NovelToon NovelToon
IDIOT BUT LUCKY

IDIOT BUT LUCKY

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Hamil di luar nikah / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Mata Batin / Kumpulan Cerita Horror
Popularitas:14.6k
Nilai: 5
Nama Author: diahps94

Tiga sejoli menghabiskan usia bersama, berguru mencari kekebalan tubuh, menjelajahi kuburan kala petang demi tercapainya angan. Sial datang pada malam ketujuh, malam puncak pencarian kesakitan. Diperdengarkan segala bentuk suara makhluk tak kasat mata, mereka tak gentar. Seonggok bayi merah berlumuran darah membuat lutut gemetar nyaris pingsan. Bayi yang merubah alur hidup ketiganya.

Mari ikuti kisah mereka 👻👻

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon diahps94, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13. Bayi Ziarah

"Kapan aku terakhir mengunjungi makam ibu ku?" Djiwa bertanya sendu.

"Kalau bowan tak salah ingat sebelum ada tragedi kau di kejar orang asing di makam, saat usia tiga tahun." Jelas Yanto.

"Hai, ibu hari ini aku datang kembali." Tutur Djiwa di peristirahatan terindah Zalina.

Kala itu usai kuntilanak pundung, hidup terasa penuh teror. Saat mandi dia berulah dengan membuat lampu kamar mandi seperti di tempat disko, hidup dan mati hanya tak ada kelap-kelip saja. Setiap tidur di hantui perlahan tapi mengejutkan, belum lagi saat hendak menonton hal yang menyenangkan, layar ponsel mandeg berubah dengan tawa kuntilanak. Tak bisa mengelak dari itu semua, ketiganya membawa Djiwa ke makan Zalina. Dasarnya wanita, meski sudah jadi hantu jika keinginan tak di turuti perkara muncul sehari-hari.

Makam bukan tempat rekreasi atau menenangkan diri meski kondisinya sunyi. Di hujat orang lewat, karena menjumpai bayi di bawa ke kuburan. Kabar santar diperdengarkan para tetangga, tak ada hal baik semua berisi cacian. Tak pandai membawa diri, mengasuh bawi tanpa pengawasan orang dewasa salah kaprah. Semua cemooh warga redam begitu saja, karena lagi-lagi keluarga Jarwo, Tanto, dan Jajang menyelesaikan dengan ide cemerlang namun gila sepanjang sejarah.

Tanah hibah di kuburan itu milik keluarga besar Ujang, jadilah separuh tanah di sampingnya yang awalnya hanya terdiri dari kebun melon dan lapangan sepak bola di bangun kolam renang dan taman bermain. kolam renang sederhana, mengandalkan air alam yang mengalir deras di pedesaan. Siapa sangka justru mendatangkan rezeki berlimpah. Orang kota datang karena keasrian dan nuansa wisata itu. Padahal kalau di pikir-pikir, dekat dengan kuburan. Meski begitu mendatangkan rezeki untuk warga desa, dan tak lagi menggosipkan keanehan rombongan Ujang membawa bayi ke kuburan.

"Mau ke makam apa mampir perosotan dulu?" Ujang menawarkan permainan pada dua sahabatnya.

"Ck, ke kuburan aja lah cok, lagian bayi ngapain di ajak perosotan sih, nanti jatoh bundas pula anakku." Yanto geromet tak terima.

"Kenapa logat mu jadi kaya Dayat, ngomong-ngomong si Djiwa tuh udah bukan bayi lagi Yanto ganteng, dia udah tiga tahun." Sanggah Ujang.

"Mau tiga tahun, mau tiga puluh tahun, mau tiga ratus tahun dia tetap bayiku, cerewet." Sewot Yanto.

"Woyylah Cok, mana ada orang sampe umur 300 tahun, ngaco aja, marah boleh begoo mah jangan Cok." Dayat cengengesan.

"Idih apa dah si Dayat, kamu teh nggk di ajak!" Ujang menirukan gaya banci bicara.

"Neng Ujang, ajak akang atuh neng, bawahahhaha." Dayat terbahak.

Pletak

Pletak

Pletak

"Mbah, ngapa maen jitak." Protes Yanto yang di jitak paling santar.

"Tau tuh, Mbah kuncen iseng banget." Celoteh Ujang.

