Keisha Anastasia Raharjo, dia tidak pernah mengira bahwa di tempat kerjanya yang baru harus terlibat dengan bocah kecil berusia 5 tahun dan ayahnya.
" Hi Mommy! Mommy tantik, jadi mommy Ale ja ya? talau jadi mommy Ale, Mommy nda halus dimalahin Daddy."
" Maaf sayang, Kakak nggak bisa jadi mommy nya Ale."
Bukan hanya sekali itu saja Aleika meminta Keisha untuk jadi ibunya. Bahkan Ale secara terang-terangan meminta kepada sang daddy untuk menjadikan Keisha ibunya.
Entah bagaimana Keisha bisa membuat hati Ale terpaut begitu.
" Kamu sengaja ya deketin anakku biar bisa menarik perhatianku," ucap daddy nya Ale.
" T-tidak Pak, saya tidak pernah punya tujuan demikian."
Keisha yang mencari kerja ditempat lain untuk bisa lepas dari hal-hal demikian, kali ini malah dia terlibat sesuatu yang lebih mengejutkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hi Mom! 28
" Kenapa bengong, kamu mau pulang kan? Jadi ayo aku anter."
" Anu Pak Gael, itu tidak perlu. Sa-saya bawa mobil. Jadi saya tidak perlu diantar. Permisi. Dah Ale."
Drap drap drap
Jantung Keisha seperti orang yang baru saja melakukan lari marathon berkilo-kilo meter. Degup nya begitu keras hingga sampai di mobil pun Keisha masih bisa merasakannya.
" Haah gila, bisa gila aku kalau beneran dia nganterin aku pulang."
" Mbak Keisha."
" Astaga Ya Tuhan, haaah Mas Aloy. Buseet deh Mas, bikin saya kaget aja."
Aloy yang tidak paham mengapa Keisha sangat terkejut hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia menghampiri Keisha sungguh bukannya untuk mengagetkan gadis itu.
" Maaf Mbak, saya nggak maksud ngagetin Mbak. Saya cuma diminta buat nganter Mbak Keisha aja."
Keisha tidak mengerti, padahal dia sudah mengatakan bahwa dia mengendarai mobil. Jadi mengapa harus diantar?
" Nggak perlu Mas, saya bisa pulang sendiri kok."
" Anu, ini yang minta adalah Non Ale. Saya akan menyetir, nanti pulang kesini nya saya pesen ojek online. Jadi gitu aja Mbak. Saya nggak bisa nolak permintaan Non Ale."
" Aah begitu, ya udah kalau gitu."
Tidak, itu tidak benar. Bukan Ale yang meminta Aloy mengawal Keisha tapi Gael. Ya Gael lah yang memerintahkan Aloy dan mengatasnamakan Ale jika Keisha menolak. Pasalnya gadis itu tadi langsung lari begitu saja meninggalkan Gael yang masih ingin berbicara.
Sesuai dengan dugaan, Keisha sama sekali tidak bisa menolak jika itu permintaan Ale. Hal itu dilaporkan juga oleh Aloy kepada Gael.
Gael semakin bertanya-tanya, kenapa bonding antara Keisha dan Ale begitu dekat dan bahkan tiap hari menjadi sangat dekat.
" Apa sebenernya yang dipikirkan gadis ingusan itu ke Ale. Terus apa yang dia lakukan juga sampe Ale segitunya sama dia. Jangan-jangan dia sama lagi kayak wanita kebanyakan yang gunain Ale buat deketin aku. Tapi, dia kayak yang takut banget sama aku. Haish, nggak tau lah. Malah mumet."
Gael menjadi bingung sendiri. Bagaimanapun dia tetap merasa aneh dengan kedekatan putrinya dan Keisha. Terlebih Ale benar-benar menjadi seperti penurut terhadap Keisha.
Bukan salah Gael juga jika ia curiga kepada Keisha. Itu sungguh merupakan hal yang sangat wajar.
Selama ini Gael selalu diincar dan Ale digunakan sebagai alat. Maka dari itu Gael tetap tidak langsung percaya begitu saja pada Keisha.
Dan, puncaknya adalah hari ini. Hari selanjutnya Ale tidak ikut ke perusahaan karena ingin dibawa Ryder dan Ayesha bermain. Jadi Gael punya kesempatan untuk menanyai Keisha. Ya, sudah sejak semalam dia memikirkan hal tersebut.
Tok tok tok
" Pak Gael memanggil saya?"
" Hmm masuk, duduk!"
Dada Keisha bergemuruh saat dia menerima telpon dari Gael di ruangannya dan diminta untuk datang menemui bosnya itu. Ia tengah berpikir, kira-kira mengapa dia dipanggil? Apakah dirinya salah delam mengerjakan pekerjaan? Atau pekerjaannya kurang rapi, atau ada hal lain lagi?
Keisha hanya bisa menduga-duga. Terlebih sudah 10 menit dia duduk, bosnya itu belum juga mengucapkan satu patah kata pun.
" Kamu punya tujuan apa dengan ngedeketin Ale?"
" Ya?"
