NovelToon NovelToon
Luka Dan Cinta

Luka Dan Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:9.1k
Nilai: 5
Nama Author: Selina Navy

Di tengah gelapnya kota, Adira dan Ricardo dipertemukan oleh takdir yang pahit.

Ricardo, pria dengan masa lalu penuh luka dan mata biru sedingin es, tak pernah percaya lagi pada cinta setelah ditinggalkan oleh orang-orang yang seharusnya menyayanginya.

Sementara Adira, seorang wanita yang kehilangan harapan, berusaha mencari arti baru dalam hidupnya.

Mereka berdua berjuang melewati masa lalu yang penuh derita, namun di setiap persimpangan yang mereka temui, ada api gairah yang tak bisa diabaikan.

Bisakah cinta menyembuhkan luka-luka terdalam mereka? Atau justru membawa mereka lebih jauh ke dalam kegelapan?

Ketika jalan hidup penuh luka bertemu dengan gairah yang tak terhindarkan, hanya waktu yang bisa menjawab.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selina Navy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10

Boy, adalah seorang anak yang dulu sangat dekat dengan ibunya. Baginya ibunya adalah tempat dimana ia bisa mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang penuh.

Namun, sesuatu terjadi pada ibu mereka, sesuatu itu membuat perubahan besar pada diri ibu mereka. Boy yang merasa kehilangan sosok ibunya tak bisa menerima kenyataan. Ia merasa dikhianati oleh keadaan.

Ia yang kini merasa sendirian, mengamati bagaimana perlakuan ayahnya pada Adira. Adira yang selalu mendapatkan perhatian, perlindungan dan kasih sayang yang penuh dari sang ayah, sementara dirinya hanya ditinggal sendirian dan dilupakan.

Perlakuan yang beda itu membuat hatinya terluka. Namun, ia tak bisa mengungkapkan rasa sakit itu secara langsung. Sebaliknya, ia menyalurkannya dengan cara yang destruktif.

Baginya, perbedaan kasih sayang yang didapat dari ayah nya ini seperti penghinaan. Ia merasa sangat didiskriminasi, sungguh tak adil. Kemarahannya pada Adira sebenarnya tak lahir dari kebencian, tapi lahir dari rasa iri yang mendalam.

Setiap kali ayah mereka tidak ada di rumah, Boy menjadi monster bagi Adira. Hal-hal sepele seperti Adira yang pulang dari sekolah full day dan terlalu lelah untuk mencuci piring atau menyapu rumah dijadikannya alasan untuk meledakkan amarah nya.

Boy beralasan bahwa keras nya pada Adira karna ia ingin mengajarkan disiplin kepada Adira, tapi di balik alasan itu ada keinginan untuk melampiaskan rasa sakitnya.

Ia menendang, memaki, dan mencaci Adira. Setiap perkataan yang keluar dari mulutnya selalu berusaha meruntuhkan harga diri Adira, seolah-olah dengan meremehkan adiknya, ia bisa merasa lebih superior, lebih kuat, dan lebih berharga.

PRAANGG!!

Terdengar suara pecahan kaca yang dihempaskan kut ke atas lantai.

"Hah? Apa itu yang pecah? " gumam Adira kecil saat ia sedang dikamarnya.

"Loh! Abang udah dirumah? Gimana ini ?Ayah belum pulang. " ucap Adira dalam hati saat ia memeriksa suara pecah itu ke dapur.

"KAU UDAH PULANG NYA! " teriak Boy begitu melihat Adira dari kejauhan.

"KEK MANA AKU MAKAN INI! HAA! " bentak Boy mendekati Adira.

"MAU JADI PEREMPUAN SEPERTI APA KAU TAK BISA MENGURUS RUMAH! HAA! " kali ini bentakan Boy bersamaan dengan tangannya yang menjambak Adira.

"Sakit bang! Sakit!" ucap Adira menahan tangis.

"SAKIT KAU BILANG! MAKANYA BERESIN RUMAH! DISIPLIN SIKIT JADI PEREMPUAN! " ucap Boy sambil terus menarik rambut Adira, membuat Adira terhuyung.

