah-tengah Arsyilla dan anak-anaknya. Daripada saat mereka sedang bersama Katty.

"Chef Edric sudah menyiapkan makan siang untuk kita." lanjut Valencia sambil melihat Rivandra yang memegang tangan Arsyilla.

"Pak,,!" geram Arsyilla pelan saat tahu kemana arah pandangan Valencia.

"Ibu Pak Rivandra melihat tangan pak Rivandra." bisik Arsyilla pelan.

"Apa harusnya aku menciummu di depan mamaku?" tantang Rivandra.

Arsyilla menghentakkan tangannya kembali berusaha berontak setelah mendengar jawaban Rivandra.

'Mas Rivan semakin berani menunjukkan perasaannya padaku.' pikir Arsyilla.

'Mengertilah, Syilla. Beri aku waktu sampai aku bisa berbicara dengan orang tuaku dan orang tua Katty untuk membatalkan pernikahan kami.' batin Rivandra sedih.

Shayna menggandeng lengan Valencia dan sedikit menariknya untuk keluar dari kamar Rivandra.

"Tunggu kakakmu, Shay." sahut Valencia khawatir sambil sesekali melihat ke arah Rivandra.

"Aku sudah lapar, Ma. Ayo kita makan, Kak Zaen." ajak Shayna tanpa menoleh pada Zaen.

"Oke!" seru Zaen. "Aku harap kalian bisa menyelesaikan urusan kalian dengan cepat. Aku gak mau tante Valen curiga. Kamu tahu maksudku, Rivan." kata Zaen sambil menyusul Shayna keluar kamar Rivandra.

Arsyilla makin salah tingkah karena mereka malah meninggalkan Rivandra dan dirinya di kamar sendirian.

Rivandra membuka lacinya dan mengambil cincin yang di belinya sewaktu di Yogya tanpa sepengetahuan Arsyilla. Cincin emas dengan permata membentuk motif sebuah kunci.

"Pakai cincin ini. Kunci hatimu, Tunggu aku menjemputmu nanti." kata Rivandra sembari memasangkan cincin itu di jari manis Arsyilla.

Arsyilla melihat cincin yang di pakaikan Rivandra di jari manisnya. Motif yang unik itu membuat Arsyilla tersenyum.

"Menjemput bagaimana?" tanya Arsyilla tidak mengerti.

"Aku akan mencoba berbicara dengan orang tuaku dan orang tua Katty. Aku akan membatalkan pernikahan kami."

Arsyilla tersentak, 'bagaimana bisa Mas Rivandra bisa punya pikiran seperti itu?'

"Jangan ngawur kamu, Mas. Jangan egois! Bagaimana kamu akan mengatasi perusahaan setelah kamu membatalkan pernikahan kamu?"

"Aku gak perduli, Syilla. Untuk pertama kalinya dalam hidupku. Aku ingin menuruti kata hatiku. Apa itu salah?"

"Memang tidak salah. Tapi pikirkan efeknya nanti, Mas. Bukan hanya padamu, efeknya untuk perusahaan, belum nanti kondisi mental mama mas Rivan. Apa mas Rivan sudah siap untuk itu?"

"Lalu aku harus bagaimana, Syilla? Hatiku sakit setiap kali kamu menghindariku, belum lagi sewaktu melihatmu lebih bisa akrab dengan Zaen, apalagi sekarang kamu akan pergi ke negara yang selamanya tidak bisa aku kunjungi."

Arsyilla tersenyum, akhirnya dia menemukan alasan yang bisa membuat Rivandra menyerah dengan perasaannya.

"Maafkan aku karena harus mengatakan ini, Mas. Tapi ada alasan yang lebih prinsipil,,,"

"Iya aku tahu!" sahut Rivandra makin kalut. "Tidak bisakah Tuhanmu atau Tuhanku mengabulkan doaku untuk bisa bersatu denganmu, Syilla?" keluh Rivandra yang membuat Arsyilla merinding.

"Kalau Mas Rivan tahu, harusnya bisa membuatmu sedikit melupakanku, Mas. "

"Gak segampang itu, Syilla!" geram Rivandra.

Keduanya terdiam dan saling menghela nafas panjang.

"Lepaskan aku, Mas." ujar Arsyilla memohon.

"Aku harap kamu benar-benar mau menunda keberangkatanmu. Aku mohon, Syilla. Aku mohon." pinta Rivandra sambil mencium telapak tangan Arsyilla.

Arsyilla melihat langit-langit kamar Rivandra agar air di matanya tidak menetes.

