Ayesha hidup bagai di neraka karena tinggal bersama mertua dan kakak ipar yang slalu semena mena terhadapnya.
Bukan hanya itu saja, kekesalan Ayesha pun memuncak saat Rama memilih akan menikah lagi dan di dukung oleh keluarganya .
"Jika bercerai dari Rama, siapa yang mau menikahi janda miskin sepertimu!" -Ratna (Ibu Mertua)-
"Aku akan berlaku adil, Yesha." -Rama-
Ayesha memilih bercerai dari Rama dan memulai kehidupan baru, tidak ia sangka takdir membawanya bertemu kembali dengan mantan kekasihnya semasa sekolah dulu.
"Menikahlah denganku, Ay." -Kevin King Wiguna-
"Aku seorang janda, tidak pantas untukmu." -Ayesha-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19
"Ahh Kev..." Ayesha terkejut saat melihat keberadaan Kevin yang sedari tadi menatapnya dengan tatapan sulit di artikan. "Kau membuatku kaget saja." Imbuhnya lagi.
"Kenapa kaget? Lupa kalau kita sekarang tinggal berdua disini?"
"Aku kira kamu keluar." Balasnya untuk menetralisir perasaan gugupnya.
"Kamu yang masak?" Tanya Kevin mengalihkan pembicaraan.
Ayesha mengangguk sambil menaruh air mineral di dalam gelas ke meja makan.
"Silahkan makan, aku tinggal dulu." Ucap Ayesha sambil melangkah pergi namun langkahnya terhenti karena Kevin menahannya.
"Kamu mau kemana?"
"Ke kamar lah, masa pulang? Syukur syukur kalau boleh pulang ke kontrakan." Jawab Ayesha.
"Ini jam makan malam, memang kamu tidak makan malam juga?"
"Mana ada pembantu yang makan satu meja bersama majikannya." Ucap Ayesha kemudian Ayesha terdiam, raut wajahnya berubah menjadi sendu saat mengingat kejadian dulu, dimana Ayesha melihat Rama dan menyapanya namun Rama berkata pada temannya jika Ayesha adalah orang yang bekerja di rumahnya atau secara tidak langsung, Ayesha adalah pembantunya.
Dada Ayesha kembali bergemuruh, rasa sedih terkalahkan oleh rasa amarah yang membuncah, tangannya terkepal namun sedetik kemudian Ayesha menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Tubuhnya bergetar menandakan ia menangis karena kelemahannya dan tidak bisa berbuat apapun.
Kevin yang melihat hal itu hanya bisa diam dan tidak bisa bicara apapun, namun tak lama dari itu kakinya melangkah mendekat ke arah Ayesha, di tariknya Ayesha ke dalam pelukannya.
"Aku benci diriku sendiri, aku benci diriku yang lemah, Kev."
Tangan Kevin mengusap kepala belakang Ayesha, mencoba menenangkan lewat pelukannya itu, Ayesha pun sesenggukan menangis di dada bidang Kevin yang tertutup oleh kaos tshirt berwarna putih.
Kevin tidak lagi berani bertanya apa yang terjadi pada kehidupan Ayesha selama tujuh tahun tidak bertemu ini meskipun Kevin sangat ingin mengetahuinya.
"Jangan menangis, Ay. Sedari dulu kamu selalu jelek jika menangis, hidungmu akan menjadi merah seperti badut." Ucap Kevin dan mendapat dorongan dari tangan Ayesha.
Kevin tersenyum karena Ayesha terlihat menyembunyikan senyumnya, senyum yang dulu selalu Kevin lihat meski dengan cara memperhatikannya secara diam diam.
"Ay...."
"Maafkan aku, Kev. Aku terbawa suasana." Ayesha beralih ke dapur untuk membasuh wajahnya di wastafel.
Kevin duduk di meja makan dan ketika Ayesha kembali, Kevin menyuruh nya duduk bersama di satu meja. "Temani aku makan, Ay." Kata Kevin dengan lembut.
"Tapi Kev, aku...."
"Setidaknya kita bisa menjadi teman, sepertimu dengan Kenzo dan Keysha, jadikanlah aku temanmu juga."
Ayesha hanya menunduk, bisakah ia menganggap mantan kekasihnya sebagai teman saja? Meskipun dulu kisah cinta mereka hanya cinta monyet saja.
"Duduk, Ay." Ajak Kevin dan Ayesha duduk di sebrang Kevin yang terhalang oleh meja makan.
Kevin mengalaskan nasi untuk Ayesha, dan mengambilkan lauk yang sudah Ayesha masak.
"Makanlah, tubuhmu kurus, tidak akan ada pria yang mau dengan wanita kurus, Ay." Kata Kevin seolah mengajak Ayesha bergurau.
"Memang tidak akan ada lagi pria yang akan mau denganku meski aku kembali menjadi angsa putih sekalipun, Kev." Jawab Ayesha dengan santai sambil memulai makannya.