"CUCI ITU SEMUA PIRING! AKU MAU MAKAN! " sambung Boy sambil mendorong keras kepala Adira ke dapur.

Adira hampir jatuh, badannya gemetaran menahan sakit dan takut. Dengan terisak dia berjalan ke dapur dan mencuci semua piring kotor ditemani air mata nya yang terus mengalir.

"Ini makanan nya, " ucap Adira pelan pada Boy yang sedang main komputer di kamar Adira.

"Letak situ!" ucap Boy kasar.

Adira lalu berjalan ke ruang TV,

"Nonton kartun aja deh, sambil nunggu ayah pulang." ucap Adira dalam hati.

Namun, saat Adira hendak menyalakan TV, Boy datang menganggu.

"Awas! Aku mau nonton!" ucap nya sambil merampas remote dari tangan Adira.

Adira pun mau beralih ke kamar nya,

"Mau kemana kau? Haa! " tanya Boy sambil menyalakan DVD.

"Mau ke kamar, ngerjain PR, " ucap nya sambil berdiri mematung.

Boy sibuk mengganti piringan kaset DVD dan mencampakkan asal ke arah Adira.

"Au! Sakit... " ucap Adira lirih.

Pelipis Adira terkena pinggiran kaset DVD dan berdarah.

"Bodoh! Bukannya menghindar! " Boy malah memaki.

"Kau jangan ngerjain PR dulu! Kau cuci dulu baju aku tuk besok! Awas aja kalau besok gak ada! Mati kau ku buat! " ucap Boy sibuk mengotak-atik remote TV.

"Iya.. " jawab Adira sambil berlalu.

Di balik semua tindakan Boy itu, sebenarnya ia sedang berperang dengan dirinya sendiri. Setiap tindakan kasarnya terhadap Adira adalah cerminan dari kesedihannya yang tak bisa diungkapkannya. Namun, Boy pun tak kuasa menahan amarah di hatinya.

Adira hanya naas saja, karena menjadi sasaran kemarahan Boy yang sebenarnya ditujukan kepada dunia yang telah merenggut ibunya dari kehidupannya, kepada ayahnya yang seolah lebih memilih Adira, dan kepada dirinya sendiri yang merasa tak berdaya menghadapi kenyataan.

Begitulah hari-hari yang Adira lewati di rumah nya. Kemewahan yang di dapat dari keberhasilan ekonomi ayah nya hanya tampak dari luar rumah mereka. Namun di dalam rumah nya sebaliknya, tak ada kemewahan, begitu sangat berantakan dan penuh ketegangan.

Cara Adira mengobati rasa sakit dan kesedihan yang dialaminya di rumah hanya ada dua. Pertama, ia pergi ke toko buku atau hanya sekedar berkeliling kota saat setelah ia pulang dari sekolah atau naik ke atas balkon rumahnya saat hujan tiba.

Di lantai paling atas ruko tempat Adira tinggal, ada balkon yang lumayan luas. Balkon itu dipenuhi berbagai macam pohon mangga, semuanya ditanam dengan telaten oleh ayah Adira dengan tangannya sendiri. Hobi itu sudah seperti pelarian bagi ayah Adira dari kesibukan usahanya dan dari penatnya mengurusi rumah.

Ketika hujan turun, bau harum dari tanah tanaman mangga dan daun mangga selalu berhasil menenangkan hati Adira. Adira juga bisa sepuasnya menangis di tengah hujan, karna kalau dia menangis di rumah, Boy hanya akan semakin menyiksa nya. Karna Boy sangat tak suka mendengar suara tangis.

Oh ya, cara Adira mengobati rasa sakit dan kesedihan juga bisa dengan ngobrol bersama sang ayah.

Tapi kesibukan sang ayah mengurusi usaha konveksi nya, membuat Adira sulit untuk berbincang-bincang lama.

Hari minggu, biasanya ayah nya ada dirumah.

Namun, saat itu juga semua nya sedang berkumpul. Adik-adik adira yang berjumlah tiga orang juga suka gabung dengan Adira juga sang ayah di ruang tamu. Karna mereka ramai, Adira kesulitan untuk bisa menemukan momen agar dia bisa bercerita tentang abang nya dengan sang ayah.