"Lepaskan tanganku, Mas. Biarkan aku membereskan berkas-berkasnya dulu. Setelah itu kita keluar untuk makan siang. Pak Zaen benar, jangan membuat tante Valen curiga. Aku gak mau ada kesalah pahaman."

Mau tidak mau Rivandra melepaskan tangan Arsyilla, lalu membantu Arsyilla membereskan berkas-berkasnya yang tercampur.

"Terima kasih." ucap Arsyilla tulus.

"Letakkan saja semua berkas itu di mejaku." Arsyilla mengangguk mengerti.

"Aku harap Mas Rivan tidak memforsir tenaganya untuk memeriksa semua berkas itu. Hari ini biarkan istirahat dulu."

Tangan Rivandra terulur menyentuh kepala Arsyilla senang.

"Aku akan sangat bahagia kalau kalimat itu terucap dari istriku. Bukan dari pegawai yang gak becus sepertimu." gurau Rivandra sembari mencubit pipi Arsyilla.

Arsyilla tertawa lirih sedikit salah tingkah karena entah kenapa hatinya malah mengamini kalimat Rivandra. Setelah seharian memberikan penjelasan panjang pada Rivandra agar melupakan perasaan Rivandra padanya. Sekarang malah seenaknya saja hatinya berharap dia bisa bersama dengan Rivandra suatu saat nanti.

Rivandra kembali mencium bibir Arsyilla saat dia terlihat melamun. Rivandra ingin meyakinkan hatinya kalau Arsyilla memang sudah menyukainya, sudah mempunyai perasaan yang sama dengan apa yang dia rasakan.

Arsyilla menelan ludahnya getir, tidak menyangka Rivandra kembali menciumnya. Untung saja dia tidak kehilangan kontrol seperti tadi.

Rivandra menghapus bekas salivanya yang ada di bibir Arsyilla yang tengah menatapnya meminta penjelasan.

"Terima kasih." ujar Rivandra sambil tersenyum.

"Terima kasih? Untuk apa?"

"Tidak apa-apa."

"Kenapa Mas Rivan selalu saja menciumku, apa Mas Rivan juga melakukan hal yang sama pada Katty?" protes Arsyilla.

"Aku tidak pernah menyentuh Katty, apalagi sampai menciumnya."

"Lalu di pertunangan kamu kemarin itu apa kalau gak berciuman?!" seru Arsyilla sedikit sewot.

Rivandra tertawa melihat ekspresi Arsyilla. Terlihat seperti seseorang yang sedang cemburu.

"Bukan aku yang menciumnya, tapi dia yang menciumku. Bukan seperti ini." jawab Rivandra sambil kembali mencium Arsyilla yang langsung terdiam kaget.

"Mas!!" seru Arsyilla kesal karena lagi-lagi tidak bisa menghindar dari tindakan Rivandra yang spontanitas.

"Aku hanya ingin mengkonfirmasi sesuatu. Ayo kita makan, pura-pura juga membutuhkan tenaga yang cukup." kata Rivandra sambil tertawa.

Akhirnya Arsyilla menyadari apa maksud Rivandra dengan mengkonfirmasi sesuatu. 'Apa Mas Rivan sebenarnya tahu kalau aku punya perasaan yang sama?'

1
Nurul Widyastutik
sepertinya marah sekali degan mereka 😁🙏🙏
budak jambi
bagus itu lebih baik untk danie sm mona kl perlu kubur jadi satu peti
budak jambi
ayo valen gerk cept jgnsampe daniel ambl smua harta km.biar miskin tu bajungan
Morani Banjarnahor
lanjut thor...
Nurul Widyastutik
Luar biasa
budak jambi
semoga ortu kalian sadr telh hancur kn hidup ank ny...dan sadr bahwa ank lebh berarti dr pada harta
Fitriani NB
sedih bacanya
budak jambi
kalian tu bukan anak ny tapi alat yg di guna kn untuk menambh harta yg banyk buat mereka
Nurul Widyastutik: sbaar,, sabar,,, 😁
total 1 replies
budak jambi
buat apa memuji kl dak jd menantu hany buat ank tersakiti saja...makn tu harta dan bawa tu harta sampe ke liang kubur kalian
budak jambi
ortu egois smg menyesal merk yg sdh hancur kn hidup ank hanya demi harta
budak jambi
harta tidak akn di bawa mati tuan danie..jgn egois jd ortu pikir kn perasaan ank biar kn mereka milih jln hidup mereka
Davi 04
cerita bagus
Nurul Widyastutik: terima kasih kak
total 1 replies
Sumar Tono
Luar biasa
Nurul Widyastutik: terima kasih🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!