Kevin hanya mencoba mencerna apa yang terjadi pada Ayesha, ia ingin menghubungi mata mata bayarannya untuk mencari tau soal Ayesha namun mata matanya itu slalu saja tidak bisa di hubungi. Siapa lagi ulahnya kalau bukan ulah Kenzo yang menutup akses soal Ayesha agar Kevin penasaran dan mencari tau sendiri info tentang Ayesha dari Ayesha langsung dengan cara pendekatan.
"Setelah lulus sekolah, kamu kuliah dimana?" Tanya Kenzo.
"Aku kuliah di Universitas XX, tapi hanya empat semester saja."
Kevin hanya mengangguk saja meski dirinya ingin bertanya mengapa kuliahnya bisa berhenti begitu saja di tahun ke dua. Kevin perlahan akan mencoba membuat Ayesha nyaman dengannya dan membuat Ayesha menceritakan semuanya pada Kevin nanti.
Selesai makan, Ayesha kembali membereskan meja makan dan mencuci piringnya, kemudian ia menyusul Kevin ke balkon karna Kevin tadi menyuruhnya untuk menyusulnya.
Ayesha membuatkan coklat hangat untuk Kevin, ia mengingat jika sewaktu sekolah, Kevin lebih menyukai coklat hangat dari pada Kopi seperti Kenzo. Terbukti kini jika di apartemennya, Kevin menyediakan minuman serbuk coklat itu untuk dirinya.
"Kev..." Ayesha memberikan mug berisikan coklat hangat pada Kevin.
Kevin tersenyum dan menerimanya. "Terimakasih, kamu masih tau kesukaanku."
Ayesha hanya tersenyum tipis dan kini berdiri di dekat pagar bersama Kevin di sampingnya. Mereka sama terdiam dan tenggelam dalam pikirannya masing masing. Ayesha meski dirinya sudah meninggalkan Rama, namun ia masih mengingat pria yang masih berstatus suaminya itu, itu jika Rama tidak menceraikannya ke pengadilan.
"Apa mereka sudah menikah?" Tanya Ayesha dalam hatinya dengan pandangan lurus kedepan. "Aku akan kembali dan mengahncurkan mereka, tapi bagaimana caranya?" Kata Ayesha dalam hatinya lagi.
"Ay..." Panggil Kevin dan Ayesha menoleh ke arah Kevin.
Ayesha menatap lekat wajah Kevin, "Haruskah aku memanfaatkan kekuasaan Kevin untuk membalaskan dendam dan sakit hatiku?"
**
Sementara itu di rumah Rama, untuk pertama kalinya Mira kembali ke rumah Ratna karna dirinya tidak tahan tinggal dengan mertuanya itu. Ratna tentu saja senang anaknya kembali tinggal bersamanya.
Namun berbeda dengan Rama, "Kenapa Mbak kembali lagi kesini?" Sentak Rama. "Masih punya muka ya kembali kesini lagi setelah apa yang Mbak lakukan pada Ayesha dan membuat ku kehilangan bayiku." Sentaknya lagi.
"Jangan berlebihan kamu, Ram." Bela Ratna pada Mira, "Mira ini kakakmu."
"Cukup dan jangan membela Mbak Mira, Bu." Kata Rama.
"Ibu akan membela Mira karena dia anak Ibu."
"Aku juga anak Ibu, tapi ibu selalu menjadikanku sebagai sapi perah saja, Bu."
"Diam, Ram!!" Sentak Ratna sambil bertolak pinggang. "Kamu ini anak laki laki dan kewajiban anak laki laki itu menghidupi Ibu."
Rama hanya menghela nafasnya saja, sudah terlalu bosan ia mendengar kata kata keramat sang ibunya ini.
"Jangan menyalahkan Mira karna Ayesha keguguran, karna Ibu yakin jika anak Ayesha bukan anakmu, dan ibu tidak sudi uangmu mengalir untuk Ayesha. Uangmu itu ya uang Ibu."
"Ibu!!" Rama kesal dengan Ratna, "Apa salah Ayesha pada Ibu?"
"Salah Ayesha apa Bu? Kenapa Ibu tidak menyukainya?"
"Salah dia karena dia mau dinikahi olehmu dan membuat uangmu sebagian untuknya."
"Lalu sekarang aku juga sudah menikah dengan Tiara Bu." Ucap Rama.
"Tiara berbeda, dia juga bekerja sama sepertimu, jadi tidak akan menguasai uangmu."
Rama menghela nafas, "Rama tidak habis pikir sama Ibu, dalam pikiran Ibu cuma uang uang dan uang saja. Kalau seperti ini tidak akan ada yang tahan menjadi istri Rama, Bu."
"Ya bagus, biar kamu hanya fokus ngurus Ibu saja." Jawabnya tanpa rasa bersalah.
Tiara mendengar semua itu, ia merasa geram.
pada Ibu mertuanya, Tiara akan menghasut Rama untuk meninggalkan rumah ini dan memberi pelajaran pada ibu mertuanya itu. Tiara enggan berbagi dengan ibu mertuanya itu, bagianya Rama dan segala penghasilannya adalah milik Tiara seorang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Like, Koment, hadiah dan Vote sangat berarti untuk menaikan semangatku dalam menulis bab selanjutnya 🙏