Dia adalah seorang agen intelejen yang di tugaskan di negara yang bertikai.
Di saat perang terkadang dia bertugas sebagai paramedis dan membantu yang terluka.
Hanya saja dalam misi terakhir dia di jebak dan terbunuh, tapi dia tidak ke akhirat.
Dia malah masuk ke dunia kuno, ke tubuh calon Jendral wanita yang di abaikan.
Dia di angkat menjadi jenderal wanita karena ayahnya mendiang Jendral, sehingga gelar harus di wariskan kepada keturunannya.
Tapi, sepupunya menginginkan jabatan itu, sehingga dia berusaha membunuhnya ketika perjalanan menuju ke perbatasan.
"Wanita yang lemah, dan tidak tahu apa-apa tidak cocok menjadi jendral!" Sepupunya menuntut kepada Kaisar.
Melihat jasa-jasa mendiang ayahnya, Kaisar menjadi serba salah.
"Biarkan dia menjadi pengawal pribadi pangeran ke tiga Yang Mulia." Permaisuri mengajukan permintaan.
Pangeran ke-tiga yang cacat, dia adalah panglima perang, hanya saja ketika perang di perbatasan dia mengalami musibah yang hampir merenggut nyawanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 13
Ketika dia terbangun di pagi hari, seorang pelayan sedang mengetuk pintu kamarnya.
Dia tidak memiliki pelayan pribadi di kediaman ayahnya sendiri. Karena semua yang mengatur adalah neneknya dan juga pamannya.
Dia seperti seorang yang menumpang. Dan pemilik rumah paman dan neneknya. Sedangkan yang sebenarnya, merekalah yang menumpang. Karena, kediaman ini peninggalan mendiang ayah dan ibunya. Tapi dia sama sekali tidak di beri hak untuk memilikinya.
Walaupun begitu, selama dia tidak memperdulikannya. Tapi, dengan tubuh baru ini... Dia ingin mengambilnya kembali.
'Ada bagusnya juga aku memiliki hubungan dengan salah satu pihak istana.' Pikirnya, karena dia berencana memperkarakannya di depan Kaisar suatu saat.
"Nona, Nyonya tua Gu memanggil anda." Ucap pelayan tua yang di utus untuk memanggil Yenrou.
Hanya ada beberapa pelayan yang menghormati Yenrou. Biasanya mereka yang sudah bekerja dari mendiang ayah ibunya masih ada.
Tetapi pelayan muda yang di masukkan bibinya atau nenek nya. Tidak satupun dari mereka menghormatinya.
Karena bibi dan sepupu nya yang mengajarkan kepada mereka bahwa Yenrou bukan dari salah satu yang harus mereka layani.
"Hmm, baik, saya akan ke sana sebentar lagi. Aku membersihkan diri dulu." Yenrou menjawab dengan dingin.
"Saya undur diri." Ucap wanita paruh baya itu.
Walau sebenarnya dia ingin berbicara panjang dengan Yenrou, tapi dia tidak berani, karena seorang pelayan kecil menemaninya. Itu adalah mata-mata nyonya tua.
Yenrou tidak membuat dirinya bergegas, dengan santai dia masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Begitu juga dengan berganti pakaian, dia tidak perduli walau neneknya menunggunya dengan gelisah.
"Salam nenek," Ucapnya ketika sudah berada di paviliun neneknya.
Sedangkan orang yang di sapa memasang raut wajah jengkel.
"Mengapa kau begitu lama?! " Suara nenek sangat mengesalkan di telinga Yenrou.
"Maaf nenek, saya harus membersihkan diri dahulu sebelum bertemu dengan anda." Ucapnya dengan mengepalkan tangannya.
'Mengapa neneknya ini sama sekali tidak bertanya bagaimana keadaannya. Bukankah dia tahu bahwa dia telah di rampok di perjalanan. Sedangkan hidup si pemilik asli telah lenyap.' Ada kesedihan yang dia rasa di dalam hatinya.
Jika dia si pemilik tubuh asli, pasti akan menangis atas perbuatan keluarganya ini. Tapi, dia bukan wanita manja. Rasa dingin di hatinya semakin membeku, bisa di katakan bahwa dia hampir mati rasa.
"Aku mendengar bahwa Kaisar tidak bisa mengangkat mu menjadi Jenderal berikutnya." Perkataan neneknya membuat dia semakin jengkel.
"Sesuai harapan nenek dan paman, kan?" Ucapnya acuh yang masih tetap bersujud di lantai di hadapan neneknya yang duduk di kursi kebangsawanannya.
Neneknya sama sekali tidak perduli bahwa dari tadi dia bersujud di depannya. Sampai kakinya merasa pegal.
"Apa maksudmu?!" Orang tua itu memukul meja di sebelahnya.
Dia merasa bahwa Yenrou menyinggungnya.
Memang selama ini hubungan mereka tidak begitu dekat. Seperti bukan seorang cucu dan nenek.
Yenrou pernah mendengar rumor bahwa neneknya membencinya karena dia seorang wanita.
Ayahnya adalah anak tertua di keluarga Gu, sehingga dia berharap ibunya akan melahirkan anak lelaki. Tetapi ketika yang lahir seorang perempuan, neneknya sangat membencinya.
Ketika istri pamannya melahirkan seorang anak laki-laki. Neneknya langsung membuat pesta yang meriah.
Sehingga sedari kecil Gu Xian selalu di manjakan. Apapun keinginannya harus di turutin, jika tidak maka kediaman Gu akan menjadi kacau.
Akibat sifatnya yang egois, Yenrou akan selalu menjadi incarannya. Dan Nenek serta pamannya hanya menutup mata akan hal itu.
Yenrou yang saat ini, merasa hal ini sungguh menjijikkan. Dia bertekad di dalam hatinya agar menjauh dari keluarga biadab ini.