" Kamu sengaja deketin Ale biar bisa menarik perhatianku ya?"
Doeeeeng
Wajah Keisha seketika langsung cengo. Dia seolah dituduh melakukan apa yang sama sekali tidak dilakukan. Tapi memang kenyataannya begitu, dia tidak pernah melakukan apa yang Gael tuduhkan itu.
" Ti-tidak Pak, saya sama sekali tidak punya maksud demikian. Waah Pak, Pak Gael sungguh salam paham dengan saya."
Meskipun sedikit takut tapi Keisha harus berani menyangkal apa yang Gael tuduhkan. Dia sungguh-sungguh tidak pernah punya pemikiran akan hal itu.
Namun tatapan mata Gael seolah tidak percaya dengan apa yang dikatakan Keisha. Tidak mungkin ada wanita yang benar-benar hanya memandang Ale tanpa sekalipun memandangnya.
" Pak Gael saya serius dengan ucapan saya Pak. Saya tidak ada maksud sedikit pun dengan Bapak. Saya yang bukan siapa-siapa ini mana berani. Saya beneran tulus suka sama Ale, saya senang kalau melihat Ale senang juga."
Geel mengusap wajahnya kasar. Melihat cara Keisha menatap dan bicara, ia bisa merasakan bahwa ucapan gadis ingusan yang ada di depannya itu benar-benar tulus dari hati.
Selalu ada pamrih di setiap wanita yang mendekatinya membuat Gael merasa sangat berhati-hati terhadap siapapun yang dekat dengan Ale. Termasuk Keisha.
" Haah ya sudah kalau begitu. Kamu balik kerja lagi. Aah iya, aku minta tolong. Tolong mintakan ke OB kopi hitam tanpa gula ya?"
" Baik Pak."
Kepala Gael tiba-tiba berdenyut. Kedatangan Ayu dan prasangkanya terhadap Keisha seolah menjadi tumpang tindih di dalam pikirannya.
Ayu yang penuh pamrih dan intrik bahkan itu dilakukan terhadap anak kandungnya sendiri. Dan Keisha gadis ingusan yang tulus kepada Ale yang mana mereka sama sekali tidak punya hubungan sama sekali.
" Haah mumet aku." Kalimat itu lagi yang meluncur dari mulut Gael.
" Pak, ini kopinya."
" Lho kok kamu?"
Bukan OB yang muncul di ruangannya melainkan Keisha. Gael sedikit terkejut melihat gadis itu kembali dengan membawa secangkir kopi.
" Dari pada saya nyari OB kelamaan, saya buat saja apa yang Pak Gael butuhkan. Coba diminum Pak, kalau tidak sesuai dengan selera Anda baru saya akan mencari OB untuk membuatkan lagi."
Srupuuut
Glek
Mata Gael berbinar, setelah meminum satu teguk kopi yang dibuatkan oleh Keisha dia lalu melihat ke arah gadis itu.
" Gimana Pak? Tidak enak ya?"
" Enak kok, serius. Makasih ya."
Bukan bohong atau hanya sekedar memuji tapi memang benar kopi buatan Keisha sesuai dengan lidah Gael. Itu berarti pas dengan seleranya.
Keisha tersenyum, pada dasarnya memang dia adalah gadis yang baik. Jadi jika memang sekiranya ada pekerjaan yang bisa ia bantu lakukan dan tidak mengganggu pekerjaannya sendiri, maka Keisha dengan senang hati melakukannya, seperti halnya saat ini.
Tapi hal tersebut menjadikan orang di tempat kerjanya yang dulu salah paham. Dia malah dianggap cari muka.
Braaak
" Gael, ini aku. Aku ingin bicara lagi dengan kamu."
Tiba-tiba ada seseorang yang masuk ke dalam ruangan Gael tanpa memberi tahu atau izin lebih dulu.
Dibelakang orang itu ada Melani yang terlihat terengah-engah. Gael yakin Melani sudah berusaha untuk menghalangi namun pasti dia gagal. Nyatanya wanita tersebut sudah ada di sana.
" Kalau begitu saya kembali ke tempat saya Pak.
Sreeet
" Sayang tunggu, kamu di sini saja. Kepala ku pusing, kopi buatan kamu nggak cukup buat meredakan rasa pusing ku."
Eh?
Hah?
Apa?
Jegleeeeer
TBC
Lanjut thor up-nya 😘😘😘💪🏻💪🏻💪🏻
Kalau pengin gak penasaran ya temuin saja besok sama2....
Paling Gael minta bayarannya adalah Ayu dan Bram menjauh sejauh-jauhnya dari hidup Ale-Gael. Dan tidak boleh kembali lagi ke tanah air apapun yang terjadi. Entah itu nanti mendulang kesuksesan atau kegagalan.
Setelah Gael memberi sokongan pada Ayu untuk terakhir kalinya. Jadi besok2 tak ada lagi ya......
dan untukmu ayu.... kamu bner2 gak tau malu 😏😏
dan apa yg dibicarakan Gael dgn Keisha?apa Gael ngajak nikah Keisha demi Ale atau apa ya???