"Ini tempat orang beristirahat sampe nggak ingat dunia lagi, ngapain kalian ribut mulu setiap kemari sih, Mbah kan jadi seneng." Ucap kuncen Supri.

"Ya kalau senang kan nggak harus jitak Mbah." Dumal Dayat.

"Loh, luapan cinta dari Mbah itu." Supri mendekati Djiwa.

"Cah ganteng, mau apa ke makam, tengah bolong, nggak bobo siang?" Supri bertanya sembari memainkan jemari Djiwa yang imut.

"Iwa, mau mam." Djiwa dalam gendongan Yanto bertutur kata.

"Loh kalau mau mam ya nggk di sini, disini cuma ada tanah sama kembang, emang Djiwa mau kembang Kamboja?" Supri mencolek pipi Djiwa.

"Mam nyenyen di sana." Ujar Djiwa menunjuk ke arah kuburan.

"Ekhmm, agak ngeri ya nih Djiwa ngomongnya, kalau mau ziarah, yaudah sana jangan sampe kesorean ngeri bener dah." Supri geleng kepala.

Batu nisan Zalina Rumi yang usang namun masih terbaca. Sisi kuburannya tak pernah kotor sedikitpun. Di tanami rumput hias oleh keluarga Yanto, agar tumbuhan itu berdzikir memohon ampun dari pemilik jasad terkubur. Tak ada yang dilakukan, hanya duduk dan berbincang saja. Djiwa kala itu sangat senang merebahkan separuh tubuhnya sembari tengkurap di makan sang ibu. Seolah tahu, kalau di balik kuburan ini bersemayam sosok separuh jiwanya.

"Djiwa suka disini?" Yanto bertanya lembut, putranya berlarian mengelilingi makam.

Si kecil Djiwa berhenti sejenak. "Cuka banget."

"Kenapa suka disini daripada maen di perosotan saja?" Dayat penasaran.

Djiwa mengalihkan pandangan ke Dayat. "Ceru banget dicini."

Djiwa yang cedal tak bisa huruf s itu bersenandung dan berlarian. Ketiga pemuda hanya duduk menonton saja. Putra mereka aman disini, dan bisa bertingkah heboh dengan kegembiraan melimpah padahal hanya bermain seorang diri. Seperti siang ini, Djiwa bersandar di nisan Zalina, berceloteh bahasa bayi, dan dengan mudah di pahami kalau dia menghibur sang ibu.

"Hah, ngantuk cok." Celetuk Dayat.

"Ari si Dayat, ini teh di kuburan guoblok, malah betah sampe pengen tidur, sekalinya tidur nggk bisa bangun lagi baru nyaho kamu." Sembur Ujang.

"Orang ngantuk nggak berarti tidur loh Ujang, cuma mengutarakan kondisi tubuh sekarang, heeehhh." Kesal Dayat.

"Ya kalau orang ngantuk nggk tidur ngapain, berenang Tah?" Sewot Ujang.

"Nonton b*kep." Timpal Dayat kesal, temannya selalu cari kesempatan adu mulut tak ingat tempat.

"Beuh, udah-udah ntar pulang dari sini pundung, udah nggak usah ngoceh aja." Yanto menengahi.

Baik Dayat maupun Ujang mendengus. Lantas keduanya sama-sama merogoh ponsel di celana dan menyibukkan diri dengan itu. Dayat yang bermain game, Ujang yang nonton YouTube, dan Yanto sedang berbalas pesan dengan bidan desa. Fokus mereka teralihkan, tak lagi mengawasi putranya. Saling mengandalkan mata yang lain, hingga mata sendiri teledor. Djiwa menelusuri areal pemakaman seorang diri.

Djiwa diikuti sedari lama oleh orang-orang itu, seorang lelaki berbadan kekar bukan warga setempat. Pria itu mengejar Djiwa, yang mengikuti terbangnya seekor kupu-kupu. Mengendap pasti, hingga langkahnya terhenti saat kupu-kupu justru hinggap di sepatunya. Djiwa yang senang melihat kupu-kupu kelelahan terbang duduk di dekat sepatu orang dewasa itu. Jari telunjuk nya siap menyentuh kupu-kupu tersebut.

