Misi balas dendam seorang Duda arogan plus gila, pada seorang gadis yang ada sangkut pautnya dengan target balas dendam nya.
Duda itu mengira dia sudah paling gila, namun ternyata gadis yang dinikahinya secara paksa lebih gila darinya.
"Aku sudah tahu kau lah yang sebenarnya menjebak ku tidur dengan mu! Lihat dan rasakan nanti, akibat kau berani menjebak seorang Denada...!" ancam gadis itu dengan wajah pongah, dia tidak terima menikah paksa dengan duda beranak dua, bahkan usia mereka terpaut jauh 15 tahun.
"Hei bocah! Kau kira aku takut dengan ancaman mu?! Aku...?! Seorang pebisnis yang bahkan tak kenal ampun pada pesaing-pesaing nya! Jangan mimpi kau bisa membalas perbuatan ku! Sekarang, aku adalah suamimu! Kau harus patuh padaku! Akan ku pastikan pernikahan kita adalah neraka bagimu...!" Arjuna seorang duda berusia 34 tahun menyeringai licik.
Karakter keduanya sama-sama kuat dan keras, siapakah yang berhasil menaklukan pasangan nya lebih dulu dalam jeratan cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Kena Kau!
Sekeluarnya dari perusahaan Arjuna, Dena menelepon Jeselyn untuk bicara dengan teman nya itu. Jeselyn memang tipe gadis blak-blakan, gadis itu sebenarnya orang baik bahkan memang berteman dengan Dena meski tidak seakrab Dena dan Gea. Mungkin ketika tadi Jeselyn mengu_mpat Dena, itu karena gadis itu kecewa dengan pernikahan Arjuna dan Denada.
"Halo, Jes. Gue mau bicara tentang masalah pernikahan gue..."
"Nggak ada hal yang butuh penjelasan dari lo lagi, Dena! Gue kecewa sama lo... padahal selama ini gue baik ajak lo berteman meksi lo anak miskin seperti kata orang! Gue muak sama lo! Gue tutup...!" Terdengar suara marah Jeselyn dalam sambungan telepon.
"Jes! Jangan di tutup dulu! Gue tunggu Lo di cafe dengan kampus! Bawa juga bukti yang lo punya tentang malam itu!"
"Heh! Lo pikir gue bakal nurut sama luh...! Gue nggak bakal percaya apapun pembelaan dari lo! Cewek munafik...!"
"Jesss! Coba lo pikirin lagi tentang gue dan Om Juna! Jelas-jelas lo bilang sama gue kalo si Om sengaja merencanakan tidur sama gue! Bahkan demi tidur sama gue... Om Juna ngasih obat peraangssang sama gue di pesta ulang tahun lo! Coba pikirin lagi omongan lo sendiri... disini gue yang dijebak bukan gue yang menjebak sesuai tuduhan lo kalo hati gue tuh licik karena mengincar Om Juna sejak lama! Gue tekankan sekali lagi! Gue yang dijebak....!!"
Tak ada sahutan lagi dari Jeselyn dalam sambungan telepon, sepertinya gadis itu memikirkan penjelasan Dena padanya.
"Tunggu gue! Gue lagi di mall ini! Atau lo aja yang dateng kesini temuin gue! Gue ada di mall MacPherson...!"
Dena menghela nafas lega, setidaknya Jeselyn mau bertemu dan mendengarkan penjelasan darinya. "Oke, gue cusss otewe...!"
Sambungan panggilan mati... Denada tidak berjalan ke arah mobilnya namun dia mengalah ke arah lain.
.
.
Di rumah, Arjuna menunggu kedatangan istrinya. Waktu sudah sangat malam, menunjukkan pukul 10 malam. Ada kegelisahan yang Juna rasakan, namun dia gengsi untuk menelepon Dena lebih dulu.
"Bos, sudah sangat larut. Kenapa kita tidak mencari keberadaan Nyonya?" tanya anak buahnya.
“Kenapa harus cemas, dia sabuk hitam taekwondo. Kau dan yang lainnya saja kalah olehnya, jika dia diculik... bukankah yang rugi penculik itu karena pasti babak belur dihajar Nyonya-mu itu!“ Arjuna mendengus, sebenarnya mulut dan hatinya sangat bertentangan.
Dasar bocah sok kuat! Dia sendiri yang menolak pengawal, padahal pesaing bisnis ku banyak! Kenapa dia harus sombong menolak keinginan ku memberikan nya penjaga.
“Bahkan Bimo nggak tau Nyonya pergi kemana setelah masuk ke dalam perusahaan, dari Cctv Nyonya Dena masuk ke dalam taxi. Tapi Bos sendiri yang tidak ingin saya melacak Nyonya dan mencari tahu kemana Nyonya pergi." Ujar si anak buah menyebut supir Dena si Bimo.