Saat malam hari juga biasanya mereka berdua, namun malam hari terasa tidak pas untuk menceritakan kesedihan.

"Nak, bangun, " ucap ayah Adira membangunkannya lembut.

"Ngg.. kenapa yah? Udah jam berapa?," kata Adira sambil mengucek matanya.

"Masih jam sepuluh malam, anak ayah cepat kali tidurnya. Kan belum cerita-cerita kita."

ucap ayah nya sambil mengelus kepala Adira dengan lembut.

"Oiya, Adira ketiduran, hehe.." jawab Adira tersenyum senang.

"Ayah lapar nih, mau beli nasi goreng, Adira mau apa?," tanya ayah nya pelan agar tak membangunkan adik-adiknya yang lain.

"Umm...Adira mau nasi Mandarin deh," jawab Adira.

"Oke, bentar ya, nanti ayah pulang langsung ke bawah ya, " ucap ayah Adira berbisik.

Adira hanya mengangguk. Dan saat ayah nya kembali dengan pesanan nya, mereka pun bercerita tentang banyak hal. Adira menceritakan tentang teman-temannya di sekolah, apa yang dia alami disekolah

atau hal lainnya yang tak terlalu serius.

Adira sebenarnya ingin sekali me? critakan tentang abang nya, tapi ia selalu menahan, menunggu momen yang tepat.

...

1
𝐌𝐚𝐮𝐫𝐚 menuju Hiatus.
Saya mampir Thor, tanda bacanya mudah dimengerti/Good/
S. Midnight
tor? kok? kaya mau tamat?
Zia Shavina
mual mual? asam lambung kalii /Facepalm/
(ehemmm/Shhh//Shy/)
ReogKhentir
Bagai mana hati tak terguncang dengan perlakuan pria itu padanya begitu banyak kejadian hari ini dari penculikan dirinya jadi wanita sang bos mafia hingga diperebutkan oleh kelompok mafia lain
ReogKhentir
Awalan kesah yang menarik....... baru tiba tak mengerti akan situasi serta kondisi kehidupan kota yang dituju hanya kondisi meriah saja yang dia tahu sungguh kasihan sekali Adira
S. Midnight
ooopp mual2/Chuckle/
Maz Tama
semangat ya Thor...lanjut
Maz Tama
alur cerita nya bagus
Selina Navy: /Awkward//Awkward/
total 1 replies
S. Midnight
dua bulan lagi apa sayang/Sob/
🌟~Emp🌾
mampir, tiga iklan meluncur 🥰
🌟~Emp🌾: sama-sama adik cantik /Angry/🥰❤️
Selina Navy: gomawooo/Hey//Hey/ sayang ka afriyeni bnyak2/Joyful/
total 2 replies
🌟~Emp🌾
kenapa kamu culik-culik? kan kasian /Scream//Scream//Scream/
🌟~Emp🌾
jahat sekali /Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
🌟~Emp🌾
wah, masih saudara nih, Minang /Angry/
🌟~Emp🌾: yoiiii /Facepalm//Facepalm//Chuckle//Chuckle//Chuckle/
Selina Navy: wahh urang awak juga/Hey/
total 2 replies
S. Midnight
Ricardonya kmn lg /Sob/
🥰Siti Hindun
apakah pria itu mengenal Adira?
🥰Siti Hindun
hai kak Selin, aku mampir😊
🥰Siti Hindun: insya Allah...
semangat juga kak Selin, buat nulis'y😊
Selina Navy: gomawo kak sitii/Whimper/
sampe tamat ya kak hehe /Hammer//Facepalm//Facepalm/
total 2 replies
Selina Navy
maaf ya semua, seperti nya NT lagi error. Otor udah up eps baru sejak siang tadi, tapi sampai sekarang belum up juga.
S. Midnight
nah loh?
Zia Shavina
OOMOOO
Widya Pramesti
Hallo kak Sel, aku baru mampir... sorry terllu sibuk/Whimper//Kiss/
Selina Navy: waaa gpp wid,, makasi yaa/Whimper/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!