"Djiwa ngapain sampe sini!" Sentak Dayat, mendapati putranya jauh dari keberadaan makan Zalina justru berada dekat dengan lelaki botak berwajah sangar.

"Hikss.....huhu.... Botu nakal....huwaaa..." Djiwa menangis karena kaget dengan suara Dayat yang lantang.

Lelaki seram itu mengambil langkah mundur, lantas hilang di kerumunan mobil parkir. Dayat di hampiri oleh Yanto dan Ujang yang ikut kaget dengan teriakan Dayat.

"Astaghfirullah, ada apa Yat?" Yanto melihat Djiwa nangis kejer.

"Cup-cup sayangnya Boti, diem dulu ya, kaget ya Botu teriak?" Ujang mengelus pundak Djiwa yang menangis sampai sesenggukan.

"Hikss, Botu nakal." Adu Djiwa pada Ujang.

"Yaudah sini di gendong sama Bowan ya?" Ajak Yanto.

"No no, mau sama Botu aja." Djiwa merangkul leher Dayat.

"Aya naon, teriak kenceng banget?" Kuncen sampai mendengar.

"Mbah, apa mbah kenal orang botak, kaya Deddy Corbuzier, badannya banyak tato?" Dayat menjelaskan rupa orang yang dia lihat.

"Oh itu....eh bukannya itu temen kalian ya?" Supri balik bertanya.

"Nggak lah mbah, sejak kapan kita punya temen baru terus di bawa ziarah kubur, kok Mbah bisa nyangkanya itu teman kita sih?" Curiga Ujang.

"Wong kalau kalian ada disini orang itu ikut disini, pernah dia sampe duduk didepan makam yang sering kalian kunjungi, pas ditanya mendelik, kirain Mbah bisu yaudah Mbah tinggalin." Beber Supri.

"Ya kenapa baru cerita atuh Mbah." Ujang tak habis pikir.

"Ya faktor u lah Jang, lupa Mbah mah. Yang jelas dia selalu merhatiin gerak-gerik kalian bertiga kalau lagi ziarah." Ujar Supri.

"Ah satu lagi, kadang dia datang lebih awal daripada kalian nunggu di dalem mobil, terus neropong ke arah kalian, udah kaya mata-mata." Imbuh Supri.

"Sindikat penjual organ ilegal apa ya, aduh serem amat, hayukk pulang aja." Ujang merinding dengan praduga pribadi.

"Hush ngawur aja kalau ngucap, lagian kalau orang mau nyulik mending nyulik kamu aja." Peringat Yanto, meski sendirinya juga ketar-ketir.

Dayat mengedarkan pandang, mencoba peruntungannya menangkap basah gelagat mencurigakan sekitar pemakaman. Meski diteliti, jejak orang botak hilang begitu saja. Dayat tak berasumsi besar, namun demi keamanan Djiwa, memutuskan untuk pulang lebih dulu. Menyempatkan diri pamit di depan pusara Zalina.

"Tak aman Djiwa disini, entah siapa yang mengintai ku harap itu bukan orang masa lalu mu. Kita berusaha melindungi putra mu, jangan salah paham kalau kita tak berkunjung ke depannya, dan jangan terlalu terlibat, tenanglah kau disana."

Bersambung

1
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
aduhhhh djiwaaaaaa tolonginnnn
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
yaa alloh,,, knp jd kerasukan lagiiii...
mkny pakkkk dekatkan diri sama yg maha kuasa....
jd kasiannn sm C musdal🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
djiwa dipercaya 👍👍👍👍
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
gelang ny sayang ma djiwa
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
ya salammmm galauuuuu😂😂😂
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
ngareppp yaaa🤭🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
😱😱😱
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
waduh 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Memang kesurupan 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Setuju 🤫
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
klo tinggal di desa,,, bareng2...
koplak nyaa nularrr nnti😂😂😂
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
wajarrrrr
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
😂😂😂😂😂
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
diaa inget Zalina🤧
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
😂😂😂😂
lbh kyakkk yaaa,,,
bpk nyaa djiwa sultannn
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Itu ujian untukmu Djiwa, semoga kamu bisa menjaga amanah kiai 😁
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Ternyata Djiwa msh keturunan kiai 👍😍
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Alhamdulillah ternyata gelangnya bisa melindungi Djiwa lg 😉
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Wow apa gelangnya hidup lg 😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!