"Lemon! bisa diam nggak kamu! Saya lagi menahan kesabaran ini!" bentak Arjuna.
Juna bukannya tidak mau melacak istrinya tapi dia ingin mengetes sejauh mana Dena membuktikan ancaman istrinya tadi siang padanya.
Bahkan banyak sekali transaksi dari black card pemberian Arjuna pada Dena, gadis itu sepertinya benar-benar tidak takut meninggalkan jejak yang tentunya bagi Juna sangat mudah untuk melacak keberadaan Dena.
Kalian tahu berapa nominal transaksi melalui kartu hitam yang dibelanjakan Dena? Tidak tanggung-tanggung, 5 miliar!
Wow!
"Nama saya Leman bukan Lemon, Bos."
Sempat-sempatnya anak buahnya meralat kata-kata Juna tentang namanya yang salah disebut.
"Kau cari mati!!!"
"Maaf, Bos. Saya kerja sama Bos cari cuan, kalo cari mati... ngapain saya kerja. Sekali lagi maaf Bos, nih bibir emang suka asbun... kalo begitu saya tunggu Nyonya diluar..." si Leman melangkah pergi kabur keluar dari ruang kerja Arjuna dengan wajah cengengesan.
"Dasar anak buah nggak ada akhlak!" Juna mendengus kesal.
Tak
Tak
Tak
Perempuan yang sedang dibicarakan ternyata baru saja pulang, di tangan-tangan para pelayan banyak paper bag berukuran besar tentu saja belanjaan Dena yang dibeli hari itu.
"Darimana kamu? Apa pantas seorang istri pulang hampir tengah malam tanpa ijin pada suami dan memberi kabar?!" Arjuna berdiri dengan kedua tangan dilipat di depan dada, pria itu menampakkan wajah murka.
Dena hanya mengibaskan sebelah tangan, "Jangan terlalu mendalami peran mu menjadi suamiku! Pernikahan ini sebenarnya adalah jebakan mu yang kedua, bukan? Kau memaksa ku untuk menerima tawaran pernikahan ini, selain karena tangung jawab.... apa ada sesuatu yang kau rencanakan lagi padaku, suamiku?" Nada sindiran dalam suara Dena membuat Juna mengepalkan tangan, karena sindiran istrinya itu memang benar adanya. Dia merencanakan sesuatu, namun entah kenapa dia sudah tidak bersemangat lagi dengan niatnya.
"Sikapmu hari ini akan ku biarkan, Dena! Tapi, tidak ada lain kali! Kau dilarang pergi kemana pun selain pergi kuliah...! Paham?!"
Gadis 19 tahun itu hanya tersenyum sinis, tanpa menjawab apapun dia melengos pergi dari hadapan suaminya dan masuk ke kamarnya nya sendiri. Enak saja mau mengekang ku! Oh no!
Apa ada yang bisa menebak darimana Dena dan kemana gadis itu pergi setelah pertemuan dengan Jeselyn?
Di kamarnya, Dena mengeluarkan semua barang-barang belanjaan nya.
Ting!
Ada notifikasi chat di WA-nya dari Gea.
[Jangan lupa peragakan yang lo tonton tadi di rumah gue, pake juga baju kurang bahan transparan itu buat goda itu si Om! Lo masih inget kan ide gue... buat lo menuntut balas sama tuh bocah tua?]
Denada mengetik balasan. [Oke, SUHU!]
Gadis itu mematikan ponsel, dia seharian pergi bersama Gea berbelanja barang-barang yang dia perlukan untuk membalas dendam pada suaminya.
"Kau bermain-main dengan orang gila, Om! Lihat saja, sampai mana kamu bisa menahan semua balasan dariku!"
Denada pun mengambil satu baju dinas para istri, untuk menggoda suaminya namun dia akan jadikan hal itu sebuah penyiksaan.
Satu jam kemudian, Arjuna menuju kamar Dena untuk mengecek gadis itu. Ternyata pintu tidak dikunci, dia pun membukanya dan masuk.
Posisi Dena nampak tidur menyamping, gadis itu sengaja membiarkan tubuhnya tanpa selimut.
Pemandangan menggiurkan di atas ranjang, mampu membuat gairah Arjuna melonjak sampai bertegangan tinggi. Pose menggoda Dena ditambah tubuh gadis itu yang hanya memakai bahan transparan tipis yang tidak bisa menyembunyikan lekuk-lekuk tubuh indah istrinya, seketika membuat Juna tidak bisa menahan nafsuuunyaa.
Tangan besar lelaki itu sudah terulur ke arah betis mulus yang terbuka, ujung jarinya hampir sampai.
Namun... Grep!!
Tangan lincah Denada mencekal tangan Juna, kena kau!!!
happy ending buat semua nyaa